visitaaponce.com

Peneliti Kolombia Temukan Jejak Langka Paus Bungkuk Menyusui

Peneliti Kolombia Temukan Jejak Langka Paus Bungkuk Menyusui
Paus bungkuk terlihat di perairan Cile(Pablo COZZAGLIO / AFP)

Peneliti Kolombia Temukan Jejak Langka Paus Bungkuk Menyusui

 

Muntahan susu menyebar di kedalaman di lepas pantai Kolombia saat anak paus melepaskan diri setelah menyusui pada induknya. Para ilmwan berharap temuan langka ini dapat berkontribusi pada konservasi spesies tersebut.

Paus bungkuk seberat 900 kilogram itu terlihat naik ke permukaan untuk bernapas di Teluk Cupica, Kolombia, usai menyusui anak-anaknya. “Pemandangan seperti itu sebelumnya hanya pernah tertangkap kamera sebanyak dua kali,” kata ahli biologi Natalia Botero, yang timnya di Macuaticos Foundation memfilmkan momen intim antara ibu dan anak itu, Agustus lalu.

"Terlepas dari upaya puluhan tahun oleh ribuan peneliti, jam kerja, kolaborasi, rekaman laktasi (menyusui) itu sangat jarang," katanya pada presentasi publik pertama video di Medellin bulan lalu.

“Dari segi ilmiah ini merupakan langkah penting, termasuk untuk konservasi,” tambahnya.

Temuan itu dimungkinkan dengan sensor yang dipasang hanya beberapa jam di bagian belakang paus tersebut. Sistem itu menyertakan kamera dan GPS serta perangkat untuk merekam suara yang dihasilkan paus.

Setelah mencari makan selama beberapa bulan di Semenanjung Antartika dan Selat Magellan di Cile, ribuan paus melakukan perjalanan panjang setiap tahun ke perairan hangat daerah tropis untuk berkembang biak di sepanjang hamparan Pasifik dari Kosta Rika hingga Peru.

Dari bulan Juni hingga November, perairan lepas pantai Kolombia menjadi tuan rumah bagi paus bungkuk - cetacea raksasa yang dapat tumbuh hingga sepanjang 17 meter (55 kaki), beratnya sekitar 40 ton, dan menempuh jarak sekitar 8.500 kilometer (5.280 mil) setiap musim kawin.

"Meski paus bungkuk sekarang dilindungi dari perburuan komersial, mereka masih menghadapi berbagai ancaman," kata Botero.

"Dengan mempelajari lebih banyak tentang perilaku mereka, kita dapat mengambil tindakan konservasi yang tepat." (AFP/M-3)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat