visitaaponce.com

Rekam Jejak Film Indonesia di Festival Film Cannes

Rekam Jejak Film Indonesia di Festival Film Cannes
Poster film Basri and Salma in a Never Ending Comedy(Instagram @johnbadalu)

FESTIVAL Film Cannes (Cannes International Film Festival) 2023 berlangsung mulai hari ini, 16 Mei, hingga 27 Mei.

Sejarah baru saja dibuat dengan keikutsertaan film pendek Indonesia terseleksi pada kompetisi utama Cannes Film Festival. Film berjudul Basri and Salma in A Never-Ending Comedy karya sutradara Khozy Rizal dan diproduseri John Badalu tersebut juga menjadi film pertama Indonesia yang terseleksi pada kompetisi utama.

Selain itu, Indonesia juga menyumbangkan nama produser Yulia Evina Bhara (Kawan Kawan Media) dalam kredit film Tiger Stripes yang juga menjadi seleksi resmi Cannes. Tiger Stripes adalah film ko-produksi delapan negara, Indonesia, Malaysia, Singapura, Herman, Taiwan, Prancis, Belanda dan Qatar. Disutradarai Amanda Nell Eu. Tiger Stripes berkompetisi pada kategori film panjang di Semaine de la Critique.

Tidak hanya film yang siap tayang, proyek film dokumenter Indonesia yang sedang dalam tahap produksi dan sedang mencari mitra potensial, A Distant Call, yang disutradarai Andrea Suwito dan diproduseri Mandy Marahimin akan dipresentasikan di Cannes Docs Marche Du Film.

Festival Film Cannes adalah festival film skala internasional yang dilaksanakan di kota Cannes, Prancis. Festival ini telah berlangsung selama lebih dari 75 tahun, sejak 1946. Festival ini menjadi salah satu festival paling bergengsi bagi sineas dari seluruh dunia. Perwakilan film Indonesia yang menyambangi Cannes Film Festival sudah berlangsung sejak dekade 1980-an.

Diawali dengan film Tjut Nya’ Dhien (1989), Daun di Atas Bantal (1998), Kara Anak Sebatang Pohon (2005), Serambi (2006), The Fox Exploits The Tiger’s Might (2015), In The Year of Monkey / Prenjak (2016), dan Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak (2017).

Selain para sineas yang filmnya menjadi seleksi resmi dan akan bergabung dalam program pendanaan, Indonesia juga memberangkatkan tim delegasi. Tak hanya menghadiri Cannes, nantinya delegasi Indonesia juga akan membawa karya mereka dalam rangkaian kompetisi Cannes Film Festival 2023 serta menyelenggarakan rangkaian acara yang bertujuan mengenalkan film Indonesia ke audiens global dalam festival legendaris ini.

Dalam rangka memperkuat berbagai penyelenggaraan festival film di Indonesia, delegasi Festival Film Indonesia (FFI), Jakarta Film Week (JFW) dan Jogja NETPAC Asian Film Festival (JAFF) serta Badan Perfilman Indonesia (BPI) juga akan mengikuti serangkaian program di Cannes untuk membuka peluang kerja sama.

Bersamaan dengan penyelenggaraan Cannes Film Festival 2023, akan dilaksanakan Marché du Film (Pasar Cannes) yang merupakan program pertemuan pelaku industri seluruh dunia untuk presentasi karya atau pendanaan. 

Salah satu forum penting adalah Spotlight Asia, ketika lembaga-lembaga pendanaan internasional akan mempresentasikan berbagai skema pendanaan dan kolaborasi. Delegasi Indonesia yang turut serta dalam acara ini adalah produser Alex Sihar dan Vivian Idris. 

Keduanya akan hadir dalam diskusi maupun presentasi, membawakan tentang pendanaan dana abadi kebudayaan (Dana Indonesiana) yang diluncurkan Kemendikbudristek pada 2022. Dikutip dari siaran pers Kemendikbudristek yang diterima Media Indonesia pada 13 Mei, tujuan keikutsertaan delegasi Indonesia adalah membuka peluang lebih besar untuk berbagai proyek kolaborasi maupun pendanaan film yang akan memajukan perfilman Indonesia. (M-2) 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat