Ini Teori Terbaru tentang Penyebab Musnahnya Dinosaurus
![Ini Teori Terbaru tentang Penyebab Musnahnya Dinosaurus](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/10/ee6b6d3e37d48b1fe66d2e92e445def1.jpg)
Sekitar 66 juta tahun yang lalu, sebuah asteroid yang lebih besar dari Gunung Everest menabrak Bumi. Akibat peristiwa itu, tiga perempat kehidupan di planet ini, termasuk dinosaurus, musnah. Itu yang selama ini kita ketahui.
Namun, bagaimana tepatnya dampak asteroid yang jatuh di kawasan Chicxulub Meksiko itu menyebabkan semua hewan tersebut punah masih menjadi perdebatan.
Teori yang beredar baru-baru ini menyebut belerang dari dampak asteroid atau jelaga dari kebakaran hutan global yang dipicunya, menghalangi langit dan membuat dunia terperangkap dalam musim dingin yang panjang dan gelap. Kondisi ini menyebabkan semua orang dan juga hewan mati, kecuali segelintir yang beruntung.
Namun, penelitian yang diterbitkan pada Senin (30/10) berdasarkan partikel yang ditemukan di situs fosil utama menegaskan kembali hipotesis sebelumnya: bahwa dampak musim dingin disebabkan oleh debu yang disebabkan tabrakan asteroid itu dengan bumi.
“Debu silikat halus dari pecahan batuan akan bertahan di atmosfer selama 15 tahun, sehingga menurunkan suhu global hingga 15 derajat Celcius,” kata para peneliti dalam sebuah penelitian di jurnal Nature Geoscience.
Pada tahun 1980, ayah dan anak ilmuwan Luis dan Walter Alvarez pertama kali menyimpulkan bahwa dinosaurus terbunuh oleh hantaman asteroid yang debumnya menyelimuti dunia saat itu.
Klaim mereka awalnya ditanggapi dengan skeptis -- hingga satu dekade kemudian ketika kawah besar Chicxulub ditemukan di tempat yang sekarang menjadi Semenanjung Yucatan di Teluk Meksiko.
Kini, sebagian besar ilmuwan sepakat bahwa (peristiwa) Chicxulub-lah yang harus ‘disalahkan’.
“Namun gagasan bahwa sulfurlah, bukan debu, yang menyebabkan dampak musim dingin telah menjadi sangat popular dalam beberapa tahun terakhir, “kata Ozgur Karatekin, peneliti di Royal Observatory Belgia, kepada AFP.
Rekan penulis studi, Karatekin, mengatakan hal ini terjadi karena debu akibat tumbukan diperkirakan bertahan di atmosfer dalam waktu yang cukup lama.
Untuk penelitian ini, tim peneliti internasional mampu mengukur partikel debu yang diduga berasal setelah asteroid menghantam. Partikel-partikel tersebut ditemukan di situs fosil Tanis di negara bagian North Dakota, AS.
Bencana kehancuran
Meskipun berjarak 3.000 kilometer (1.865 mil) dari kawah, situs ini telah menyimpan sejumlah temuan luar biasa yang diyakini berasal dari dampak asteroid di lapisan sedimen sebuah danau kuno.
“Partikel debu berukuran sekitar 0,8 hingga 8,0 mikrometer – ukuran yang tepat untuk bertahan di atmosfer hingga 15 tahun,” kata para peneliti.
Dengan memasukkan data ini ke dalam model iklim yang serupa dengan yang digunakan di Bumi saat ini, para peneliti menyimpulkan bahwa debu kemungkinan besar memainkan peran yang jauh lebih besar dalam kepunahan massal dibandingkan yang diperkirakan sebelumnya.
Dari seluruh material yang terlempar ke atmosfer oleh asteroid, mereka memperkirakan 75%-nya adalah debu, 24% belerang, dan 1% jelaga.
“Partikel debu benar-benar menghentikan fotosintesis pada tanaman setidaknya selama satu tahun, menyebabkan kehancuran besar kehidupan di planet ini,” kata Karatekin.
Sean Gulick, ahli geofisika di Universitas Texas di Austin dan tidak terlibat dalam penelitian tersebut, mengatakan kepada AFP bahwa penelitian ini merupakan upaya menarik lainnya untuk menjawab pertanyaan besar -- apa yang mendorong dampak musim dingin namun sejauh ini tidak memberikan jawaban yang pasti.
Dia menekankan bahwa mengetahui apa yang terjadi pada peristiwa kepunahan massal terakhir di dunia adalah hal yang penting tidak hanya untuk memahami masa lalu, tetapi juga masa depan.
“Mungkin kita bisa memprediksi dengan lebih baik kepunahan massal yang mungkin sedang kita alami,” kata Gulick. (AFP/M-3)
Terkini Lainnya
Nama-Nama Dinosaurus Terpopuler yang Pernah Hidup di Zaman Mesozoikum
9 Game Dinosaurus Terbaik dan Menarik Tahun 2024
Gandititan Cavocaudatus, Spesies Dinosaurus Baru dari Tiongkok
Robopteryx Buktikan Cara Dinosaurus Bersayap Menyasar Mangsa
Ilmuwan Temukan Kerangka Predator Purba yang Lebih Ganas dari Dinosaurus di Brasil
Fosil Spesies baru Dinosaurus Berparuh Bebek Ditemukan di Cile
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap