visitaaponce.com

Ratusan Singa Laut dan Lumba-lumba Mati dan Sekarat Terpapar Racun Saraf

Ratusan Singa Laut dan Lumba-lumba Mati dan Sekarat Terpapar Racun Saraf
Relawan merawat singa laut di Channel Islands Marine and Wildlife Institute (CIMWI) di Gaviota, California, 9 Juli 2023(Frederic J. BROWN / AFP)

Dalam beberapa pekan terakhir, Denise Christ, seorang koordinator relawan yang bekerja untuk Channel Islands Marine and Wildlife Institute (CIMWI), berupaya menyelamatkan ratusan singa laut dan lumba-lumba yang terdampar di sepanjang pantai California.Beberapa mamalia laut  itu ditemukan mati atau sekarat karena terpapar racun saraf. "Sungguh memilukan," katanya, seperti dikutip AFP, Senin (17/7).

Kata dia, hewan-hewan itu sakit karena asam domoat, racun saraf yang dihasilkan alga yang menjadi sumber makanan ikan, yang kemudian dimakan singa laut dan lumba-lumba.

Mekarnya ganggang bukanlah hal yang aneh di sepanjang tahun ini, tetapi krisis iklim musim panas ini telah mengkhawatirkan dan membuat kewalahan tim CIMWI yang berbasis di sekitar 120 mil (190 kilometer) di utara Los Angeles.

"Kami mengalami perkembangan yang cukup intens musim panas lalu, tetapi tahun ini jauh lebih buruk daripada yang pernah kami lihat selama 35 tahun saya mempraktikkan ilmu kedokteran mamalia laut," kata Sam Dover, direktur eksekutif dan salah satu pendiri CIMWI.

Ken Hughes, rekan Christ di Santa Barbara County mengatakan "Kami menemukan lebih dari 300 singa laut di pantai dan lebih dari 150 lumba-lumba yang juga terkena dampaknya. Sangat menyedihkan."

Perubahan iklim

Sejauh ini tidak ada penjelasan resmi untuk wabah tersebut, tetapi para ahli punya beberapa teori. Alga-alga itu mekar karena mendapat pasokan makanan dari limpasan pertanian, dan tahun ini California mengalami curah hujan yang lebih deras dari biasanya. "Jadi ada lebih banyak limpasan dari seluruh negara bagian, tidak hanya dari daerah setempat," kata Dover.

Christ mengatakan pemanasan lautan karena perubahan iklim juga ikut memacu pertumbuhan alga. "Saya percaya ini adalah realitas baru dan banyak hal berubah. Lautan berubah," katanya.

Ketika singa laut mengonsumsi racun, mereka menderita efek neurologis yang meliputi disorientasi, mulut berbusa, dan kejang. Hewan-hewan yang mengalami disorientasi itu akan menuju ke pantai, di mana mereka berkeliaran tidak menentu, dan menarik perhatian para pengunjung pantai.

Dover mengatakan wabah asam domoat tahun lalu terjadi pada pertengahan Agustus, tetapi tahun ini ia dan timnya mulai menerima laporan mengenai wabah tersebut pada akhir Mei. "Ini yang terburuk yang pernah kami lihat."

CIMWI menyelamatkan sekitar 300 hewan tahun lalu. Namun, tahun ini mereka mendapat lebih dari 300 laporan setiap hari.

Lumba-lumba

Ciri lain yang tidak biasa dari wabah tahun ini adalah lumba-lumba yang juga ikut sakit dan mati karena racun. Dover menghitung lebih dari 110 mamalia laut itu mati dalam sepekan terakhir ini.

Hewan yang lebih muda memiliki peluang bertahan hidup yang lebih baik karena mereka makan lebih sedikit ikan daripada ikan dewasa, dan karena itu mengonsumsi lebih sedikit racun.

Menurut ahli, tidak ada obat untuk keracunan asam domoat. “Jadi satu-satunya cara untuk mengobati hewan tersebut adalah dengan cairan, makanan, obat antikejang dan kesabaran.”

"Itulah yang paling kami upayakan saat ini dan kami memiliki beberapa keberhasilan yang cukup baik dalam membuang racun dari sistem mereka," kata Dover. (AFP/M-3)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat