visitaaponce.com

Bye Bye Laptop, Terlalu Lama Ngetik Picu Gangguan Saraf Tepi

Bye Bye Laptop, Terlalu Lama Ngetik Picu Gangguan Saraf Tepi?
Ilustrasi(kemkes.go.id)

NEUROPATI atau kerusakan saraf tepi bukan penyakit, melainkan gejala kerusakan saraf yang bisa menyerang siapa saja, khususnya yang memiliki segudang aktivitas. Gejalanya kerap diabaikan padahal dampaknya sangat merugikan karena memengaruhi kualitas hidup seseorang.

"Beberapa tanda kerusakan saraf sering diabaikan sehingga penderitanya baru memeriksakan diri ke dokter setelah menurunnya kualitas hidup," ujar spesialis kedokteran olahraga dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga, Ade Tobing, dalam sebuah diskusi di Jakarta, belum lama ini.

Ade mengungkapkan, mengetik terlalu lama dan duduk di posisi yang sama dalam waktu lama, termasuk mengendarai motor, bisa memicu munculnya neuropati.

Baca juga : Pusat Neuromuskular untuk Diagnosa Gangguan Saraf dan Otot

"Jika aktivitas tadi dilakukan dengan posisi yang salah, dapat menyebabkan gangguan saraf tepi seperti keram otot, sciatica, atau carpal tunnel syndrome," imbuhnya.

Pada kasus carpal tunnel syndrome terjadi penjepitan saraf di pergelangan tangan sehingga jari-jari merasakan rasa kebas, kesemutan, dan nyeri. Agar gejala tersebut hilang, penjepitan tersebut harus diatasi melalui operasi.

Ade mengatakan neuropati bisa dicegah dengan cara rutin melakukan senam neuromove yang akan merangsang otot, saraf, dan otak.

Baca juga : Kenali Ramsay Hunt Syndrome yang Diderita Justin Bieber

"Senam atau berlatih gerak ini membuat aliran darah lancar ke otot, saraf, dan otak. Senam terdiri dari pemanasan, inti, dan pendinginan, di awal dan di akhir senam itu penting sekali. Jika kita berlatih dengan gerakan, ditambah melukis di udara angka delapan tidur, itu melatih fokus konsentrasi lebih penuh. Untuk anak, orang tua, remaja, itu bagus untuk melatih konsentrasi. Gerakan itu melatih konsentrasi melalui bola mata tentunya merangsang elektrik di otak sehingga bisa konsentrasi," urai Ade Tobing.

Menurutnya, gerakan ini sangat praktis dan bisa dilakukan oleh siapa saja. Anak-anak dan dewasa bisa melakukannya selama 30 menit, sedangkan kaum lansia cukup 20 menit.

"Untuk orang lansia gerakan bisa dilakukan pelan sambil duduk," pungkasnya. (H-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat