Rashford Minta Maaf karena Gagal Penalti di Final Piala Eropa
![Rashford Minta Maaf karena Gagal Penalti di Final Piala Eropa](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/07/c6fa47329585326def7f7de63b8f4b66.jpg)
STRIKER timnas Inggris Marcus Rashford, Senin (12/7), meminta maaf atas kegagalan menendang penalti saat the Three Lions kalah dalam adu penalti di final Piala Eropa 2020 melawan Italia di Wembley.
Meski begitu, penyerang Manchester United itu menegaskan, "Tidak akan pernah meminta maaf karena siapa saya," setelah dia menjadi salah satu dari tiga pemain Inggrisyang dilecehkan secara rasis.
Rashford, yang bersama Jadon Sancho dan Bukayo Saka, diturunkan sebagai pemain pengganti dan semuanya gagal mengeksekusi tendangan penalti saat kalah adu penalti 3-2, menjadi sasaran kemarahan di media sosial.
Baca juga: Southgate Kecam Perilaku Rasis yang Diterima Pemainnya
Sebuah mural di kota asal Rashford di Withington dirusak yang lalu ditimpa dengan pesan-pesan dukungan untuk penyerang timnas Inggris itu.
Pelecehan rasis itu mendorong penyelidikan polisi dan kecaman luas dari kapten dan manajer Inggris, keluarga kerajaan, para pemimpin agama, dan politisi.
"Saya seharian bisa menerima kritik atas penampilan saya, penalti saya tidak cukup baik, seharusnya masuk, tetapi saya tidak akan pernah
meminta maaf atas siapa saya dan dari mana saya berasal," tulis striker berusia 23 tahun itu di Twitter.
"Saya tidak merasakan momen yang lebih membanggakan daripada mengenakan tiga singa di dada saya dan menyaksikan keluarga saya
menyemangati saya di antara puluhan ribu orang," lanjutnya.
Rashford, yang mengambil penalti ketiga Inggris setelah kapten Harry Kane dan bek Harry Maguire yang sukses mencetak gol, mengambil ancang-ancang dan meskipun sukses mengecoh kiper Italia Gianluigi Donnarumma ke arah yang salah, tendangan penaltinya membentur tiang gawang.
"Saya bahkan tidak tahu harus mulai dari mana dan saya bahkan tidak tahu bagaimana mengungkapkannya dengan kata-kata seperti apa perasaan saya saat ini," kata dia.
"Saya mengalami musim yang sulit, saya kira itu semua orang sudah jelas melihatnya dan saya mungkin masuk final itu dengan kurang percaya
diri."
"Saya selalu menyemangati diri saya sendiri untuk penalti, tetapi ada hal yang terasa tidak benar. Sebelum melakukannya, saya meluangkan
waktu barang sejenak dan, sayangnya, hasilnya tidak seperti yang saya inginkan."
"Saya merasa seolah-olah saya mengecewakan rekan-rekan satu tim saya. Saya merasa seolah-olah saya mengecewakan semua orang."
"Penalti adalah satu-satunya yang diminta kepada saya untuk kontribusi kepada tim. Saya bisa mencetak penalti dalam tidur saya jadi mengapa tidak yang itu? Semuanya sudah menggelayuti pikiran saya berulang kali sejak saya menendang bola dan mungkin tak ada kata yang bisa menggambarkan bagaimana rasanya," lanjut Rashford
Inggris mengincar trofi besar pertama mereka sejak mengangkat Piala Dunia di Wembley pada 1966 tetapi kalah dalam adu penalti setelah pertandingan berakhir 1-1 setelah perpanjangan waktu.
"Final. 55 tahun. 1 penalti. Sejarah. Yang bisa saya katakan hanyalah minta maaf. Saya tadinya berharap segalanya berjalan lain," ungkap Rahsford.
Dia juga menyanjung rekan-rekan satu timnasnya.
"Musim panas ini telah menjadi salah satu kamp terbaik yang saya alami dan Anda semua telah memainkan peran di dalamnya," pungkasnya. (Ant/OL-1)
Terkini Lainnya
Georgia dan Ceko Incar Kemenangan Pertama di Grup F Euro 2024
Akibat Kerusuhan di Final Piala Eropa, Inggris Didenda dan Disanksi UEFA
Jelang Semifinal Liga Negara UEFA, Deschamps tidak Pusingkan Komentar Mbappe
Schick Lanjutkan Performa Apik di Euro 2020 ke Leverkusen
Laga Ulangan Semifinal Piala Eropa 2020 Tejadi di Liga Negara UEFA
Juara Piala Eropa Dijadwalkan Bertemu Juara Copa America, Juni 2022
Ini Jadwal Lengkap Semifinal Euro 2024
Bukayo Saka Menebus Kegagalan Euro 2020
Gareth Southgate Tegaskan Tekad Bawa Timnas Inggris ke Final Euro 2024
Menang Adu Penalti Atas Swiss, Inggris ke Semifinal Euro 2024
Dipicu Saling Ejek, Suporter Inggris dan Jerman Terlibat Bentrok
Hadapi Swiss, Inggris Kerahkan Kekuatan Maksimal
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Manajemen Sekolah Penghalau Ekstremisme Kekerasan
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap