visitaaponce.com

Deezer Kembangkan Teknologi Hapus Lagu Ilegal yang Dibuat AI

Deezer Kembangkan Teknologi Hapus Lagu Ilegal yang Dibuat AI
Layanan Streaming Deezer.(App Store)

LAYANAN streaming Deezer mengembangkan teknologi untuk mengidentifikasi dan berpotensi menghapus lagu-lagu yang meniru suara bintang pop. Perusahaan asal Prancis itu mengatakan bahwa mereka ingin menyingkirkan konten ilegal yang dibuat menggunakan teknologi artificial intelligence (AI) untuk melindungi para artis.

"Kami harus mengambil sikap sekarang. Kita berada pada momen penting dalam musik," kata CEO Jeronimo Folgueira dilansir dari BBC, Rabu (7/6).

Sebelumnya, beredar lagu yang meniru suara bintang pop menggunakan kecerdasan buatan. Pada April lalu, Universal Music mengajukan petisi kepada layanan streaming untuk menghapus lagu berjudul Heart On My Sleeve, yang konon dinyanyikan oleh dua artis terbesar perusahaan tersebut, Drake dan The Weeknd.

Baca juga: Hoaks yang Memanfaatkan AI Hantui Pilpres AS tahun Depan

Label tersebut menyebut kecerdasan buatan menggunakan musik artis mereka adalah pelanggaran hukum hak cipta. Namun, posisi tersebut belum diuji di pengadilan.

Para musisi sendiri terbagi dalam hal teknologi menggunakan kecerdasan buatan ini. Penyanyi alt-pop Grimes telah menyediakan suaranya untuk digunakan oleh siapa saja. Sedangkan Sting mengatakan bahwa para artis saat ini berjuang mempertahankan hak cipta atas musik.

Baca juga: 8 Aplikasi AI untuk Bantu Buat Presentasi Power Point Lebih Keren

Deezer memiliki pangsa pasar streaming yang kecil di Inggris, tetapi lebih menonjol di Prancis dan sebagian Amerika Selatan. Deezer mengatakan bahwa alat barunya akan menandai musik yang telah dibuat dengan kecerdasan buatan. Lagu-lagu tersebut akan ditandai ke label, artis, dan pemegang hak lainnya, yang kemudian dapat memutuskan tindakan apa yang harus diambil.

"Ini adalah penggunaan AI dan teknologi yang baik," kata Folgueira, yang menekankan bahwa ia tidak menentang musik AI selama diciptakan secara etis.

"Sebagai contoh, secara pribadi, saya ingin sekali melihat AI menghidupkan kembali Whitney Houston, dan menciptakan lagu-lagu baru yang menakjubkan dengan suaranya. Namun kita sebagai industri perlu memastikan bahwa AI digunakan dengan cara yang benar, sesuai dengan hukum dan hak kekayaan intelektual, serta para seniman mendapatkan kompensasi yang adil."

Folgueira menyamakan munculnya lagu-lagu yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan dengan penyebaran informasi yang salah di platform media sosial, seperti Twitter dan Facebook.

"Salah satu alasan mereka membiarkan berita palsu berkembang adalah karena mereka menghasilkan banyak uang dari hal tersebut. Ketika orang-orang menjadi terpolarisasi, hal itu menciptakan lebih banyak keterlibatan, dan kemudian kita memiliki dampak yang mengerikan di masyarakat. Saya pikir ada risiko yang sama di sini juga."

Ia mengakui bahwa saat ini sangat sedikit lagu yang diunggah dengan vokal palsu, tetapi dia memperkirakan akan ada ledakan musik kecerdasan buatan dalam enam hingga sembilan bulan ke depan. Dengan lebih dari 100.000 lagu yang diunggah ke layanan ini setiap harinya, mustahil jika konten tersebut diperiksa oleh manusia.

"Kami mengeliminasi sejumlah besar artis dan sejumlah besar stream palsu setiap hari dan trennya adalah perilaku curang ini terus meningkat," kata Folgueira.

(Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat