visitaaponce.com

Pelatih Ekuador Bergerilya Mencari Permata Tersembunyi

Pelatih Ekuador Bergerilya Mencari Permata Tersembunyi
Pelatih Timnas Ekuador, Gustavo Alfaro .(AFP)

LEBIH dari dua dekade, karier kepelatihan Gustavo Alfaro dihabiskan pada level klub. Dia malang melintang di kompetisi Argentina dan terakhir menangani Boca Juniors memeprsembahkan dua gelar dua gelar yakni Supercopa Argentina 2018 dan Superliga Argentina 2019/2020.

Meski sepak terjangnya di level klub tak diragukan, memimpin sebuah tim nasional menjadi pengalaman yang benar-benar baru bagi pelatih berusia 60 tahun itu. Namun, tangan dinginnya sudah langsung terasa dengan meloloskan Ekuador ke Qatar.

Tawaran kepada Alfaro untuk melatih timnas Ekuador datang di tengah pandemi covid-19 pada 2020. Ketika itu posisi dia sudah mundur dari Boca Juniors dan ingin mencari tantangan baru. Mendapat tawaran lagi untuk menangani klub, dia justru memilih melatih Ekuador.

Alfaro dipilih karena kemampuannya yang telah terbukti mampu membangun tim dengan sumber daya yang terbatas. Meski begitu, bukan tanpa risiko besar karena dia hanya punya waktu singkat sebelum kualifikasi Piala Dunia dimulai. Tantangannya cukup besar mengingat Ekuador gagal lolos ke edisi 2018 di Rusia.

Alfaro resmi memimpin skuad Ekuador hanya 10 hari jelang laga pertama kualifikasi menghadapi Argentina. Setelah berminggu-minggu memelajarinya, dia yakin Ekuador memerlukan perubahan generasi jika ingin lolos ke Qatar.

Pasalnya, para pemain top Ekuador tidak lagi bersinar di Eropa dan bermain di level yang tidak terlalu kompetitif. Alfaro pun mulai keliling negeri untuk mencari permata tersembunyi dan menonton pertandingan-pertandingan di stadion lokal. Di samping itu, dia juga terus memantau para pemain tim U-20 yang sebelumnya sukses finis ketiga di Piala Dunia Polandia 2019.

"Hal pertama yang kami lakukan menganalisis penampilan tim di kualifikasi sebelumnya, Copa America 2019 di Brasil, dan pertandingan persahabatan, serta melihat para pemain muda yang datang. Kami merasa bahwa tim telah mencapai akhir siklus," ungkap Alfaro, dikutip dari laman FIFA.

Baca Juga: Ingin Tonton Langsung Piala Dunia 2022 di Qatar, Ini Panduan bagi Penonton

"Memang ada keraguan tertentu untuk membangun tim baru tapi pada saat yang sama ada kegembiraan prospek memulai dari awal. Saya bisa saja terjebak dengan apa yang kami miliki dan menghindari mengambil risiko besar dan saya tidak akan bisa meletakkan jejak saya," jelasnya.

Gerilya yang dilakukan tidak sia-sia. Alfaro terkejut dengan bakat-bakat yang muncul dari klub-klub seperti Barcelona Sporting Club, Emelec, Liga de Quito, dan Independiente del Valle. Misi talent scouting juga dilakukan ke luar negeri dan menemukan pemain seperti Pervis Estupinan dan Gonzalo Plata yang bermain di Liga Spanyol.

Kemudian ditemukan talenta-talenta lainnya seperti Piero Hincapie dan Moises Caicedo. Pada anak-anak muda yang dinamis ini, Alfaro yakin usia tidak boleh menjadi penghalang tapi justru sebagai sebuah solusi. Dia menyadari pemain muda membutuhkan dukungan dari pelatih yang berpengalaman untuk mampu menempatkan diri dan bersinar dalam skuad juga dengan bantuan pemain yang lebih senior. (OL-13)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat