visitaaponce.com

Tas Mewah dengan Tampilan Bersahaja Jadi Pilihan Gen Z

Tas Mewah dengan Tampilan Bersahaja Jadi Pilihan Gen Z
Koleksi tas di Voila.id Boutique(Dok ASA Medier)

PANGSA pasar tas-tas branded luar negeri kini semakin meluas ke generasi (gen) Z. Meski begitu, jika sebelumnya tren desain-desain yang menonjolkan merek, kini pasar milenial dan gen Z lebih menyukai gaya stealth luxury atau kemewahan tersembunyi/bersajaha.

“Biasanya merek-merek fashion terkenal yang memiliki produk dengan harga fantastis sering menonjolkan merek di produk mereka, tapi sekarang trendnya sudah berubah ke stealth luxury yang mengacu pada jenis kemewahan bersahaja, halus, dan tidak mudah dikenali sebagai gaya mahal atau eksklusif. Tidak memamerkan merk kesannya lebih elegan,” ungkap Amrit Dodani, Head of Fashion Voila.id, saat ditemui Media Indonesia dalam acara Grand Opening of PIK Boutique – Voila, Jumat (6/10).

Voila.id merupakan butik yang mengkhususkan diri pada label-label fesyen dan aksesoris premium luar negeri. Di antara 190 mereka yang mereka sediakan, antara lain adalah Hermès, Dior, Chanel, Louis Vuitton, Gucci, Prada, Saint Laurent, Balenciaga, Fendi, Loewe, dan lainnya.

Berdiri sejak 2020, Voila.id yang bermula dari gerai daring telah memiliki butik fisik di dua kota besar, yakni Jakarta dan Surabaya. Menginjak usia 3 tahun, Voila.id secara resmi membuka butik terbarunya di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara pada Jum’at (6/10).

Baca juga: Jason Bag Dijual Terbatas Dalam Rangka Ulang Tahun Hush Puppies

Lebih lanjut Amrit menjelaskan, pilihan merek umumnya akan semakin dewasa seiring usia.“Misalnya dari kisaran usia fresh graduate lebih memilih Kenzo, lalu seiring dengan kematangan usia, mereka akan berganti ke brand yang lebih premium. Aspirasi fashion orang Indonesia bisa dikatakan sangat progresif,” tambahnya.

Saat ini pelanggan Voila.id dominan di kisaran usia 17 - 40 an tahun. Sementara, merek yang paling digemari adalah Polene asal Prancis yang berdesain mewah simpel dan brand asal Amerika Serikat Marc Jacobs. “Sehari bisa laku 17 sampai 50 buah. Kalau penjualan produk secara offline, lebih banyak yang terjual seperti sepatu karena mereka menyesuaikan ukuran,” kata Amrit. (M-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat