Akatara 2022 Diharapkan Jadi Ajang Memulihkan Industri Film Nasional
![Akatara 2022 Diharapkan Jadi Ajang Memulihkan Industri Film Nasional](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/03/017b9e5a6f46a31f3bd16fe21cfe4e40.jpg)
Tahun ini, ada sekitar 50 proyek film yang ikut serta, mulai dari film panjang, film pendek, dokumenter, animasi, dan serial. Berlangsung selama dua hari pada 29-30 Maret, setidaknya ada sekitar 60 calon investor dan kolaborator yang sudah bergabung.
“Tahun lalu kami menerima sekitar 300-an proposal film yang kemudian terkurasi menjadi 50 proyek film yang ikut serta pada tahun ini. Kami berharap Akatara dapat memenuhi kebutuhan industri film dan konten audio visual, dan menampilkan keunggulan bangsa. Di sini menjadi tempat untuk mempertemukan proyek dari seluruh Indonesia dan venture capital,” kata Direktur Program Akatara 2022 Vivian Idris dalam sambutannya, di The Westin Hotel, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, (29/3).
Sementara itu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno yang hadir untuk membuka Akatara 2022 mengatakan dengan adanya forum ini diharapkan bisa menjadi salah satu upaya untuk membangkitkan kembali industri perfilman Indonesia yang terpuruk akibat pandemi.
“Dengan rekam jejak yang sudah berlangsung lima tahun, Akatara bukan saja menjadi penghubung antara sineas dan investor. Tapi juga bisa mengembangkan perfilman dengan menciptakan akses pembiayaan. Ke depan, kita akan melihat film-film yang sukses, yang dipertemukan lewat Akatara, seperti Keluarga Cemara, atau Nyanyian Akar Rumput,” kata Sandi.
Sandi melanjutkan, memperbaiki ekosistem perfilman menjadi tanggung jawab bersama. Termasuk pemerintah. Bukan saja menciptakan film-film bagus, tetapi juga laku di pasar dan bisa bersaing secara global.
“Ini adalah bagian dari pemulihan tata kelola dan ekonomi baru pasca-pandemi. Dengan pembiayaan film yang lebih berkelanjutan, dan film yang lebih berdampak sosial. Dan tentunya mendukung isu seperti keberlanjutan lingkungan, women empowerment, gender equality, dan sebagainya. Menurut saya film-film seperti itu yang akan menjadi identitas bangsa dan akan mengubah perilaku kita pasca-pandemi.”
Ditemui di sela-sela acara, Winner Wijaya yang membawa proyek dokumenter Pak Greg dari Wai Apo, dokumenter tentang eks-tapol 1965 di Akatara, mengatakan dirinya tengah mencari mitra kolaborasi yang mau mendukung pasca-produksi. Hal itu juga yang dituju oleh sutradara Khozy Rizal, yang membawa proyek baru film pendek Basri dan Salma dalam Komedi yang Terus Berputar. Sutradara Lika-Liku Laki itu juga tengah mencari mitra kolaborasi untuk pasca-produksi. Sementara, sineas asal Bali Nirartha Bas Diwangkara yang membawa proyek film pendek Unseen Sin tengah mencari mitra ko-produser dan kru produksi. (M-4)
Terkini Lainnya
Film Budi Pekerti Siap Tayang di Ajang Toronto Film Festival
Rombongan Budi Pekerti Siap Terbang ke Toronto Film Festival
Film Sawo Matang Tayang Perdana di Toronto Film Festival
Film Budi Pekerti World Premiere di Toronto Film Festival
Film The Fabelmans Raih Penghargaan Utama TIFF
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap