visitaaponce.com

Diklaim Berbujet Termahal, Buya Hamka Rilis Tiga Trailer

TRAILER film bertajuk Buya Hamka yang digarap dua rumah produksi Falcon Pictures dan Starvision serta kolaborasi bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kamis (23/3), dirilis. 

Chand Parwez, produser dari Starvision, mengatakan, film tersebut menghabiskan bujet masif. Bahkan, ia mengklaim, Buya Hamka yang mulai digarap sejak 2014 jadi salah satu film Indonesia dengan biaya produksi terbesar. 

“Butuh sembilan tahun dan biaya produksi yang besar, mungkin yang terbesar dalam produksi film sepanjang sejarah,” ungkap Chand Parwez pada acara konferensi pers di XXI Epicentrum, Kuningan Jakarta Selatan, Kamis (23/3).

Buya Hamka merupakan film biopik yang diadaptasi dari kisah hidup Buya Hamka, seorang ulama dan sastrawan asal Minangkabau. Ia dikenal antara lain lewat karya-karyanya seperti Tafsir Al-Azhar, juga fiksi Tenggelamnya Kapal Van der Wijk maupun Di Bawah Lindungan Ka'bah. Ia juga berkiprah di dunia politik lewat Partai Masyumi, dan menjadi Ketua Majelis Ulama Indonesia pertama.

“Beliau begitu multitalenta, salah satu tokoh yang setiap fase hidupnya menyimpan begitu banyak pelajaran dan akan selalu teringat. Saya mengingat beliau adalah seorang tokoh besar yang mempunyai keahlian lengkap, beliau seorang kyai alim ulama, sastrawan, budayawan, dia juga seorang wartawan dan kepala rumah tangga yang mencintai keluarganya,” tutur Chand Parwez.

Sementara itu, Fajar Bustomi, sang sutradara merasa mendapat tanggung jawab besar ketika dipercaya menggarap film tersebut. Ia mengaku sepanjang kariernya pada dunia film, baru kali ini menggarap film dengan bujet miliaran. 

"Saya sebagai film maker, ini adalah film berbujet terbesar yang belum tayang yang pernah buat saya, tanggung jawab besar saya bukan hanya untuk diri sendiri, tapi seluruh teman-teman film maker dan jajaran pemain," ujar Fajar. 

Fajar mengungkapkan, Vino G Bastian dalam beberapa adegan memakai makeup prostetik agar tampilan visual semakin terlihat mirip seperti Buya Hamka saat memasuki usia dewasa. 

“Produser begitu memanjakan saya. Saya buat film Rp1 miliar saja tidak pernah disetujui, tetapi film Buya Hamka ini berbeda, makeup saja Rp 3 miliar diiyakan,” jelasnya.

Fajar juga mengaku begitu mendambakan untuk membuat film Buya Hamka versinya sejak ia mengerjakan film hit Dilan. Bahkan, saking ingin menjadi sutradara film Buya Hamka, Fajar rela jika ia harus membayarkan sejumlah uang. 

“Saya bilang, 'kalau perlu saya bayar, saya yang bayar'. Sebegitu inginnya saya bikin film ini. Karena sebagai sutradara saya tidak hanya ingin membuat film yang haha hihi saja senang-senang, cinta-cintaan, tetapi saya ingin membuat film bermanfaat yang penuh inspirasi bagi umat,” ucap Fajar Bustomi.

Pada kesempatan sama, Produser Falcon Pictures, Frederica, berharap film ini menjadi sebuah karya yang bisa memberikan pesan positif kepada semua generasi, Dia mengakui mereka membuat film Buya Hamka bukan hanya karena bisnis melainkan sebagai amal jariyah dan rasa hormat yang begitu tinggi kepada sang tokoh. 

“Secara perhitungan bisnis, angka yang dikeluarkan untuk memproduksi film ini enggak masuk akal, biayanya luar biasa. Mungkin balik modal aja berat, tapi niat kami tulus, agar masyarakat melihat hebatnya Buya Hamka," ucap Frederica.

Lebih lanjut, Frederica mengungkapkan film ini bisa dinikmati oleh seluruh keluarga dari generasi Z hingga generasi orangtua yang cocok untuk menemani liburan lebaran mendatang. . 

“Perjuangan hidup Buya Hamka menginspirasi, dari semangat belajarnya yang otodidak dan perjalanan beliau di berbagai periode yang penuh romantika dan sangat menarik. Film yang sangat dibutuhkan sebagai pencerahan kehidupan yang amanah untuk semua orang,” terangnya

Selain sosok Buya Hamka sebagai ulama besar yang sangat dihormati berbagai kalangan, film ini turut mendapat perhatian sejumlah kalangan karena menampilkan sederet bintang ternama tanah air seperti Vino G Bastian, Laudya Chynthia Bella, Donny Damara, Reza Rahadian, Ayu Laksmi, Anjasmara, Marthino Lio, Reybong, Mawar De Jongh, Mathias Muchus Verdi Solaeman, Teuku Rifnu Wikana, Ben Kasyafani, Wafda Lubis, Ferry Salim, Donny Kesuma, Cok Simbara, Roy Sungkono, Yoriko Angeline, Ajil Ditto, Zayyan Sakha, dan Yoga Pratama dan masih banyak lagi. 

Film yang akan tayang 20 April 2023 mendatang itu mengisahkan fase kehidupan Buya Hamka dari masa kecilnya hinga usia senja saat menjabat sebagai ketua MUI. Berikut sinopsis film Buya Hamka

VOL. I
Periode Hamka menjadi pengurus Muhammadiyah di Makassar dan berhasil memberikan kemajuan yang pesat pada organisasi tersebut. Hamka juga mulai menulis sastra koran dan cerita romannya disukai para pembaca. Hamka dan keluarganya pindah ke Medan, karena Hamka diangkat menjadi pemimpin redaksi majalah Pedoman Masyarakat. 

Posisi ini membuat Hamka mulai berbenturan dengan pihak Jepang hingga harus ditutup karena dianggap berbahaya. Kehidupan keluarga Hamka pun terguncang ketika salah satu anak mereka meninggal karena sakit. 

Usaha-usaha Hamka untuk melakukan pendekatan pada pihak Jepang malah dianggap sebagai penjilat dan dimusuhi, sehingga Hamka diminta untuk mundur dari jabatannya sebagai pengurus Muhammadiyah. 

VOL. II 
Sesaat setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, ancaman agresi kedua dari tentara sekutu muncul. Hamka memutuskan untuk berkeliling di seluruh pelosok Medan untuk mengabarkan mengenai pentingnya persatuan antara masyarakat (tokoh agama) dan pihak militer Indonesia, agar tidak diadu domba. Namun ternyata hal tersebut malah membuat Hamka terkena tembak. 

Untungnya, Hamka selamat dan akibat jasanya tersebut, Hamka pindah ke Jakarta dan mendirikan Al-Azhar. Namun Hamka difitnah terlibat dalam usaha pemberontakan pada Sukarno, hingga akhirnya Hamka ditangkap dan disiksa untuk menandatangani surat pengakuan. Akan tetapi, pengalaman hidupnya selama di jeruji besi membuahkan hikma, h Hamka mampu menulis kitab yang paling berpengaruh dalam pendidikan islam di Tanah Air: Tafsir Al-Azhar.

VOL. III 
Pada bagian ketiga, pemirsa akan diajak mengenal Hamka sebagai sosok anak laki laki kecil yang bertumbuh kembang di Maninjau, Sumatera Barat. Sejak kecil, Hamka sudah menunjukkan minat yang besar terhadap tradisi dan sastra, hingga mengabaikan pendidikannya di pesantren hingga membuat Hamka kecil seringkali berbenturan dengan Ayahnya, Haji Rasul. 

Pertikaian dengan ayahnya semakin meruncing ketika ibunya memilih untuk bercerai dengan sang Ayah. Hingga akhirnya Hamka memutuskan untuk pergi belajar ke Mekkah dan naik haji dengan usahanya sendiri. Di sana, Hamka belajar berorganisasi, menemukan sistem manasik haji (atas restu Raja Arab), dan mendapatkan misi terbesar dalam hidupnya, memerdekakan bangsa dan membangun Islam di Indonesia. 

Namun hal itu tidak mudah dilakukan, karena ayahnya tidak begitu saja mengakui kemampuan Hamka. Di tengah keresahan, Hamka bertemu dengan Siti Raham, seorang perempuan yang menjadi sumber inspirasi roman terbesar dalam hidupnya. (M-2) 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat