visitaaponce.com

80 Juta Lapangan Kerja Diperkirakan akan Hilang, Efek Perkembangan Teknologi Digital

80 Juta Lapangan Kerja Diperkirakan akan Hilang, Efek Perkembangan Teknologi Digital
Sejumlah pencari kerja antre untuk memasuki area bursa kerja di Pusat Perbelanjaan di Medan Satria, Bekasi, Jawa Barat(ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah)

KEMENTERIAN Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) memprediksi bahwa dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, akan ada sekitar 80 juta lapangan kerja akan hilang.

"Tetapi kita akan bertambah sekitar 67 juta jenis pekerjaan ya yang kita perlukan dengan kemampuan skill-skill yang baru, transformasi skill dengan teknologi, dan pemanfaatan digital ini sangat kita perlukan di masa depan," ucap Plh Deputi IV Kemenko Perekonomian, Musdhalifah Machmud di Jakarta pada Rabu (12/6).

Sementara itu, Musdhalifah juga menyatakan bahwa masih banyak tantangan-tantangan yang dihadapi Indonesia di saat perkembangan teknologi yang semakin maju, seperti masih lemahnya cyber security dan keamanan data konsumen, banjirnya produk-produk impor, serta ancaman predatory pricing.

Baca juga : Pemerintah Fokus Rumuskan Kebijakan Pro UMKM

Di sisi lain, Musdhalifah mengungkapkan bahwa pola pikir atau mindset masyarakat Indonesia untuk berkompetisi masih sangat rendah.

"Pola pikir ini mindset kita bahwa kita menyadari keinginan untuk berkompetisi di masyarakat kita termasuk yang rendah. Ini khususnya para pelaku UMKM di daerah karena kita juga tahu betul misalnya di sektor UMKM khususnya pangan dan pertanian itu memang daya saingnya rendah," terang dia.

Selain itu, ia juga menyebut bahwa layanan internet di Indonesia masih banyak digunakan untuk kegiatan yang kurang produktif

Baca juga : Kisah Inspiratif Hypernet, dari Warnet jadi Perusahaan IT dengan Ribuan Klien

"Tantangan tersebut menyebabkan daya saing digital kita memang termasuk yang terendah ada di peringkat 51 dari 64 negara, bahkan terendah nomor 3 di Asia," ungkap dia.

Di tempat yang sama, Asisten Deputi Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja Kemenko Perekonomian, Chairul Saleh menjelaskan bahwa isu otomatisasi menjadi isu utama dalam lapangan kerja di tengah pesatnya perkembangan teknologi.

"Selama ini memang kita mendorong sektor-sektor industri yang padat karya untuk tenaga kerjanya ke depan dengan kita coba untuk mengadopsi digitalisasi tentunya ada konsekuensi tadi otomatisasi. Dalam hal ini kita enggak bisa menolak gitu ya dari perkembangan ekonomi digital kita gitu karena ini sudah menjadi keniscayaan," sebut dia.

Baca juga : Tingkatkan Digitalisasi dan Inklusi Keuangan di Wilayah Perdesaan, Pemerintah Dorong Kolaborasi Multistakeholders

Pemerintah, sambung dia, saat ini tengah mempersiapkan tenaga-tenaga kerja yang siap berhadapan dengan digitalisasi salah satunya dengan merevitalisasi pendidikan vokasi.

"Karena memang dari fitur-fitur dari lulusan tenaga kerja kita ini kan saat ini masih banyak yang pendidikan menengah ke bawah, jadi di sini kita fokuskan kepada vokasi karena vokasi ini yang lebih siap kerja," imbuhnya.

Di sisi lain, ia menyebut bahwa perlu ada satu pendekatan yang ter-ekosistem dan kolaboratif dengan mengundang dari para pelaku usaha dan industri untuk bisa memberikan masukan.

"Bagaimana kita bisa men-setup skill set yang tepat yang dibutuhkan oleh dunia usaha industri untuk bisa diserap," pungkasnya. (Fal/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat