Kesempatan Perkuat Toleransi Antarumat
![Kesempatan Perkuat Toleransi Antarumat](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/03/cca3dec079778b1b1b6d7b42c8002b50.jpg)
BANYAK hikmah yang bisa dipetik ketika seorang muslim menjalankan ibadah puasa Ramadan. Kepala Bidang Penyelenggaraan Peribadatan Masjid Istiqlal Jakarta, KH Bukhori Sail Attahiri, mengatakan Ramadan menjadi kesempatan untuk memperkuat toleransi dan kerukunan antarumat beragama.
Ia menyebut konsep toleransi sebenarnya diajarkan dalam Islam yang dikenal dengan istilah at-tasamuh. Manusia diajari untuk tidak semena-mena dan melanggar hak dari mereka yang dianggap berbeda.
“Karena kita ini hidup dalam suasana yang damai, berbeda kalau kita sedang dalam situasi perang, ya, itu lain lagi kaidahnya. Hidupnya kita di negara Indonesia yang kondusif dan dinaungi peraturan hukum yang berlaku maka kita semuanya mengacu kepada regulasi pemerintah serta nilai dan norma masyarakat yang ada,” kata Bukhori di Jakarta.
Baca juga : Ketahui Skala Prioritas Ibadah pada Bulan Ramadan
Bukhori menekankan pentingnya perasaan saling mengerti dan memahami agar rasa toleransi dapat dihayati tiap individu. Dengan begitu, hubungan dalam masyarakat Indonesia bisa tetap kondusif walaupun berbeda suku, golongan, hingga keyakinan.
Ia mengingatkan pula bahwa konsep keseimbangan hablumminallah (hubungan dengan Allah) dan hablumminannas (hubungan dengan manusia) ialah hal yang penting dilakukan secara bersama tanpa meninggalkan salah satunya.
Ia mencontohkan orang yang melakukan salat di tengah jalan. Salat ialah kewajiban, tetapi jika melakukannya di jalan, membuat lalu lintas di suatu tempat menjadi terganggu.
Baca juga : Puasa Ramadan Harus Bisa Tingkatkan Takwa
“Ibadah salat itu memang kewajiban kita sebagai muslim dan itu bentuk penghambaan manusia kepada Allah, tapi pelaksanaan salat di tengah jalan, misal, tentu tidak dibenarkan karena mengganggu lalu lintas. Dia hanya mengedepankan hubungan dirinya dengan Allah, tapi tidak memperhatikan hak-hak manusia lainnya untuk berlalu lintas. Oknum yang demikian bisa dikatakan ilmu agama dan pemahaman keislamannya masih rendah,” ujarnya.
Bukhori pun berpesan pada umat Islam agar dapat menjadikan ibadah puasa pada tahun ini sebagai kesempatan untuk memperbaiki diri. Walaupun diharuskan menahan lapar dan haus, ibadah puasa tidak hanya menyoal perkara jasmani, tetapi juga sebagai sarana perbaikan aspek rohani.
Keberhasilan dalam menjalankan ibadah puasa, kata Bukhori, akan menunjukkan kadar ketakwaan seseorang di hadapan Allah. Dalam ajaran Islam, orang yang bertakwa ialah orang-orang yang bisa memilih yang terbaik dan menghindari yang dilarang Tuhan mereka.
“Manusia yang bisa menjauhi apa yang dilarang Allah adalah yang dapat dikatakan bertakwa. Memiliki ketakwaan berarti punya kesadaran dan berupaya melalui tindakan preventif supaya ia tidak termasuk ke jurang yang dilarang oleh Allah SWT,” pungkasnya.(Ant/H-1)
Terkini Lainnya
Mudik, Tradisi Idul Fitri yang Bernilai Ibadah
Kesempurnaan Hidup Manusia adalah Kematian
Menggemakan Tobat pada Lailatulqadar
Momentum untuk Sempurnakan Kepekaan Sosial
Islam dan Ilmu Pengetahuan Harus Bersinergi
Rahmat dan Hidayah bagi Hamba yang Istimewa pada Ramadan
Polisi Kantongi Identitas Pelaku Juru Parkir Liar di Kawasan Istiqlal
Juru Parkir Liar di Kawasan Monas Kenakan Tarif Rp300 Ribu untuk Bus Pariwisata
25 Ribu Warga Jabodetabek Terima Daging Kurban dari Masjid Istiqlal
Masjid Istiqlal Potong 72 Hewan Kurban
Sapi Jokowi, Prabowo, dan Gibran Disembelih di Masjid Istiqlal
Idul Adha Momentum Kepedulian Sosial
Pluralisme Adalah Sunnatullah
Puasa dari Pencitraan Diri
Merawat Toleransi
Makna Kemenangan Idul Fitri
Kekuatan Doa
Kekuatan Berjemaah
Kisah Nabi Musa Melawan Firaun
Arti Jihad Sesungguhnya
Larangan Mengharamkan yang Halal
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap