Puisi-puisi Ridho Kayambo
![Puisi-puisi Ridho Kayambo](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/04/6181fb155c63ed80e3519638629657ee.gif)
Ilustrasi: Maria Worobyova
Kalau Saja Bisa Menulis dan Membaca
Padi dan pagi diselimuti malam
tatkala bulir-bulir merendah sopan
cahaya berpencar cari sisi gelap
dibasahi dengan terang-benderang
agar segala buta bisa melihat dan
menari di atas ladang para petani.
Kalau saja riuh peluh dan lelah
bisa menulis dan membaca, mungkin
kan menulis status di dinding facebook;
'sedang merasa lelah, seharian bekerja,
tapi diborong tengkulak begitu murah!'
Kalau saja, kalau saja riuh peluh dan lelah
bisa menulis dan membaca.
Gorontalo, 17 November 2022
Hikayat Maria Walanda Maramis
/1 Desember 1872/
Surga menurunkan titah lewat lidahmu, Maria
agar cinta sang pencipta menyentuh jiwa
dan mengetuk pintu rumah para wanita
cahayanya menyelinapkan euforia
sebagai hadiah surga untuk tanah minahasa.
/8 Juli 1917/
Kau serat sejarah yang mengenang penuh damba, Maria
cita-citamu berlayar menembus samudra, borneo hingga ke jawa
maka tak ada sepetak hati dalam anak cucu hawa tak mengenalmu
selain sebagai berkas cahaya pembaharu
Kami pulang sekolah,
menjahit nasib sebagai selimut
atas dinginnya dunia pada wanita
maka sebelum tidur ingin kami nyalakan obor
titik terang dari sudut paling muram
sehingga tak sejengkalpun gelap menyentuh
mimpi yang rapih tersusun dari semangat
percintaan ibu kepada anak-anaknya.
/22 April 1924/
Selamat malam, Maria
kau atsiri abadi
jejak nurani
pengabdi untuk negeri.
2023
Fragmen Jiwa
Kau terperangkap di pertapaan hening
mengirup kehampaan yang terasa rindu
pada nikmatnya euforia parade air mata
menggelar jarak ke sudut pulau kenangan
di mana bahagia dan kasih sayang tetua
tak bisa selamatkanmu dari patahan jiwa
Lantas bagaimana mendefinisikan
setelah jantung memacu lahir kembali
ke dalam pribadi suci yang terkurung diri
karena dalam rahim tunggal, tinggal kau saja;
kau yang lain serta kau-kau lainnya,
mengembala bersama sapi-sapi
sepi, dingin, dan sunyi
Keyakinan terpaut pada taman sepi
seperti edelweis yang tumbuh di tepi jurang
tak ingin bergabung dengan pesta serikat distopia
karena di perjamuan ada semangkuk kegelisahan
Merendahkan diri bersama kekosongan
karena hidup dalam keramaian bukanlah jalanmu
mematahkan kesetiaan, kesendirian, dan kesepian
hingga dunia menjadi petaka yang menyenangkan
Menepilah ke utopia
di mana satu-satunya resah;
ada yang lain selain dirimu
2023
Keyakinan terpaut pada taman sepi seperti edelweis yang tumbuh di tepi jurang.
Frasa Jiwa Yang Patah
Manusia mengirup malam dan ranjang basah
berenang di antara deburan desah serta lelah
kalau langit menebak pintu mana yang masih perawan,
hendaklah membuka bibir dengan pedang dan taring yang ternganga
cium dan tampar sebab pembantah tak punya hak meminta ampun
kala mata memerah, memohon titahnya terlaksana secara santun.
Apalah kami, kelinci percobaan yang diterkam waktu
hantu-hantu difitnah zaman sebagai perempuan murahan.
Korban hanyalah peran keadilan yang tak pernah disentuh
kemudian disekap bersama setan oleh cincin perkawinan.
Sah,
seringan mulut mereka marapal mantra pembenar segalanya
tanpa menelisik lubang perih yang ternganga dalam dan tajam.
Apalah kami; bui lautan pada deburan ombak samudra syahwat,
yang tergelatak letih dan lesu di ruangan bersama hasrat.
Hendak ke mana aku meminta suaka
untuk kenakan langit yang terlanjur gelap
tanah berdarah oleh nafsu-nafsu binatang
apakah ada di ruam-ruam tubuhku yang malang
hendak pada siapa, ke mana, di mana,
diam-diam; hantam, tendang, kasihan.
Aku pasrah pada tulang yang patah
berharap ada panggilan atas nama kebebasan
menunggu, memetik lagu dari noda-noda merah
lalu menyeringai, tatapan dari balik pintu kamar
kini aku hendak dipergunakan lagi dan lagi
tak ada tempat bersembunyi, selain sunyi
dan bantal-bantal di kasur yang letih
menopang tubuh lelah rudapaksa.
Kami bungkam, bukan hendak menepis diam
namun keadaan sukar merekonstruksi
sebagai barang murahan di pasaran.
Maki mungkin sarapan pemenuh amarah,
lawan tak bisa, sebab terlanjur dicap salah.
Dunia direnggut dari ini genggaman
masa depan suram terhapus kota-kota penuh harapan.
Andaikan aku bisa memutar waktu, ingin kupergi jauh
ke tempat yang bisa menepuk rindu akan masa mudaku,
yang masih tersegel dan belum tersentuh.
Kalau saja bayangan hitam itu tak menyentuhku
cahaya yang menyelimuti pasti cerah nan biru kelabu
menapaki sekujur tubuh kala itu;
manusia paling tercerahkan oleh wahyu-wahyu
memperdaya perempuan yang hendak menimbah ilmu.
Seolah nama ialah gelar batu nisan yang telah dipesan
aku hendak pulang pada pelukkan kebenaran yang suci
apakah masih tersimpan rapi pada rak-rak keadilan
atau pada ketuk palu sidang tuntutan hakim sang kalam.
Sudah, sudah saja
hari terlanjur memanggil akhir
aku akan menjemputmu dari puncak raya
mengharapkan kehidupan baru sebagai
musafir di negeri tak berpenghuni.
Sebagai nyanyian burung dari dunia bawah
atau mungkin kelinci putih bermandikan madu
di mana tak ada haru seperti kemarin
atau kebiadaban nafsu terjerat satin.
Kalam ilahi menyusup masuk saat hari gelap,
detik-detik penuh senyap
bersama nafas yang terengah,
aku menemukan ketenangan sebelum
nyawa melambaikan tangan pada raga.
2023
Manusia Kubangan
Akhir-akhir ini, malam sering pulang
membawa sebungkus nasi kotak lauk kenangan
lengkap dengan bulir nasi nasihat kehidupan
gizi kali ini terpenuhi, hendak kaki memijak bumi
menancap taji ke muka basah manusia-manusia kota
yang sibuk memerangkap resah di balik jeruji hati
Karena aku jengah melihat mereka buru-buru
mengupas bintang yang indah pada bulan
maupun cerah ceria yang memberi jiwa
semangat berkembang dan berbunga
paling cantik di sudut-sudut kota
Jadi untuk apa kita menuju nirwana, berlomba menjadi
paling itu dan ini, sementara kita akhirnya menjadi
debu bertebaran dan tak berarti
Kenapa semua suka jadi pendusta
saat kita sama-sama menderita
kenapa menjilat kaki atasan
sebegitu nikmatnya
kenapa kita sangat ingin
mencicipi penderitaan?
2022
Tidak Ada Papan Tulis di Ladangku
Aku tak mengerti bahasamu yang tinggi
sehingga butuh tafsir atas kehebatanmu
aku butuh kata sederhana, sebab bukan sarjana
tak pernah aku membawa cangkul dalam kelas
atau bimbingan skripsi, tahuku hanya tanam padi
kalau kau bersedia untuk merendahkan bahasa
maka akan kudengar kau hingga tamat, berbusa
supaya bisa mencicipi segelas ilmu mahalmu itu
dan aku yang bodoh paling tidak bisa memahamimu.
Gorontalo, 17 November 2022
Baca juga: Sajak-sajak Frans Purba
Baca juga: Sajak-sajak Ibnu Wahyudi
Baca juga: Sajak-sajak Fathurrozi Furqon
Muhammad Ridho Kayambo, mahasiswa, lahir di Kopandakan II, Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, 3 November 2001. Buku kumpulan puisi pertamanya Ini untuk An, Manusia yang Paling Aku Sayang (Alinea Media Pustaka, Batam, 2023). Peraih juara I lomba cipta puisi pada Pekan Seni Mahasiswa Daerah Provinsi Gorontalo 2022 dan mewakili daerahnya ke tingkat nasional di Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, pada tahun yang sama. Kini, tercatat sebagai mahasiswa S1 Teknik Geologi di Universitas Negeri Gorontalo. Ilustrasi header: Maria Worobyova, Rome, Palazzo Pamhpilj, 100x70 cm, 2019, cat minyak pada kanvas. (SK-1)
Terkini Lainnya
Kalau Saja Bisa Menulis dan Membaca
Hikayat Maria Walanda Maramis
Fragmen Jiwa
Frasa Jiwa Yang Patah
Manusia Kubangan
Tidak Ada Papan Tulis di LadangkuKhitah Negara pada Sastra Masuk Kurikulum
Masuk Kampus Unggulan berkat Puisi
Pengertian Rima dalam Puisi serta Jenis dan Contoh
10 Syair Cinta Allah Sufi Wanita Rabiah Al-Adawiyah
Sajak Cinta Allah Sufi Wanita Rabiah Al-Adawiyah Bagian II
Lima Puisi Cinta Allah Sufi Wanita Rabiah Al-Adawiyah
Prosa: Penjelasan, Jenis, Ciri-Ciri, dan Contoh
Mengenal Penokohan yang Umum Digunakan dalam Cerita Fiksi, Novel, ataupun Cerpen
Melestarikan Puisi dengan Sederhana
UBM Gelar Kuliah Umum Tiffany Tsao, Penerjemah Pemenang PEN Translation Prize 2023
Sajak-sajak Remy Sylado
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap