visitaaponce.com

Banyak Transformasi Digital Perusahaan Alami Kegagalan, apa Sebabnya

Banyak Transformasi Digital Perusahaan Alami Kegagalan, apa Sebabnya?
Co-Founder & Lead Consultant KL Indrawan Nugroho, Inspirator SuksesMulia & Co-Founder KL Jamil Azzaini, Direktur KL Atok R Aryanto.(Dokumentasi pribadi.)

MENURUT survei dari McKinsey, 70% upaya transformasi digital perusahaan gagal. Apa sebabnya? Sebagian orang mengira penyebabnya ialah teknologi. Nyatanya 84% upaya transformasi gagal disebabkan faktor orang (Forbes Insight).

Memahami hal tersebut, lembaga training, coaching, dan consulting Kubik Leadership yang mengedepankan Lead for Impact kembali menghadirkan Exponential Leadership bertajuk Leaders Lead To Create The Future By Transforming People selama dua hari, Selasa (14/3) dan Rabu (15/3). Para pemimpin dari berbagai perusahaan belajar bersama sekaligus berlatih untuk menjadi seorang exponential leader.

Pada sesi pertama, Co-Founder & Lead Consultant Kubik Leadership Dr. Indrawan Nugroho mengajak para peserta untuk memahami pergerakan yang begitu cepat dan disrupsi. Disruption adalah era ketika pemain baru dengan inovasinya berhasil menggeser kedudukan pemain lama dalam waktu relatif cepat. Inovasi yang dibawa pemain baru itu lebih berkualitas, lebih efisien, juga lebih bermanfaat dengan menawarkan harga yang lebih murah. Lebih daripada itu, disruption telah mengganti seluruh sistem yang bergerak dengan cara-cara lama. Dalam hal ini, ada tiga disrupsi yang muncul serentak di seluruh dunia, yaitu digital disruption, millenial disruption, dan terakhir yang terjadi begitu mengerikan ialah pandemic disruption.

Baca juga: SAP SE Perbarui Solusi Manajemen Data Lewat SAP Datasphere

Sesi selanjutnya peserta diajak mengenali tiga prinsip yaitu leaders lead, create the future, dan transform people. Ketiga prisip itu terangkum di dalam satu kalimat, "Leaders lead to create the future by transforming people." Tiga prisip itu yang bisa dijadikan modal seorang exponential leaders sehingga dapat memiliki banyak terobosan sekaligus mampu menggalang dukungan dari berbagai pihak. 

Setelah mengenal prinsip seorang exponential leader, peserta mulai diajak untuk mengenal sekaligus mempraktikkan lima modusnya. Ini merupakan kebiasaan yang perlu diulang-ulang dalam hidup dan pekerjaan untuk mewujudkan diri menjadi pemimpin yang eksponensial. Modus pertama yaitu inspire greatness. Disampaikan langsung  Inspirator SuksesMulia & Co-Founder Kubik Leadership Jamil Azzaini bahwa memang tidak mudah menemukan greatness, yaitu  kualitas untuk menjadi hebat, berbeda dari yang lain, dan menonjol di atas rata-rata orang kebanyakan. Di sinilah diperlukan peran seorang pemimpin untuk mampu menginspirasi timnya menemukan hal tersebut.

Baca juga: Transformasi Digital Bantu UMKM Dongkrak Omzet

Sesi selanjutnya Jamil Azzaini membahas modus kedua yaitu ignite boldness. Dibutuhkan dorongan untuk memantik keberanian dalam diri seseorang untuk bergerak melewati tantangan. Peran penting seorang pemimpin disini untuk mampu menyulut keberanian tim sehingga mampu membangun tim agar berani berbuat, belajar dari kesalahan, dan menghindari melakukan kesalahan yang sama.

Di hari kedua, Indrawan Nugroho membahas modus selanjutnya yaitu be at forefront. Modus ini juga bisa dimaknai lewat kalimat, "Jika ada yang jatuh, sebagai pemimpin sayalah yang akan jatuh terlebih dahulu, bukan tim." Memang, ini bukan situasi yang menyenangkan. Namun, itulah seorang pemimpin sejati harus membuat semua orang merasa terlindungi ketika situasi memburuk. Dengan demikian, anggota tim akan melihat, mengamati, dan belajar banyak dari sikap dan cara menghadapi masalah.

Dilanjutkan dengan modus keempat yaitu make sacrifice. Seorang pemimpin perlu melakukan pengorbanan, baik yang terkait dengan aset berwujud atau tangible asset maupun aset tak wujud atau intangible asset. Pengorbanan di sini perlu untuk dipersiapkan bersama, menuntun anggota tim mencapai mimpi, menurunkan ego tidak mencari popularitas sehingga mereka bisa mencapai greatness-nya masing-masing. 

Modus yaitu engage personally. Bentuk engage personally yang baik yaitu menemui para anggota tim secara personal. Kedekatan pemimpin dan anggota tim dapat meningkatkan produktivitas dan kreativitas. Ke depan ini akan memudahkan pemimpin untuk mengajak anggota timnya tumbuh secara eksponensial. (RO/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat