visitaaponce.com

Transformasi Digital Bantu UMKM Dongkrak Omzet

Transformasi Digital Bantu UMKM Dongkrak Omzet
Ilustrasi transformasi digital(Freepik.com)

DI tengah penetrasi teknologi digital saat ini, bergabung dalam ekosistem digital bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi sebuah keharusan. Saat ini ada 21 juta atau sekitar 32 % dari total 64 juta UMKM di Indonesia yang memanfaatkan teknologi digital

Ketua Asosiasi Sales Nasional Indonesia (ASNI) Makassar Hasrul As mengatakan, jumlah UMKM di Indonesia yang go digital itu setara dengan 9 juta UMKM dari total 64 juta UMKM yang menyumbang pada 60 % produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

“Kenapa UMKM harus go digital? Sebab, ada beberapa keuntungan yang bisa diperoleh UMKM saat ia menggunakan platform digital untuk pemasaran. Contohnya adalah memperluas jangkauan pemasaran dan menambah koneksi (pelanggan potensial) yang baru. Selain itu, konsumen akan dimudahkan dengan berbagi informasi mengenai sebuah produk yang ditawarkan,” ucap Hasrul dalam webinar bertajuk IKM Eksis: Kreatif di Ruang Digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi.

Baca juga : Cara Mematikan Laptop di Windows

Selain itu, lanjut Hasrul, manfaat berikutnya yang bisa didapat bagi pelaku UMKM yang terjun ke ekosistem digital adalah bisa menekan biaya operasional. Apabila biaya operasional berhasil ditekan, maka profit yang didapat berpotensi naik atau bertambah. Ekosistem digital juga memudahkan mengevaluasi bisnis yang dijalankan.

Founder Digimon, sekaligus kreator konten, Dahlia Febrina mengingatkan, pemasaran produk UMKM bisa ditingkatkan dengan memanfaatkan jasa influencer atau pemengaruh. Pasalnya, sebagian besar konsumen atau pelanggan di Indonesia sudah akrab dengan teknologi digital lewat pemakaian ponsel cerdas. 

Baca juga : Tren ChatGPT dari Perspektif Neurosains, Menguntungkan atau Merugikan?

Berdasar data pada 2022, sebanyak 370 juta ponsel yang digunakan di Indonesia. Adapun transaksi perdagangan secara elektronik pada 2021 sesuai data yang dimiliki Bank Indonesia sebesar Rp401 triliun.

“Oleh karena itu, penggunaan jasa influencer sangat penting bagi promosi produk yang kita buat dan hendak dipasarkan. Hal ini disebabkan maraknya penggunaan media sosial yang menjadi sarana efektif untuk memasarkan produk-produk dagangan,” kata Dahlia.

Dahlia menambahkan, kebiasaan berbelanja secara online juga efektif bagi pemasaran dengan jasa influencer. Apalagi, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 204,7 juta orang dari total populasi yang sebanyak 270 juta jiwa. Sementara lama waktu berselancar di internet orang-orang Indonesia rata-rata adalah 8 jam 36 menit per hari.

Dosen Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung Deny Yudiantoro menambahkan, pembuatan merek dagang sangat penting dalam bisnis penjualan produk barang atau jasa. 

Menurut dia, merek bisa memberikan keuntungan yang berlipat ganda atas sebuah produk yang diperjualbelikan. Contohnya, kopi hitam tanpa merek dijual seharga Rp5.000 per gelas. Namun, dengan kopi yang sama dan diberikan merek tertentu, harganya bisa melonjak menjadi Rp 40.000 per gelas.

“Merek bisa memberikan rasa kepercayaan bagi pembeli dan juga dapat meningkatkan omzet penjualan. Sebuah toko tanpa nama akan relatif sepi ketimbang toko yang memiliki nama,” ujar Deny. 

Workshop Literasi Digital ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. 

Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Katadata Insight Center pada tahun 2021 disebutkan bahwa Indonesia masih berada dalam kategori “sedang” dengan angka 3.49 dari 5,00. D

alam merespons hal tersebut, Kemenkominfo menyelenggarakan “Workshop Literasi Digital” dengan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital. 

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mengatakan, selain membangun infrastruktur digital, pusat-pusat data, dan telekomunikasi di seluruh Indonesia. Kemenkominfo juga secara langsung mengadakan sekolah vokasi untuk menghasilkan tenaga kerja yang bertalenta digital. 

“Kemenkominfo menyiapkan program-program pelatihan digital pada tiga level, yaitu Digital Leadership Academy yang merupakan program sekolah vokasi dan pelatihan yang diikuti oleh 200-300 orang per tahun bekerja sama dengan delapan universitas ternama di dunia. Digital Talent Scholarship sebagai program beasiswa bagi anak muda yang ingin meningkatkan kemampuan dan bakat digital. Dan yang terakhir Workshop Literasi Digital yang dapat diikuti secara gratis bagi seluruh masyarakat di Indonesia,” tutur Johnny. (RO/Z-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat