Ilmuwan Mengajari Sel-sel Otak Bermain Video Gim
![Ilmuwan Mengajari Sel-sel Otak Bermain Video Gim](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/10/c7bd4f7805e9ff8aa34f047f85d376c4.jpeg)
Para ilmuwan saraf telah menunjukkan bahwa sel-sel otak dapat belajar memainkan video gim klasik Pong (sejenis permainan tenis meja di komputer/gawai). Brett Kagan, yang memimpin sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Neuron, Rabu (13/1) mengatakan kepada AFP, bahwa temuannya membuka pintu untuk jenis penelitian baru dalam pemrosesan informasi biologis, melengkapi komputer digital normal.
"Apa yang tidak bisa dilakukan mesin adalah mempelajari sesuatu dengan sangat cepat -- jika Anda memerlukan algoritme pembelajaran mesin untuk mempelajari sesuatu, itu membutuhkan ribuan sampel data," jelasnya. "Tetapi jika Anda bertanya kepada manusia, atau melatih seekor anjing, ia dapat mempelajari sebuah trik dalam dua atau tiga kali percobaan." imbuh Kagan, yang menjadi kepala petugas penelitian di Cortical Labs yang berbasis di Melbourne, Australia.
Kagan dan rekannya mengambi sel otak tius dan manusia. Mereka kemudian meletakknanya di atas susunan mikroelektroda yang dapat membaca aktivitas mereka dan merangsangnya dengan aktivitas listrik. Para ilmuwan kemudian menghubungkan input ke elektroda untuk meniru keberadaan bola dalam gim tersebut. Secara real time, mereka merekam bagaimana sel, yang bertindak sebagai dayung/raket, merespons. Ini kemudian diterjemahkan menjadi apakah sel mampu “membaca gerak bola atau tidak.
Eksperimen melibatkan sekitar 800.000 neuron, kira-kira seukuran otak lebah. Dalam percobaan itu sinyal dikirim dari kiri atau kanan untuk menunjukkan di mana bola itu berada, dan "DishBrain," sebagaimana para peneliti menyebutnya, menembakkan kembali sinyal untuk menggerakkan dayung/raket. Para ilmuwan menemukan bahwa semakin banyak sel yang dimainkan, semakin baik.
Ketika neuron berhasil membuat dayung/raket memukul bola, mereka menerima sinyal listrik yang "dapat diprediksi". Tetapi ketika mereka meleset, mereka dikirimi sinyal secara acak, atau "tidak dapat diprediksi". "Satu-satunya hal yang bisa dilakukan neuron sebenarnya adalah menjadi lebih baik dalam mencoba memukul bola untuk menjaga mereka terkendali dan dapat diprediksi," kata Kagan.
Performa DishBrain tidak sesuai dengan AI (kecerdasan buatan) atau standar manusia, tetapi "fakta bahwa kami melihat pembelajaran yang signifikan benar-benar menjadi bukti betapa kuatnya neuron dalam memproses informasi dan beradaptasi dengan lingkungan mereka," tambahnya.
Tim peneliti percaya DishBrain adalah makhluk hidup - yang mereka definisikan sebagai kemampuan untuk merasakan dan merespons informasi sensorik dengan cara yang dinamis.
Kagan sendiri paling bersemangat dengan kemungkinan masa depan komputer biologis berdasarkan penemuan ini. "Kami membandingkannya dengan transistor pertama," katanya, blok bangunan elektronik modern yang ditemukan pada tahun 1947, yang akhirnya menghasilkan komputer digital yang hebat aat ini.
Tara Spires-Jones dari Center for Discovery Brain Science di University of Edinburgh, yang tidak terlibat dalam penelitian ini mengatakan "Jangan khawatir, sementara piringan neuron ini dapat mengubah responsnya berdasarkan stimulasi, mereka bukan kecerdasan gaya fiksi ilmiah , ini adalah respons sirkuit sederhana (walaupun menarik dan penting secara ilmiah)." (M-3)
Terkini Lainnya
Bye Bye Laptop, Terlalu Lama Ngetik Picu Gangguan Saraf Tepi?
Dokumenter Celine Dion Ungkap Kehidupan dan Perjuangan Melawan Penyakit Langka
Kombinasi Obat dan Vitamin B Bisa Kurangi Dampak Neuropati perifer
Neuropati Perifer Perlu Ditagani Sedini Mungkin
Penderita Diabetes Diingatkan Cegah Neuropati Perifer
Ini Cara Mengenali Gejala Neuropati
Jawaban Ujian dari Kecerdasan Buatan tidak Terdeteksi dan Ungguli Siswa
Produk Inovasi Ring Jantung dari UGM Siap Masuk Tahap Uji Klinis
Peneliti Kembangkan Komputer yang Mampu Pahami Emosi Manusia
Peneliti OceanX Temukan Rangkaian Gunung Bawah Laut Indonesia
Ini yang Harus Diketahui Orangtua Ketika Anak Perempuannya Alami Menstruasi Lebih Awal
Indonesia Berpotensi Jadi Pusat Data Genomik Kesehatan Global
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Manajemen Sekolah Penghalau Ekstremisme Kekerasan
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap