Fortinet Adopsi Digital Tingkatkan Tren Serangan Siber
![Fortinet: Adopsi Digital Tingkatkan Tren Serangan Siber](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/03/a580ea8eb7a7e72a240542d2e4b24bd9.jpg)
TRANSFORMASI digital mendorong pelaku bisnis di Indonesia untuk mempercepat proses mengadopsi teknologi. Akselerasi tersebut ternyata meningkatkan jumlah serangan terhadap sistem keamanan teknologi informasi.
Menurut Peerapong Jongvibool, Vice President for Southeast Asia and Hong Kong, Fortinet, meskipun digitalisasi sangat membantu operasional bisnis, namun di sisi lain juga meningkatkan cyber-attack hingga lebih dari 1 juta serangan.
“Di Indonesia, jumlah serangan sebanyak 1,65 juta per hari dari berbagai area yang berbeda. Ini bukanlah serangan yang kecil sama sekali," kata Peerapong dalam keterangan pers, Senin (6/3).
"Hal ini terjadi di Indonesia pada Quartal IV tahun lalu. Dari pertemuan forum ekonomi yang saya ikuti lima tahun yang lalu, banyak perusahaan yang sudah mulai mempertimbangkan untuk mengembangkan tim profesional untuk keamanan siber mereka," jelasnya.
"Jadi saya melihat ini adalah salah satu tantangan utama yang kita hadapi secara global, yaitu kurangnya tenaga profesional di bidang ini,” tutur Peerapong.
Baca juga : Ransomware dan Phishing Kian Merajalela
Menurut Peerapong, Fortinet berkomitmen secara global untuk melatih satu juta tenaga keamanan siber yang tepat.
“Dan kami sudah mencapai target tersebut setelah empat tahun diumumkan. Di Indonesia sendiri sekitar hampir 30 ribu sertifikat telah diberikan," katanya.
"Kami merasa bahwa kami merilis banyak solusi keamanan, kami memberikan kepada para pelanggan portal khusus untuk melatih kesadaran akan keamanan siber. Selain itu ada juga pelatihan yang kami berikan secara gratis,” terang Peerapong.
Berdasarkan laporan Fortinet pada Quartal IV 2022 yang lalu, lebih dari satu juta serangan berupa virus dan botnets yang terjadi setiap hari.
Tantangan keamanan data pada hari ini pun cukup banyak, yaitu tren WFA (work from anywhere) yang sudah mulai menjamur di berbagai perusahaan, banyaknya perangkat yang terpasang aplikasi, kekurangan jumlah tenaga ahli bidang keamanan siber dan sebagainya.
“Peretas hari ini sudah sangat cerdas, mereka bahkan mengadopsi teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence) dalam melakukan serangan, yang mampu melihat bagian terlemah dari lingkungan pengguna yang ditargetkan. Mereka lebih dipersenjatai dan menggunakan teknologi yang berbeda,” ungkapnya.
Peerapong menambahkan bahwa saat ini semua orang sudah terhubung satu sama lain dan setiap orang perlu memastikan bahwa konektivitas mereka ke cloud aman, dan mereka memiliki pemahaman tentang keamanan cloud.
Selain itu, ia juga mengingatkan pentingnya menjaga infrastruktur (operation technology) seperti pembangkit listrik, bendungan air, bandara dari serangan siber karena merupakan infrastruktur kritis.
“Apakah jaringan listrik itu berfungsi dengan baik atau tidak karena dampaknya bagi negara, bisnis hingga masyarakat. Tahun lalu ada pembangkit listrik yang diretas dan sangat berdampak bagi ekonomi dan kehidupan warga juga.”
Ia menegaskan bahwa teknologi yang mampu menghubungkan beragam perangkat operasional sehingga bisa memiliki visibilitas dan kontrol yang lebih baik sangat dibutuhkan karena tidak ada yang ingin pergi ke lokasi hanya untuk memperbaharui perangkat lunak.
“Kami ingin menemukan cara yang lebih efisien untuk benar-benar memperbarui perangkat lunak dari jarak jauh untuk memastikan bahwa mesin berjalan dengan lancar.”
Peerapong memaparkan bahwa transformasi digital akan memberikan dampak di tahun 2030 sebesar 300 milliar US Dollar.
Meski demikian, kesenjangan tenaga ahli siber berkontribusi terhadap 72 persen pelanggaran terhadap sistem keamanan di Asia. (RO/S-4)
Terkini Lainnya
Zyrex Innovation Day 2024 Akhirnya Hadir di Kota Pahlawan
Mayoritas Pemimpin TI Yakini Potensi Manfaat AI
Mostrans dan SCI Perkuat Ilmu Teknologi Rantai Pasok
Profesional Cloud dan Data Center Hadir di Konvensi Indonesia Cloud & Data Center 2024
Di Era Digital, Perlindungan Data Semakin Krusial dan Inovatif
MTM Berkolaborasi dengan Comarch Meningkatkan Inovasi Layanan Telekomunikasi di Indonesia
Pengamat Siber: Tak Tertutup Kemungkinan Ada Ordal atas Peretasan PDN
Tips untu Pelaku Bisnis Agar Terhindar dari Serangan Ransomware
Pemerintah Siapkan Langkah Cepat Pulihkan Data PDNS yang Terserang Ransomware
5 Langkah untuk Mencegah Serangan Ransomware
BSSN Sudah Tahu akan Ada Serangan Ransomware Sejak 2023, Komisi I: Kayak Mama Lauren
Situs Pemerintah Kerap Jebol, Pengamat Siber: Pengelolaan Data Perlu Ditingkatkan
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap