visitaaponce.com

Mayoritas Pimpinan Bagian Pergudangan Ingin Gunakan RFID

Mayoritas Pimpinan Bagian Pergudangan Ingin Gunakan RFID
Ilustrasi.(Dokpri.)

SEKITAR 58% pengambil keputusan di bagian atau divisi pergudangan (warehouse) berencana menggunakan teknologi radio frequency identification (RFID) pada 2028. Ini akan membantu meningkatkan visibilitas barang persediaan (inventory) mereka dan menghindari kehabisan stok. Itu merupakan hasil temuan Global Warehousing Study 2023 yang dirilis Zebra Technologies Corporation.

Dalam lima tahun ke depan, sebagian besar pengambil keputusan di bagian pergudangan berencana menggunakan RFID reader jenis fixed, passive, atau handheld dan solusi pemindaian jenis fixed untuk penggunaan industri yang dapat melakukan tracking terhadap aset, pekerja, dan barang dengan lebih baik di seluruh lingkungan gudang. Tahun ini menandai ke-50 penemuan RFID, yang telah menjadi alat bantu pemecahan masalah bagi pekerja lini depan di bagian pergudangan dan industri-industri lain.

Secara global, 73% pengambil keputusan di bagian pergudangan telah atau akan mempercepat jadwal proyek modernisasi mereka. Begitu pula dengan pengambil keputusan di Asia Pasifik (APAC) dengan persentase sekitar 69%. Hal ini akan membantu untuk memecahkan masalah pengelolaan pengembalian barang (return) yang kini menjadi tantangan operasional utama yang dihadapi hampir setengah dari pengambil keputusan di sektor pergudangan yang disurvei (47% secara global, 40% di APAC). Studi ini mencatat peningkatan dengan persentase sebanyak 5 poin dari tahun ke tahun di wilayah APAC.

Baca juga: Jauhi Tingkok, Foxconn Rencanakan Investasi Tambahan di India

"Peningkatan pengembalian barang yang signifikan sejalan dengan pertumbuhan e-fulfillment selama beberapa tahun terakhir. Hal ini menjadi mandat untuk melakukan perubahan di setiap bagian dari rantai pasokan," ujar Eric Ananda, Country Manager Indonesia Zebra Technologies. "Hal ini berarti para pemimpin di bagian pergudangan harus memodernisasi operasional mereka dengan menggunakan solusi teknologi untuk menangani pengembalian barang dan meningkatkan kelincahan, visibilitas persediaan barang, serta perkiraan permintaan untuk meningkatkan efisiensi dan membuat keputusan yang lebih baik secara real-time." Beberapa contoh dari solusi-solusi tersebut antara lain komputer mobile TC53/TC58, tablet enterprise ET60/ET65, printer mobile ZQ600 Plus, printer desktop ZD421/ZD411, Zebra VisibilityIQ Foresight, komputer wearable android  WS50 RFID, dan printer industri ZT231 RFID.

Hal ini terjadi karena mayoritas pengambil keputusan di bagian pergudangan (76% secara global, 75% di Asia Pasifik) mengatakan bahwa mereka berada di bawah tekanan untuk meningkatkan kinerja sambil menyesuaikan diri dengan pergeseran permintaan konsumen e-commerce. Menurut hampir 80% staf dan pengambil keputusan bagian pergudangan, persediaan barang yang tidak akurat dan kehabisan stok terus menjadi tantangan signifikan terhadap produktivitas. Faktanya, kedua kelompok tersebut--staf (82% secara global, 79% di APAC) dan pengambil keputusan (76% secara global, 79% di APAC)--mengakui bahwa mereka membutuhkan tools manajemen persediaan barang yang lebih baik untuk mencapai akurasi yang lebih baik dan menentukan ketersediaan. Untuk mengatasi masalah ini, sebagian besar pengambil keputusan (91% secara global, 88% di APAC) akan mengatasi kebutuhan ini dengan berencana berinvestasi dalam teknologi guna meningkatkan visibilitas di seluruh rantai pasokan pada 2028.

Baca juga: Sam Altman kembali sebagai CEO OpenAI setelah Dipecat

Para pengambil keputusan di bagian pergudangan juga menambah jumlah pekerja lini depan mereka dengan melakukan otomatisasi pergudangan untuk mengoptimalkan operasional dan meningkatkan visibilitas persediaan. Menurut studi terbaru dari Interact Analysis, meskipun baru-baru ini terjadi perlambatan permintaan untuk proyek otomatisasi (sebagian disebabkan penurunan pembangunan gudang), permintaan ini diperkirakan akan kembali meningkat pada 2024.

Studi Zebra menemukan bahwa tujuh dari 10 pengambil keputusan di bagian pergudangan (69% secara global, 70% di Asia Pasifik) memiliki atau berencana mengotomatiskan alur kerja pada 2024 untuk mendukung staf pergudangan dan mengalihkan mereka untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan bernilai tinggi yang fokusnya melayani kebutuhan pelanggan. Hampir setengah dari pengambil keputusan di bagian pergudangan percaya bahwa otomatisasi meningkatkan efisiensi dan produktivitas pekerja dengan mengurangi pengambilan barang secara manual, kesalahan pesanan, dan waktu siklus. Sementara itu, sekitar delapan dari 10 staf pergudangan di seluruh dunia (81%) dan di Asia Pasifik (78%) setuju bahwa penggunaan lebih banyak teknologi dan otomatisasi membantu mereka memenuhi atau melampaui target produktivitas.

Seiring dengan peningkatan produktivitas, hal ini akan memberdayakan mentalitas staf terhadap pekerjaan mereka. Delapan dari 10 staf pergudangan (83% secara global, 82% di Asia Pasifik) yang disurvei juga merasa lebih dihargai ketika perusahaan mereka menyediakan tools teknologi dan otomatisasi untuk membantu mereka melakukan pekerjaan mereka. Demikian pula, lebih dari delapan dari sepuluh pengambil keputusan di sektor pergudangan di seluruh dunia (88%) dan APAC (84%) mengatakan bahwa menambahkan teknologi pergudangan, termasuk perangkat dan robotika, dapat menarik dan mempertahankan para staf. Ini sangat penting saat terjadi kekurangan tenaga kerja. Lebih dari separuh pengambil keputusan yang disurvei berencana menerapkan solusi software machine learning (52% secara global, 57% di Asia Pasifik) dan analisis prediktif (59% secara global, 63% di Asia Pasifik) pada sarana dan prasarana di perusahaan mereka di 2028.

Pada akhirnya, para pengambil keputusan di bagian pergudangan memilih solusi berdasarkan kemampuannya untuk membantu mereka membangun operasional yang berkelanjutan, sebagian besar didorong oleh peraturan, biaya atau kekurangan energi, serta ekspektasi pelanggan, pekerja, dan investor. Sebagai contoh, 77% pengambil keputusan di bagian pergudangan global memfokuskan pada pengurangan emisi dan limbah, 84% pengambil keputusan di bagian pergudangan mengakui pentingnya solusi teknologi pergudangan yang dapat memaksimalkan masa pakai baterai. Sentimen ini juga bergema di Asia Pasifik dengan 74% dan 78% pengambil keputusan di Asia Pasifik menyuarakan hal ini.

Elemen berkelanjutan lain yang diprioritaskan para pengambil keputusan saat ini termasuk memastikan waktu penggantian perangkat mobile yang akurat, menghubungkan ke software pemantauan energi untuk memaksimalkan efisiensi, menawarkan program pembelian kembali (buy-back) dan perbaikan bersertifikat/ekonomi sirkular, serta penggunaan bahan yang dapat digunakan kembali dan didaur ulang. Di luar operasional mereka sendiri, 81% pengambil keputusan di sektor pergudangan global (79% di Asia Pasifik) juga mengatakan bahwa penting bagi vendor teknologi untuk memiliki langkah-langkah keberlanjutan dalam menjalankan bisnis mereka. Pada akhirnya, sektor pergudangan harus terus menerapkan strategi yang lincah untuk menghindari inefisiensi, menghemat sumber daya, dan memberikan keunggulan kinerja bagi karyawan. (RO/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat