visitaaponce.com

Beri Izin Tambang untuk Ormas, Presiden Dinilai Terlalu Akomodatif

Beri Izin Tambang untuk Ormas, Presiden Dinilai Terlalu Akomodatif
Presiden dinilai terlalu akomodatif karena berikan izin tambang ilegal(MI/Yovanda Izabella)

PENGAMAT energi dari Alpha Research dan Datacenter Ferdy Hasiman menilai Presiden Joko Widodo terlalu akomodatif dengan memberi izin tambang bagi organisasi keagamaan. Kebijakan itu disebutnya sarat akan kepentingan politik sesaat tanpa memperhitungkan dampak destruktif di masa depan.

"Tambang ini kan dampak destruktifnya sangat besar, lalu pemerintah ingin ormas yang kelola ini terlalu akomodatif. Ini benar-benar hanya untuk kepentingan Jokowi bukan kepentingan masyarakat, bukan kepentingan negara," ujarnya kepada Media Indonesia, Selasa (11/6).

Memasuki masa-masa akhir kepemimpinannya, kata Ferdy, Jokowi terlihat ingin mendapat dukungan dari organisasi keagamaan. Soft landing yang diharapkan itu justru berbalik dengan banyaknya kritikan bahkan penolakan dari organisasi keagamaan sendiri.

Baca juga : Amien Rais: Izin Tambang Ormas Keagamaan Sebuah Jebakan

"Kan banyak ormas yang tolak itu karena memang mereka tidak ahli di bidang itu. Selain itu ormas kan urusannya pada umat ya, kalau sampai kelola tambang yang berdampak pada lingkungan masyarakat di sekitar lokasi itu lebih buruk lagi," kata dia.

Sementara itu, Koordinator Jaringan Advokasi Tambang (JATAM), Melky Nahar juga menyebut kebijakan pemerintah sarat akan kepentingan.

"Muatan kepentingannya jelas sekali. Dalih bahwa ini untuk kesejahteraan, jelas omong kosong. Tambang itu daya destruktifnya melampau masa tambangnya itu sendiri," ucapnya.

Lalu, PP 25/24 itu juga menunjukkan ketergantungan Indonesia terhadap batubara yang target produlsi terus meningkat dari tahun ke tahun. Persisi di situlah corak kebijakan Jokowi selama 10 tahun berkuasa.

"PBNU, dengan pilihannya hari ini, bisa berdampak pada kehilangan legitimasi moral. Ia tak lagi bisa mengkritik sebab telah menjadi bagian dari pelaku," tandasnya. (Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat