visitaaponce.com

Rapsodia Rumania

Rapsodia Rumania
Suryopratomo Pemerhati Sepak bola(Seno)

DUA belas pertandingan pertama Euro 2024 selesai sudah dimainkan. Pertandingan kedua mulai bergulir. Di luar cerita tumbangnya juara bertahan Italia oleh para pemain muda Spanyol, stabilnya penampilan tuan rumah Jerman, dan terjungkalnya Belgia di pertandingan pembuka, festival sepak bola Eropa empat tahunan itu mencatat kebangkitan kembali sepak bola Rumania.

Keindahan sepak bola dari Balkan yang dulu dipertontonkan Gheorghe Hagi di ajang Piala Dunia 1994 bersama bintang Rumania masa itu, seperti Gheorghe Popescu, Dan Petrescu, Florin Raducioiu, dan Ilie Dumitrescu, seakan menjelma lagi kali ini di Jerman. Generasi baru Rumania mempertontonkan sepak bola yang efisien yang langsung mengancam gawang lawan.

Saat menghadapi Ukraina, tim asuhan Edward Iordanescu hanya 33% menguasai bola. Namun, Nicolae Stanciu mampu memimpin rekan-rekannya tiga kali menjebol gawang Ukraina dengan gol-gol yang sangat indah.

Baca juga : Momentum Kebangkitan Die Mannschaft

Wajar apabila pendukung Tricolorii  larut dalam ekstasi setelah pertandingan. Rapsodia Rumania terpancar di Allianz Arena yang selama ini menjadi tempat berpesta pendukung Bayern Muenchen. Semua orang bernyanyi dan menari seakan tidak mau mengakhiri pesta kemenangan yang baru mereka raih.

Hampir seperempat abad Rumania mengalami hibernasi. Kehebatan Hagi yang pernah menyingkirkan Argentina di perdelapan final Piala Dunia di Amerika Serikat seakan-akan hilang ditelan bumi.

Sekali Rumania tampil kembali di ajang Piala Eropa 2000 di Belanda dan Belgia. Di ‘grup neraka’, Hagi mampu menyingkirkan Jerman dan Inggris untuk mendampingi Portugal lolos ke perempat final. Namun, perjalanan mereka tertahan oleh Italia yang kemudian menjadi runner-up.

Baca juga : Rasionalitas Sepak Bola

Berakhirnya karier Hagi di sepak bola seakan menjadi akhir kejayaan sepak bola Rumania. Kiprah Tricolorii pun nyaris tidak pernah terdengar, padahal sebelumnya sepak bola asal Balkan ini disegani bukan hanya di Eropa, tetapi juga di dunia.

 

Terlahir kembali

Baca juga : Ditolak Van Gaal, Berakhir Manis di Real Madrid

 Entah apakah sebuah kebetulan, sepak bola Rumania sangat bergantung kepada yang namanya Hagi. Kali ini Rumania pun bisa menembus kelompok elite berkat kehadiran pemain muda Ianis Hagi.

Pepatah memang mengatakan bahwa buah akan jatuh tidak jauh dari pohonnya. Ianis menuruni bakat ayahnya, Gheorghe Hagi, sebagai pemain sepak bola yang bermain sebagai gelandang menyerang dan berperan menjadi pengatur serangan.

Gaya bermain Ianis memang hampir mirip dengan Gheorghe. Ia memiliki keterampilan yang tinggi dalam menggiring bola, memberikan passing yang terukur, dan memiliki kekuatan yang sama pada kedua kakinya.

Baca juga : Danke und Auf Wiedersehen Juergen Klopp!

Ianis merupakan gelandang serang yang cepat, gesit, dan serbabisa. Pada usia 25 tahun, Ianis mampu ditempatkan sama baiknya sebagai pemain sayap, striker kedua, atau bahkan penyerang tengah. Karena visi, teknik, dan ketajamannya dalam mencetak gol, ia mampu menciptakan peluang bagi rekan satu timnya dan mencetak gol sendiri.

Gheorghe sangat yakin putranya akan lebih hebat darinya. Apabila diberi lebih banyak kesempatan tampil sebagai starter, Ianis bisa menjadi menjadi pemain yang matang. “Sayang selama ini ia baru berperan sebagai pemain pengganti sehingga kontribusinya tidak maksimal,” kata mantan bintang Barcelona itu.

Namun, pelatih Iordanescu tidak mau didikte Gheorghe walaupun dia adalah legenda hidup sepak bola Tricolorii. Meski percaya akan kemampuan Ianis, pelatih Rumania itu ingin pemain muda potensial tersebut berkembang sesuai waktunya dan tidak dipaksa hanya karena putra dari mantan bintang sepak bola negaranya.

Apalagi Iordanescu melihat pemain yang lain seperti Stanciu karena kematangannya masih bisa diandalkan. Di usianya yang 31 tahun, kapten Rumania itu tidak hanya mampu menjelajahi seluruh lapangan, tetapi juga mampu membangkitkan kepercayaan diri para pemain lain.

Gol pertama yang dicetak pemain yang berlaga di Liga Arab Saudi itu menjadi penentu kemenangan Rumania atas Ukraina. Di babak kedua Tricolorii dua kali mampu menjebol gawang kiper asal Real Madrid Andriy Lunin.

Ianis sendiri mengaku sering bertanya kepada ayahnya mengenai trik-trik yang biasa dilakukan untuk mengejutkan lawan. Namun, ia tidak mau diperbandingkan apalagi dijadikan pengganti ayahnya di tim nasional. Gelandang masa depan Rumania ini mengaku tidak menjadikan ayahnya sebagai atlet idola.

“Atlet yang lebih menginspirasi saya ialah pemain NBA Stephen Curry, sebab dia selalu diremehkan menjadi pemain bintang lantaran tubuhnya yang kecil jika dibandingkan dengan pebasket NBA yang lain. Tetapi ia mampu membuktikan diri sebagai bintang dan beberapa kali membawa Golden State Warriors memenangi cincin NBA,” ujar Ianis.

 

Melawan Belgia

Sabtu malam atau Minggu dini hari nanti merupakan pembuktian bagi Tricolorii untuk bisa menembus 16 besar Euro 2024. Namun, perjuangan mereka tidak ringan karena di pertandingan kedua harus menghadapi ‘Setan Merah yang Terluka’, Belgia.

Di luar dugaan Kevin de Bruyne dan kawan-kawan dipaksa menyerah 0-1 oleh Slowakia di pertandingan pertama mereka. Blunder yang dilakukan penyerang sayap Jeremy Doku saat melakukan passing salah ke kotak penalti dimanfaatkan Ivan Schranz untuk menaklukkan kiper Koen Casteels.

Melawan Rumania, Belgia harus tampil all-out jika tidak ingin angkat koper lebih awal. Dengan materi pemain yang dimiliki, Belgia sebenarnya menjadi salah satu favorit juara. De Bruyne dan Doku adalah penentu kesuksesan Manchester City empat kali juara Liga Primer.

Pekerjaan rumah pelatih Domenico Tedesco ialah membangun kreativitas tim dan determinasi untuk memenangi pertandingan. De Bruyne yang biasanya kreatif membuka peluang tidak menonjol penampilannya di pertandingan pertama. Demikian pula Doku dan penyerang sayap Arsenal, Leandro Trossard, yang tidak menggigit. Ujung tombak Romelu Lukaku bahkan menjadi titik terlemah tim. Beberapa peluang matang yang ia dapatkan di gawang yang sudah kosong melompong sekalipun, gagal dijadikan gol.

Belgia akan berada dalam marabahaya apabila tidak memperbaiki penampilan mereka. Dengan begitu banyak pemain bintang yang bertebaran di kompetisi dunia, ‘Setan Merah’ Eropa itu seharusnya bisa tampil dan meraih hasil yang lebih baik.

Barisan belakang Belgia harus waspada karena Rumania memiliki efektivitas permainan yang tinggi. Mereka tidak pernah berlama-lama dengan bola dan langsung menyasar gawang lawan.

Rapsodia Rumania bisa menjadi ancaman bagi Belgia. Siapa yang lebih cerdik dan lebih kreatif dialah yang akan memenangi pertandingan malam nanti. Rumania sedang berada dalam kepercayaan yang tinggi untuk kembali ke puncak elite sepak bola Eropa.

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat