visitaaponce.com

Posisi Joachim Loew di Timnas Jerman Mulai Digugat

Posisi Joachim Loew di Timnas Jerman Mulai Digugat
.(AFP/SAEED KHAN)

KEGAGALAN tim nasional Jerman untuk melaju ke babak 16 besar Piala Dunia Rusia 2018 memang menjadi aib tersendiri bagi negara tersebut. Apalagi, kegagalan itu menjadi yang pertama dalam 80 terakhir.

Kali terakhir the Mannschaft kandas di babak pertama pada 1938. Kala itu mereka disingkirkan Swiss.

Jadi, amat wajar ketika publik Jerman begitu menyesali kegagalan tersebut. Sebagai orang yang menukangi timnas, Joachim Loew tentu dianggap sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas performa buruk der Panzer. Bahkan tidak sedikit yang menyebut Loew harus segera meletakan jabatannya.

Media BZ, misalnya. Dalam salah satu artikel, mereka bahkan terang-terangan meminta Loew mundur. "Loew harus mundur sekarang meski dia pernah meraih kesuksesan. Piala Dunia Rusia menunjukkan tim dan kepemimpinnannya gagal."

Sementara itu, harian Bild mempertanyakan keputusan Loew yang kembali menurunkan Sami Khedira dan Mesut Oezil kendati kedua pemain itu tampil buruk di laga perdana. "Ia juga melakukan kesalahan besar ketika tidak memilih bintang Manchester City, Leroy Sane. Satu era telah berakhir, termasuk pelatih."

Pada bagian lain, keberhasilan Korea Selatan mengalahkan juara bertahan Piala Dunia 2014 Jerman cukup menggemparkan khalayak ramai. Son Heung-min dkk memenangi laga dengan skor 2-0.

Kemenangan tersebut memang tak berdampak banyak bagi 'Pasukan Taeguk'--julukan Korea Selatan. Mereka tetap gagal lolos ke babak 16 besar akibat kekalahan di dua laga awal Grup F. Namun, anak asuhan Shin Tae-yong setidaknya mempertahankan harga diri agar tak finis di posisi buncit.

Dampak besar kesuksesan itu mengular ke banyak aspek. Salah satunya ialah dorongan untuk menghapus kewajiban wajib militer bagi para pemain Korsel. Petisi pun kembali bermunculan.

"Mereka sudah memberikan harapan. Talenta mereka seharusnya tak disia-siakan di lingkup militer," kata salah satu pendukung petisi tersebut.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat