visitaaponce.com

Sistem Lantatur di AS Menimbulkan Masalah Baru di Perkotaan

Sistem Lantatur di  AS Menimbulkan Masalah Baru di Perkotaan
Seorang pelayan restoran di AS sedang melayani pelanggan(AFP/GETTY IMAGES NORTH AMERICA)

Drive thru atau drive through merupakan sistem pelayanan yang membuat konsumen dapat memesan produk secara langsung tanpa perlu turun dari mobil. Sistem yang dalam bahasa Indonesia disebut lantatur (layanan tanpa turun ) untuk pembelian produk makanan ini, pertama kali diterapkan di Amerika Serikat oleh restoran Red's Giant Hamburg pada 1947.

Dilansir dari CNN pada Selasa (27/6), Amerika Serikat (AS) memiliki 200 ribu layanan drive-thru yang tersebar di seluruh negeri. Secara data, orang Amerika menggunakan layanan ini sebanyak 6 miliar kali dalam setahun. Rekor layanan drive-thru tertinggi masih dipegang McDonald's yang menyumbang 70% penjualan.

Diketahui McDonald's menawarkan drive thru pada tahun 1970an. Sistem layanan ini memang memberi kemudahan dan kenyamanan, namun menimbulkan antrean panjang mobil yang menyebabkan kemacetan.

Pemandangan semacam ini terjadi di kota-kota besar dan kecil dapat dilihat di sepanjang jalanan dekat wilayah komersial, khususnya restoran seperti Chick-fil-A, McDonald's, Starbucks, dan Dunkin Donut.

Para pejabat kota, perencana kota, dan kritikus di AS mengatakan model pelayanan ini membuat kota-kota modern gagal menata sistem lingkungan dan menyediakan akses jalan. Sejumlah kota dan wilayah di Amerika bahkan telah melarang pembangunan drive-thru baru dalam beberapa tahun terakhir.

Menurut pengamat kota, pemandangan lalu lintas yang macet mendorong masyarakat enggan berjalan kaki dan menggunakan angkutan umum. Layanan drive thru juga rentan menyebabkan kecelakaan bagi pejalan kaki, pengendara sepeda dan kendaraan lain, bahkan bertentangan dengan tujuan lingkungan serta kelayakan huni di berbagai lingkungan .

“Drive-thru tidak mendukung sistem lingkungan, vitalitas dan fasilitas. Apalagi Drive-thru merupakan bagian dari dunia yang lebih berpusat pada mobil,” kata David Dixon, seorang ahli tata ruang di perusahaan desain dan perencanaan Stantec.

Seiring dengan dibangunnya jalan raya, model menyantap makanan di dalam mobil akhirnya meluas di jalan-jalan Amerika selama beberapa dekade berikutnya. Hingga bermunculan jaringan restoran cepat saji seperti McDonald dan Wendy's.

Penyelamat era pandemi

Menurut Technomic, perusahaan konsultan industri restoran, pada masa pandemi Covid-19, sistem drive-thru menjadi penyelamat bagi jaringan restoran karena restoran menutup area tempat duduk dalam ruangan. Pada tahun 2022, penjualan makanan melalui drive-thru mencapai $133 miliar. Nilai ini meningkat 30% dari tahun 2019 sebelum pandemi.

Banyak restoran yang membuka lokasi drive-thru pertama selama pandemi, misalnya Shake Shack dan Sweetgreen, Taco Bell, dan Chipotle. Perusahaan sengaja beralih ke model drive-thru karena lebih menguntungkan dan secara pengeluaran jauh lebih kecil daripada nenganut sistem restoran duduk serta membutuhkan lebih sedikit staf dan pemeliharaan bangunan.

Meskipun demikian, sistem drive thru berpotensi meningkatkan kemungkinan terjadinya kecelakaan. Pengemudi yang melaju di jalan arteri juga biasanya berfokus pada jalan dan mobil di sekitar mereka, dan cenderung tidak memperhatikan pejalan kaki.

“Drive-thru juga bisa menjadi titik rawan tabrakan dari belakang dan kecelakaan t-bone dari mobil yang berbelok ke kiri keluar dari jalan masuk. Perusahaan-perusahaan banyak yang tidak memperhatikan pertimbangan keselamatan dalam keputusan desain lokasi drive thru mereka,” kata Dumbaugh.

Demi mengatasi masalah tersebut, berbagai perusahaan F&B mengubah sistem berkendara dengan menambahkan lebih banyak jalur mobil dan teknologi seperti AI untuk mempercepat pesanan. Starbucks misalnya sedang menguji berbagai model gerai di area drive thru. “Namun, mengatasi kemacetan dengan menambahkan lebih banyak jalur hanya akan mendorong lebih banyak mobil untuk datang,” ungkap Dumbaugh.

Sementara itu, menurut Dixon dari Stantec, Drive-thru tidak mendukung bisnis yang ada di sekitarnya, karena orang biasanya hanya mengambil makanan dan pergi.

“Model makanan cepat saji yang lebih baik dan lebih aman di daerah-daerah ini adalah restoran dan bar dengan pilihan tempat duduk yang berkontribusi pada lingkungan yang dapat dilalui dengan berjalan kaki, atau di lantai pertama gedung bertingkat,” jelasnya.

Anggota Dewan Kota Atlanta, Jason Dozier, mengajukan rancangan undang-undang tahun untuk memblokir jalan raya baru di sekitar Atlanta Beltline. Hal ini merupakan sebuah tanggapan atas kematian pejalan kaki di daerah tersebut.

Diketahui sejak tahun 2015, setidaknya 14 pejalan kaki tewas dan 47 lainnya terluka parah akibat kecelakaan mobil. Sementara itu, lebih dari separuh kematian tersebut terjadi dalam dua tahun terakhir. "Ini adalah hal yang sangat menakutkan bagi pejalan kaki di kota ini. Kita harus memastikan dapat merancang lingkungan yang mengutamakan keselamatan pejalan kaki,” jelas Dozier.(M-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat