Kisah di Balik Kelezatan Pasta
![Kisah di Balik Kelezatan Pasta](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/09/1eb376902af8e50c8fbc44dc5be5d6a4.jpg)
Pasta merupakan istilah untuk menyebut makanan olahan Italia yang dibuat dari campuran tepung terigu, olive oil, telur, dan garam. Ada beragam variasi pasta yang berbedar di Indonesia, seperti spageti, fetucini, dan makaroni, tortellini dan ravioli adalah beberapa jenis pasta yang populer.
Kuliner yang memiliki 300 lebih bentuk olahan ini menjadi makanan andalan orang Italia sejak Abad Pertengahan hingga sekarang. Sejak saat itu, orang di seluruh dunia menganggap pasta adalah makanan yang berasal dari Italia. Namun, ada pula sebagian kalangan yang menganggap jika terdapat campur tangan orang-orang Tiongkok dalam penemuan pasta.
Hal ini diperkuat lantaran banyak benda-benda yang pertama kali ditemukan di Tiongkok seperti kertas, mesin cetak, bubuk mesiu, teh, minuman keras, dan sempoa. Tapi apakah benar pasta juga ditemukan pertama kali di Tiongkok?
Seperti dikutip dari Tasting Table pada Jum'at (2/9), sebagian kalangan menganggap pasta Italia terinspirasi dari Tiongkok. Anggapan ini merujuk pada perjalanan Marco Polo, seorang pelaut asal Venesia, yang menulis tentang pengalamannya singgah di Tiongkok yang termuat dalam kronik Polo berjudul "Oriente Poliano" pada masa Dinasti Yuan (1271-1368)
Dalam tulisannya, Polo sempat menyinggung tentang salah satu jenis makanan orang-orang Tiongkok yang menurutnya dibuat dari akar yang sama seperti Pasta. Akan tetapi, anggapan bahwa pasta Italia diperkenalkan oleh Polo usai mengembara ke Tiongkok rupanya terjadi akibat kesalahan penafsiran.
Para peneliti yang dilakukan para ilmuan mengungkapkan bahwa orang Tiongkok telah menikmati mie sejak 4.000 tahun yang lalu, namun Marco Polo menuliskan bahwa makanan yang ia temui di Tiongkok tersebut digambarkan serupa dengan salah satu jenis pasta yang ia ingat ada di Italia. Sehingga, diduga kuat Polo tidak asing dengan jenis makanan Tiongkok yang memiliki bentuknya menyerupai pasta.
Meskipun Marco Polo pernah menghabiskan beberapa tahun di Tiongkok, mempelajari tradisi dan budaya negara itu, dan membawa mie Tiongkok ke Italia, tetapi sejarawan makanan Italia mengatakan budaya pasta sudah berkembang di wilayah Mediterania selama berabad-abad sebelum Marco melakukan perjalanan ke timur, di antara orang Yunani kuno dan kemudian di antara orang Romawi.
Diketahui Marco Polo memulai pengembaraannya ke Timur pada abad ke-13. Ia menyusuri Jalur Sutera hingga ke Tiongkok. Ia pun sempat singgah ke Nusantara, tepatnya Sumatera dan Jawa.
Satu abad sebelum pengembaraan Polo, catatan mengenai pasta Italia sudah ada. Hal ini menguatkan kesimpulan bahwa pasta Italia tidak tercipta setelah Polo mengenalkannya dari China.
Catatan tersebut ditulis dalam sebuah buku berjudul "The Book of Roger" oleh seorang ahli geografi Mediterania, Muhammad al-Idrisi pada 1154. Buku yang diterbitkan 100 tahun sebelum kelahiran Marco Polo itu, terinspirasi dari seorang Raja Sisilia yakni Roger.
Pasta yang ia temui di Pulau Sisilia dibuat dari tepung terigu lalu dibentuk serupa dawai-dawai panjang. Secara geografis, pulau Sicilia yang terletak di Laut Mediterania memang menjadi titik temu pedagang-pedagang Eropa, Arab, dan Afrika Utara pada masa itu. Berdasarkan hal ini, sejumlah kalangan pun menduga jika pasta Italia dipengaruhi oleh pertemuan dengan bangsa Arab dan sekitarnya.
Aloh-alih dari Tiongkok, hari ini bukti pasta paling awal penemuan justru berasal dari daerah Yunani Kuno. Orang Yunani adalah penemu hidangan yang disebut laganon (yang kemudian dikenal sebagai lasagna) pada tahun 1.000 dan 800 SM.
Yunani dianggap punya tradisi pasta yang sama dengan Italia, karena sama-sama punya tradisi menanam dan mengolah gandum durum, bahan baku pasta. Selain itu, pedagang Arab di Sicilia pada abad ke-12 juga dikisahkan memperkenalkan teknik mengeringkan pasta yang mereka pakai ketika berlayar menuju Sicilia.(M-4)
Terkini Lainnya
Diikuti Delegasi 31 Negara, Ribuan Warga Padati Festival Asia Afrika di Bandung
Jawa Barat Dorong Pengembangan Potensi Wisata di 27 Kabupaten Kota
Tradisi Ruwat Agung Samin Klopoduwur Blora Resmi Diakui Negara
Apa Itu Weton Tulang Wangi? Simak Penjelasan dan Kombinasinya
Gandeng Kapal Wisata, Sudamala Resorts Promosikan Potensi Pariwisata Lombok
2 Kesenian Tradisional Sumedang Ditetapkan sebagai Warisan Budaya tak Benda
Aston Bogor Hadirkan Kids Poolside Carnival dengan Pesulap Teby Winsen
Yuk ke HARRIS Bekasi, Ada Menu Bundling yang Menggugah Selera
6 Rekomendasi Bakpia Jogja Enak untuk Oleh-oleh
Tips Makan Steak Agar Tetap Sehat dan Rendah Lemak
Bobby Maulana Ingin Kuliner Sukabumi Go International
Kuliner Seafood Jadi Instrumen Diplomasi Kemenlu di Labuan Bajo
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap