visitaaponce.com

Qatar Dituding Mata-matai Jaksa Swiss yang Tengah Selidiki FIFA

Qatar Dituding Mata-matai Jaksa Swiss yang Tengah Selidiki FIFA
Mantan Jaksa Agung Swiss Michael Lauber(AFP/Fabrice COFFRINI)

QATAR memata-matai pertemuan antara mantan jaksa agung Swiss Michael Lauber dan Presiden FIFA Gianni Infantino pada 2017 karena negara teluk itu khawatir mereka akan kehilangan hak menggelar Piala Dunia 2022. Hal itu dilaporkan surat kabar mingguan NZZ an Sonntag, Minggu (12/3).

Qatar dengan segera membantah tudingan itu dan menyebut laporan itu merupakan kampanye media Eropa untuk mencoreng negara mereka.

Namun, menurut NZZ, sebuah operasi intelejen telah merekam pertemuan di sebuah hotel mewah di Bern antara Lauber dan Infatino. Surat kabar itu mengklaim memiliki dokumen resmi dan informasi lainnya.

Baca juga : FIFA Tolak Izinkan Denmark Pakai Kaus Pro-HAM Saat Latihan

NZZ melaporkan penyelidikan yang dilakukan selama beberapa bulan menemukan bahwa pertemuan pada 16 Juni 2017 itu telah direkam. Lauber kehilangan jabatannya setelah pertemuan dengan Infantino itu terungkap.

Kuasa hukum Lauber mengatakan kepada NZZ bahwa kliennya tidak tahu pada aktivitasnya dimata-matai.

Lauber, kala itu, tengah menyelidiki dugaan korupsi besar-besaran di sepak bola, termasuk kejanggalan dalam voting yang berujung pada Qatar mendapatkan jatah menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.

Baca juga : Di Piala Dunia 2022, Bir tidak akan Dijual di Dalam Stadion

Jaksa agung itu dipaksa mengundurkan diri setelah terungkap dirinya bertemu tiga kali dengan Infatino. Awalnya, Lauber membantah pertemuan dengan Presiden FIFA itu.

Proyek Matterhorn

Pertemuan pada 2017 itu digelar di Hotel Schweizerhof, yang telah dimiliki oleh Qatar sejak 2009, di sebuah ruang pertemuan yang berada di koridor yang sama dengan Kedutaan Besar Qatar.

NZZ menyebut Qatar berusaha mengubah opimis internasional karena takut kehilangan hak menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 ditengah tuduhan korupsi dan pelanggaran HAM.

Baca juga : FIFA Berjanji Semua Orang Boleh Menonton Langsung Piala Dunia di Qatar

Dengan bantuan mantan agen CIA, Qatar memata-matai pejabat FIFA dan Lauber. Operasi mata-mata itu diberi nama Proyek Matterhorn.

Sebuah sumber mengatakan kepada NZZ aksi spionase itu dilakukan untuk mengumpulkan data yang bisa digunakan untuk menekan jaksa.

Lewat operasi mata-mata tersebut, Qatar mengetahui bahwa Lauber memberikan informasi yang tidak benar kepada atasannya soal pertemuannya dengan Infantino selepas 2016. (AFP/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat