visitaaponce.com

Teknologi Face Biometrik Bantu Efisienkan Sistem Electronic Know Your Customer eKYC

Teknologi Face Biometrik Bantu Efisienkan Sistem Electronic Know Your Customer (eKYC)
Teknologi Face Biometrik sebagai kebutuhan untuk mengamankan sistem Electronic Know Your Customer (eKYC).(Ist)

ERA pandemi membuat berbagai perubahan signifikan di lapisan masyarakat. Meski ada yang masih mendulang keuntungan, tapi sebagian besar perubahan menjurus ke hal-hal yang tidak menguntungkan. Sudah banyak contoh berbagai usaha rontok dan bahkan gulung tikar.

Di tengah suasana seperti itu ada sebuah perusahaan teknologi yang mencoba memberi solusi. Nodeflux, perusahaan teknologi pertama di Indonesia di bidang vision artificial intelligence (AI).

Nodeflux memperkenalkan VisionAIre dan IdentifAI untuk membantu memecahkan berbagai permasalahan yang saat ini terjadi dan, bahkan, untuk masa depan. 

“Nodeflux akan berusaha terus menjadi perusahaan yang mendorong manfaat dari teknologi kecerdasan buatan khususnya Face Biometrik,” ujar Chief Business Officer Nodeflux, Ivan Tigana dalam keterangan pers, Rabu (29/12).

Untuk itu, ia mengatakan bahwa Nodeflux akan mengembangkan hubungan dengan semua institusi nasional, seperti Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil), OJK, dan Asosiasi Industri yang berkaitan.

Menurut Ivan, kehadiran Nodeflux bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan peningkatan inklusivitas ekonomi, dengan menyediakan layanan modern dan terkini yang memenuhi kebutuhan pelanggan.

Dalam acara Nodeflux Accelerate 2021 secara online, Ivan menyoroti teknologi AI dengan bisnis fintech dan perbankan. 

Ia mengungkapkan bahwa pada era ‘Next Normal’ di Pandemi Covid-19, proses penyedia jasa keuangan seperti fintech dan perbankan, memerlukan pemberdayaan teknologi Face Biometrik sebagai kebutuhan untuk mengamankan sistem Electronic Know Your Customer (eKYC) dengan cara yang efisien namun aman.

“Pelanggan di dunia perbankan cenderung mencari cara yang sangat mudah untuk menyimpan atau menangani transaksi uang. Teknologi biometrik dapat menjadi penyelamat bagi mereka yang mencari sistem yang dapat diandalkan dan hanya dapat diakses oleh mereka,” ungkap Ivan.

Menurut ia, teknologi biometrik tidak hanya memperkuat infrastruktur perbankan tetapi juga membantu melindungi profil perbankan individu, sehingga menghindari pencurian identitas dan penipuan.

Kemudian kolaborasi ekosistem teknologi seperti yang turut ikut serta dalam acara ini Qiscus, Hypernet, dan Telkom Metranet, sangat dibutuhkan dalam menciptakan end to end solution untuk proses eKYC yang memudahkan pelanggan.

Sejalan dengan pernyataan Ivan, Senior VP Digital Banking Development and Operation BRI Muhammad Ghifary mengatakan, “Jika eKYC bisa dioptimalkan dengan robustness yang maksimal. 

"Tentu akan bisa menjadi catalyst yang dapat meningkatkan financial inclusion,” ungkap Ghifary dalam acara Nodeflux Accelerate 2021 seri pertama (dari tiga seri) tersebut.

“Semakin banyak layanan financial yang bisa kita tawarkan bagi para calon nasabah dengan coverage eKYC yang jauh lebih luas, jadi list efektivitas dan user experience meningkat dengan speed yang lebih tinggi dengan tanpa teknologi,” tambah Ghifary.

Mendukung pernyataan Ivan, dari sisi pemerintahan, Direktur Fasilitas Pemanfaatan Data dan Dokumen - Ditjen Dukcapil, Drs Akhmad Sudirman Tavipiyono mengatakan bahwa penerapan teknologi AI pun membantu mereka dalam meningkatkan pelayanan pada masyarakat.

“Teknologi seperti digital signature dan face biomterik memungkinkan paperless. Sudah 26 lembaga yang telah menggunakan face recognition untuk pelayanan publik, lalu ada digital signature dan lembaga nasional lainnya,” pungkas Tavip. (RO/OL-09)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat