Meteorit Berusia 4,6 Miliar Tahun Mampu Ungkap Asal-Usul Air di Bumi
Para ilmuwan telah bertahun-tahun menelusuri asal muasal air yang ada di Bumi. Baru-baru ini, terungkap sebuah penelitian yang menyebutkan meteorit berusia 4,6 miliar tahun yang jatuh tahun lalu di wilayah Winchcombe, Inggris dapat mengungkap asal air di Bumi.
Meteorit tersebut menarik perhatian para ilmuwan untuk dipelajari lebih lanjut. Selain itu, untuk memperdalam penelitian ini, para ilmuwan menganalisis batuan ruang angkasa lain di tata surya.
Batu luar angkasa yang jatuh di halaman rumah warga pada Februari tahun lalu itu menjadi obyek penelitian menarik yang bisa memberikan analisis dan wawasan baru tentang tata surya. Setelah diteliti, batu ruang angkasa itu mengandung air yang sangat mirip dengan komposisi kimiawi air yang ditemukan di Bumi.
Penelitian dengan judul "The Winchcombe meteorite, a unique and pristine witness from the outer solar system" ini mengungkap bahwa meteorit di Winchcombe direkam oleh 16 kamera meteor khusus. Bola api di langit malam tersebut juga terekam di video bel pintu rumah dan kamera dasbor.
Menurut tim peneliti, mungkin hal tersebut dapat memberikan penjelasan tentang bagaimana planet kita diunggulkan dengan zat pemberi kehidupan, yaitu air yang berlimpah.
Meteorit itu pecah menjadi tumpukan pecahan dan bubuk berukuran milimeter hingga sentimeter. Pecahan tersebut dikumpulkan dengan menggunakan sarung tangan karet dan disegel dalam kantong polietilen.
Potongan terbesar meteorit ini berupa batu seberat 152 gram. Secara total, material yang ditemukan kurang dari tujuh hari setelah meteor jatuh seberat 531,5 gram.
Untuk menganalisis mineral dan elemen di dalam batu, para peneliti memoles serta memanaskannya dengan sinar-X dan laser. Hal ini mengungkapkan bahwa batu itu berasal dari asteroid yang mengorbit di sekitar Jupiter. Sekitar 11% dari massa meteorit tersebut adalah air.
Untuk memperdalam penelitian ini, para ilmuwan dapat menganalisis batuan ruang angkasa lain di sekitar tata surya, seperti asteroid Ryugu, yang juga ditemukan mengandung bahan pendukung kehidupan seperti asam amino.
Hidrogen dalam air asteroid memiliki dua bentuk, yaitu hidrogen normal dan isotop hidrogen yang dikenal sebagai deuterium. Para ilmuwan menemukan rasio hidrogen terhadap deuterium cocok dengan rasio yang ditemukan dalam air di Bumi.
Hasil ini menyiratkan bahwa air meteorit tersebut dan air di Bumi memiliki titik asal yang sama. Asam amino, bahan penyusun protein, dan kehidupan selanjutnya juga ditemukan di dalam batu angkasa itu.
Penelitian lanjutan
Meteorit Winchcombe dikategorikan langka dengan memiliki banyak karbon atau disebut kondrit karbon. Hal itu juga menjadi peristiwa jatuhnya kondrit karbon yang paling akurat tercatat dan dikumpulkan hanya beberapa jam setelah menabrak tanah.
Beberapa bulir debu antariksa yang ada di meteorit Murchison (inset) bisa berasal dari materi bintang yang mati, meledak dan melemparkan materinya ke ruang antarbintang seperti di Nebula Telur.
”Sebagian besar tetap tidak terkontaminasi, menjadikannya salah satu meteorit paling murni yang tersedia untuk dianalisis,” ujar penulis studi itu sekaligus peneliti di Natural History Museum, London, Ashley King seperti dilansir dari Livescience.com, Sabtu (20/11).
Sebagian besar komposisi meteorit Winchcombe tidak dimodifikasi oleh lingkungan terestrial. Selain air, sampel ini juga mengandung karbon dan nitrogen, termasuk asam amino protein larut.
Untuk memperdalam penelitian ini, para ilmuwan dapat menganalisis batuan ruang angkasa lain di sekitar tata surya, seperti asteroid Ryugu, yang juga ditemukan mengandung bahan pendukung kehidupan seperti asam amino. Riset komprehensif mengenai batuan luar angkasa akan memberi wawasan lebih baik tentang batuan mana yang membantu membentuk Bumi serta dari mana asalnya.
Sementara itu, seorang peneliti yang juga dosen geosains planet di Universitas Glasgow, Luke Daly menjelaskan laporan analisis yang telah diterbitkan belum lama ini di jurnal Science Advances, mengatakan penelitian ini akan terus dikembangkan lebih dalam lagi.
"Analisis pada meteorit Winchcombe ini memberikan wawasan tentang bagaimana Bumi memiliki air. Para peneliti akan terus bekerja pada spesimen ini selama bertahun-tahun mendatang, membuka lebih banyak rahasia tentang asal-usul tata surya kita," ujarnya.(M-3)
Terkini Lainnya
Ini Perkembangan Nasib Dua Astronot NASA yang Terjebak di Stasiun Luar Angkasa ISS
Astropolitik dan Rivalitas Penguasaan Luar Angkasa
Peneliti BRIN Lakukan Pemantauan Sampah Antariksa
Misi Shenzhou-18 Sukses Berlabuh di Stasiun Luar Angkasa Tiangong
Astronom Menemukan Bintang Lubang Hitam Terbesar di Bima Sakti
NASA Konfirmasi Serpihan Stasiun Luar Angkasa Jatuh ke Rumah Pria di Florida
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap