Kegagalan PSSI Urus Liga karena Efek Tragedi Kanjuruhan yang tidak Tuntas
![Kegagalan PSSI Urus Liga karena Efek Tragedi Kanjuruhan yang tidak Tuntas](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/01/446178931f9df8969d905b6e23e95e77.jpg)
KEPUTUSAN PSSI bahwa kompetisi Liga 1 musim 2022-2023 dilanjutkan tanpa ada degradasi menuai reaksi publik. Hal itu sebagai konsekuensi dihentikannya lanjutan kompetisi Liga 2 musim 2022-2023.
Penghentian itu diputuskan dalam rapat Komite Eksekutif (Exco) PSSI pada Kamis (12/1), di Kantor PSSI, Jakarta.
Pengamat sepak bola nasional, Rikky A Daulay, mengatakan dihentikannya Liga 2 dan Liga 3 mencerminkan gagalnya PSSI mengelola kompetisi liga di Indonesia. Hal itu merupakan imbas dari kasus Tragedi Kanjuruhan yang tidak kunjung tuntas sehingga berdampak luas bagi kompetisi sepak bola tanah air.
Baca juga: Pemerintah Komit Tuntaskan Tragedi Kanjuruhan
Menurutnya, Tragedi Kanjuruhan jadi titik terang kalau manajemen pengelolaan liga oleh PSSI diurus secara tidak profesional. Hal itu bukan hanya berpotensi merugikan klub lain tetapi juga memberikan dampak bagi kualitas sepak bola Indonesia.
“Amburadulnya kompetisi liga indonesia tentu menunjukkan orang-orang di tubuh PSSI itu tidak profesional dan tidak kompeten dalam mengurus sepak bola nasional,” kata Rikky kepada wartawan, Jumat (13/1).
Mantan pemain Persikota Tangerang itu menuturkan PSSI terlihat sesuka hati mengeluarkan kebijakan yang sangat berbeda jauh dengan tujuan utama dari sepak bola, yakni mengukir prestasi gemilang.
Kebijakan PSSI tersebut dinilai telah memutus kualitas talenta pemain klub di liga 2 dan 3 yang akan diuji dalam kompetisi. Selain itu, juga memutus rantai kehidupan para pemain, offisial, hingga para pedagang asongan.
“Tidak profesional dan cenderung suka-suka. Contohnya, bayangkan saja ketika Liga 2 dihentikan kompetisinya, berapa banyak pemain yang kehilangan mata pencariannya? Padahal di kontrak mereka dengan klub sampai akhir musim. Nah kalau sudah begini seperti apa kompensasi bagi pemain yang kehilangan pekerjaannya? Apakah PSSI sudah memikirkan itu?” ujarnya.
Rikky Daulay pun memastikan Timnas Indonesia sampai kapan pun tidak akan mengukir prestasi jika sepak bola Indonesia tidak dibenahi dengan baik oleh orang yang profesional. Pasalnya, Timnas yang baik dan berkualitas berasal dari kompetisi di liga yang baik dan berkualitas. Sementara kompetisi liga berkualitas hanya bisa dikelola oleh federasi sepak bola yang juga berkualitas.
“Jelas tidak akan berprestasi Timnas kalau kompetisinya seperti ini. Karena bagaimanapun, pemain itu akan berkualitas jika ditempa dalam kompetisi yang berkualitas,” akunya.
Kebijakan PSSI yang sangat amburadul ini sudah dipastikan akan berpengaruh pada kualitas pemain Indonesia nanti. Kendati ke depan PSSI datangkan pelatih terbaik dari Eropa sekalipun.
“Jadi, siapa pun pelatih Timnas, jika kompetisinya masih seperti sekarang, saya pesimistis Timnas bisa berprestasi,” jelasnya.
Rikky Daulay pun menyinggung soal kebijakan kompetisi tanpa ada persaingan ketat agar menjadi juara dan juga terhindar dari degradasi. Pasalnya, PSSI memutuskan menghilangkan aturan degradasi dalam Liga 1 Indonesia.
“Ini juga lucu, kompetisi profesional, cuma di Indonesia mungkin yang tidak ada degradasi. Lebih baik tidak usah ada pemain asing dari awal, sehingga kompetisinya bisa fokus ke pembinaan pemain,” tegasnya. (RO/OL-1)
Terkini Lainnya
Syahrian Abimanyu Perpanjang Kontrak Bersama Persija
Tambah Daya Gedor, Gustavo Tocantins Resmi Bergabung dengan PSS Sleman
Berpisah dengan Alberto Rodriguez, Persib Gaet Bek Kroasia
Fachruddin Aryanto Pulang ke PSS Sleman
Ini Alasan Madura United Tunjuk Widodo C Putro Jadi Pelatih
Total Hadiah Liga 1 Naik Jadi Rp7,5 Miliar
Tragedi Kanjuruhan, Polda Jatim Manut Proses Hukum Vonis Kasasi MA
Tanggapi Vonis MA, Korban Kanjuruhan Kecewa karena Belum Mendapatkan Keadilan
Kompolnas : Kasus Sambo, Teddy Minahasa, dan Kanjuruhan Jadi Pelajaran Penting untuk Polri
Wapres: Pembatalan Tuan Rumah Piala Dunia U-20 Bukan Kiamat
Dede Yusuf: Jangan Sampai Temuan TGIPF Hanya Berupa 'Paper Works' Saja
Kapolda Jatim Dicopot, PW GMPI Apresiasi Kapolri Jenderal Listyo Sigit
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap