visitaaponce.com

Greta Thunberg Kembali akan Luncurkan Buku tentang Krisis Iklim

Greta Thunberg Kembali akan Luncurkan Buku tentang Krisis Iklim
Aktivis lingkungan Greta Thunberg berbicara dalam aksi demonstrasi di sela-sela COP26 di Glasgow, tahun 2021 lalu.(AFP/DANIEL LEAL-OLIVAS )

Aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg bakal merilis sebuah buku mengenai krisi iklim. Buku yang akan diluncurkan pada  musim gugur ini bertujuan memaparkan ikhtisar global tentang bagaimana banyak krisis di planet ini terhubung.

“Saya telah memutuskan untuk menggunakan platform saya untuk membuat sebuah buku berdasarkan ilmu pengetahuan terbaik yang tersedia saat ini, sebuah buku yang mencakup krisis iklim, ekologi, dan keberlanjutan secara holistik,” kata Thunberg dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir The Guardian, Jumat (1/4).

“Karena krisis iklim, tentu saja, hanyalah gejala dari krisis keberlanjutan yang jauh lebih besar. Harapan saya adalah bahwa buku ini bisa menjadi semacam sumber untuk memahami berbagai krisis yang berbeda dan saling berhubungan erat ini.”

Dalam The Climate Book, yang akan dicetak oleh penerbit Penguin ini, Thunberg telah mengumpulkan lebih dari 100 kontributor, mulai dari ilmuwan Johan Rockström dan Katharine Hayhoe, hingga ekonom Thomas Piketty, dan novelis Margaret Atwood. Perempuan berusia 19 tahun ini juga membagikan apa yang telah dia pelajari dari pengalamannya sendiri sebagai aktivis lingkungan.

Secara khusus, dia juga membahas prevalensi greenwashing, dan mengungkapkan sejauh mana kita tidak mengetahui masalah ini.

“Saat ini, kami sangat membutuhkan harapan”, kata Thunberg. "Tapi harapan bukan tentang berpura-pura bahwa semuanya akan baik-baik saja."

Untuk diketahui, Greenwashing adalah strategi komunikasi atau pemasaran satu perusahaan (biasanya industri fesyen) untuk memberikan citra yang ramah lingkungan, baik dari segi produk, nilai, maupun tujuan perusahaan tanpa benar-benar melakukan kegiatan yang berdampak bagi kelestarian lingkungan. Klaim itu kenyataannya hanya untuk menaikkan keuntungan perusahaan tersebut.

Dia menambahkan: “Bagi saya, harapan bukanlah sesuatu yang diberikan kepada Anda, itu adalah sesuatu yang harus Anda hasilkan, ciptakan. Itu tidak dapat diperoleh secara pasif, sekadar menunggu orang lain melakukan sesuatu. Harapan adalah mengambil tindakan.”

Sejak 2018, ketika Thunberg, yang saat itu berusia 15 tahun, memulai pemogokan di sekolahnya yang sekarang terkenal. Remaja Swedia itu telah menyerukan tindakan yang serius untuk mengatasi krisis iklim. Dia telah menjadi selebritas dunia dan tokoh komunitas aktivis lingkungan, menjadi Person of the Year termuda pada  2019 oleh majalah Time dan dinominasikan tiga kali untuk hadiah Nobel perdamaian.

Dia sebelumnya telah menerbitkan tiga buku, dua ditulis bersama oleh orang tua dan saudara perempuannya: Scenes from the Heart dan Our House Is on Fire, dan satu kumpulan pidato, No One Is Too Small to Make a Difference.

“Greta telah membuktikan dirinya sebagai salah satu penulis baru kami yang terbaik dan paling menggembleng”, kata Chloe Currens, editor Thunberg di Penguin. “Dalam serangkaian bab yang tajam, berwawasan luas, dan penuh semangat, yang menyatukan bagian-bagian buku yang berbeda, dia membagikan pengalamannya sendiri dan menanggapi apa yang dia pelajari.” (M-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat