visitaaponce.com

Wisni Indarto Bagikan 3 Cara Pemakaian Kain Batik

Wisni Indarto Bagikan 3 Cara Pemakaian Kain Batik
Museum Batik Indonesia bersama Wisni Indarto hadir di AEON Mall BSD City, Tangerang pada Minggu (13/8).(MI/Joan Imanuella)

MUSEUM Batik Indonesia bersama Wisni Indarto hadir di AEON Mall BSD City, Tangerang pada Minggu (13/8). Pada kesempatan tersebut, Wisni mengajarkan beberapa cara penggunaan kain terlebih khusus kain batik.

Selama 11 tahun terakhir, Wisni selalu memakai pakaian atas berjenis kutu baru yang diimbangi dengan kain, batik, dan juga sepatu sneakers.

Hal tersebut Ia lakukan sebagai cara untuk menghormati pengrajin batik.

Baca juga: Lewat Ekspor Ritel, Batik Boyolali Laris di Singapura dan Malaysia

“Saya ingin tetap menjaga keunikan kain, itu menjadi penghormatan saya kepada pengrajin batik dengan tidak memotong kain tapi digunakan setiap hari,” jelasnya.

Dalam prakteknya, Ia juga telah menciptakan banyak cara pemakaian kain yang dapat dipadu padankan dengan jenis busana lainnya. Ia mengaku inspirasinya datang kapan saja dan di mana saja.

Baca juga: Dukung Keberlanjutan, Pelaku UMKM ini Usung Sustainable Batik

“Iya, jadi satu kain dan berbagai style,” lanjutnya. 

Ia juga memaparkan 3 cara dari sekian cara pemakaian kain yang Ia ciptakan. Ketiga cara tersebut adalah Jarik Ikat Matahari, Jarik Ikat Rempel, dan Jarik Ikat Drapery. 

“Kalau untuk yang matahari itu lebih kasual karena kita ada aksennya di samping dan atasannya bisa pakai kaos atau bisa pakai kemeja biasa,” kata Wisni. 

Ia juga melanjutkan bahwa untuk setiap cara pemakaian kain dapat digunakan untuk acara formal dan juga kasual.

“Itu bisa untuk semua acara tergantung bagaimana kita padu padankan,” tambahnya. 

Dia menyarankan untuk memakai warna cerah untuk acara non-formal dan menggunakan warna gelap untuk acara resmi atau formal. 

Wisni juga menjelaskan sebuah pepatah Jawa yang menjadi dasarnya dalam berani menggunakan kain di zaman modern ini. Pepatah ‘empan papan’ atau ꦲꦼꦩ꧀ꦥꦤ꧀ꦥꦥꦤ꧀ dalam aksara Jawa merujuk pada kesadaran individu mengenai posisi dan perannya dalam masyarakat. 

Ini berkaitan dengan status sosial dan peran seseorang dalam struktur sosial. Orang yang memahami konsep empan papan umumnya dianggap memiliki kemampuan untuk menempatkan hal-hal dengan tepat dalam berbagai situasi dan waktu yang berbeda.

“Empan papan menurutku tahu bagaimana menempatkan diri kita,” ujar Wisni.

Kemudian, pihak Museum Batik Indonesia juga membagikan beberapa tips dalam merawat kain batik. Di antaranya adalah saat mencuci batik disarankan menggunakan sampo atau buah lerak yang mengandung pembersih alami yang sangat baik untuk membersihkan batik tanpa memudarkan motif dan warna dari batik tersebut.

Selain itu, batik yang sudah selesai dicuci tidak boleh dikeringkan di bawah sinar matahari langsung, melainkan hanya diangin-anginkan saja. Anda juga dapat menggunakan silica gel dalam lemari penyimpanan batik agar dapat menyerap kelembapan. (Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat