Peningkatan Emisi Karbon Kian Mengkhawatirkan
![Peningkatan Emisi Karbon Kian Mengkhawatirkan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/06/6697f7843354cb65539fbfe8da15b61d.jpg)
Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional mengumumkan kabar kabar mengenai jumlah karbon dioksida di atmosfer bumi sekarang ini 50% lebih tinggi dan berada pada tingkat yang tidak terlihat sejak jutaan tahun lalu.
“Karbon dioksida berada pada tingkat yang belum pernah dialami spesies kita sebelumnya,” kata ilmuwan senior di Laboratorium Pemantauan Global Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional NOAA, Pieter Tans seperti dikutip dari USAToday.com pada Senin (6/6).
Pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas melepaskan gas "rumah kaca" seperti karbon dioksida dan metana ke atmosfer bumi dan lautan. Emisi telah menyebabkan suhu planet naik ke tingkat yang tidak dapat dijelaskan oleh faktor alam.
“Hanya dalam 20 tahun terakhir, suhu dunia telah meningkat sekitar dua pertiga derajat Fahrenheit,” katanya.
Sementara itu, ilmuwan NOAA lainnya mengatakan kenaikan suhu ini telah melepaskan berbagai dampak cuaca, termasuk fenomena panas ekstrem, kekeringan dan aktivitas kebakaran hutan, serta curah hujan yang lebih tinggi, banjir, dan aktivitas badai tropis.
“Tanpa pengurangan polusi karbon kita akan melihat tingkat perubahan iklim yang lebih merusak, lebih banyak gelombang panas, lebih banyak banjir, lebih banyak kekeringan, lebih banyak badai besar, dan permukaan laut lebih tinggi.” kataiIlmuwan iklim Universitas Illinois, Donald Wuebles.
Tingkat karbon dioksida terus meningkat, ketika kita berusaha menurunkannya. Tingkat karbon dioksida tahun ini hampir 1,9 bagian per juta lebih dari setahun yang lalu, ini menjadi lonjakan yang cukup besar dari Mei 2020 hingga Mei 2021.
Sebelum Revolusi Industri, tingkat karbon dioksida secara konsisten sekitar 280 ppm selama hampir 6.000 tahun peradaban manusia. Sejak itu, manusia telah menghasilkan sekitar 1,5 triliun ton polusi karbon dioksida,yang sebagian besar akan terus menghangatkan atmosfer selama ribuan tahun.
Meskipun kondisi pandemi bisa mengurangi emisi karbon global pada tahun 2020, hal itu kembali meningkat pada tahun 2021. "Penggunaan bahan bakar fosil mungkin tidak lagi mengalami akselerasi, tetapi kami masih berusaha untuk menekan bencana global,” kata ahli geokimia, Ralph Keeling dari Scripps Institution of Oceanography. (M-4)
Terkini Lainnya
Kepala BMKG: Pengamatan Sistematis Dukung Analisis dan Prediksi Iklim
Launching Buku Tandai Perayaan Ulang Tahun ke-94 Prof Emil Salim
Gereja HKBP Tolak Kelola Izin Tambang
Pemanasan Global Capai 1,43 Derajat Celcius pada 2023
Peringati Hari Lingkungan Hidup, Bakul Budaya FIB UI Gelar Sedekah Hutan
Perdagangan Hijau Indonesia, untuk Siapa?
Definisi Orientasi Adalah? Kenali Proses dan 9 Contoh Kegiatan yang Menarik
Kuis Hari Bumi: Buktikan seberapa baik Kamu Mengenal Planet Kita!
Anggota Pandawara Dapatkan Vaksinasi Gratis Influenza dari Bio Farma
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Tekan Emisi Karbon, Sosialisasi AC Hemat Energi Perlu Ditingkatkan
Upaya Adaptif Mengatasi Perubahan Iklim
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap