visitaaponce.com

Ilmuwan Temukan Kerangka Predator Purba yang Lebih Ganas dari Dinosaurus di Brasil

Ilmuwan Temukan Kerangka Predator Purba yang Lebih Ganas dari Dinosaurus di Brasil
Ilustrasi hewan purba yang fosilnya ditemukan di Brasil, Pampaphoneus biccai.(Sciencealert)

Ilmuwan asal Universitas Harvard menemukan kerangka atau fosil predator purba yang diyakini memiliki keganasan lebih tinggi dari dinosaurus. Fosil berusia 265 juta tahun yang ditemukan di Brasil itu mengungkapkan bahwa ada pemakan daging terbesar pada zamannya, yang berkeliaran di hutan-hutan mencari mangsa. Hewan itu bernama Pampaphoneus biccai.

"Hewan ini adalah makhluk yang sangat menyeramkan, dan pasti menimbulkan rasa takut pada segala sesuatu yang melintas di jalannya," kata Stephanie Pierce, paleontologis dari Universitas Harvard dilansir dari Sciencealert, Jumat, (3/11).

Selama ini, dinosaurus memiliki reputasi sebagai predator purba yang paling menakutkan. Namun, tengkorak yang baru ditemukan mengungkapkan bahwa ada predator yang lebih mengerikan dibanding dinosaurus, yang bahkan hidup 40 juta tahun sebelum dinosaurus menghuni bumi.

Baca juga: Dugaan Jasad Makhluk Bukan Manusia Ditampilkan di Kongres Meksiko

Tengkorak fosil Pampaphoneus biccai yang ditemukan di dekat São Gabriel, Brasil Selatan memiliki panjang 36 cm. Tengkorak tersebut ditemukan bersama kerangka tubuh lainnya yang hampir lengkap.

Pierce menyatakan, Pampaphoneus masuk dalam kelompok awal dinocephalia, kelompok besar hewan darat yang menakutkan yang hidup sebelum T-Rex dan teman-temannya. Pierce menjelaskan, tidak semua dinocephalia pemakan daging, tetapi Pampaphoneus pasti termasuk yang pemakan daging.

"Hewan ini memiliki gigi taring besar yang tajam yang beradaptasi untuk menangkap mangsa. Giginya dan struktur tengkorak menunjukkan bahwa gigitannya cukup kuat untuk mengunyah tulang, seperti hiu modern,” ucapnya.

Baca juga: Gali Fondasi Rumah, Rudy Hartono Temukan Gading Gajah Purba

Temuan Pampaphoneus biccai Tonggak Baru Penelitian

Diketahui, Pampaphoneus hidup pada akhir periode Permian, tepat sebelum peristiwa kepunahan massal terbesar yang pernah terjadi yang menghapuskan 86 persen dari semua spesies hewan di Bumi. Fosil tersebut ditemukan di batuan Permian tengah.

Fosil dinocephalia lainnya sebelumnya telah ditemukan di Rusia dan Afrika Selatan, tetapi Pampaphoneus biccai adalah satu-satunya spesies yang dikenal di Brasil.

"Menemukan tengkorak Pampaphoneus baru setelah begitu lama sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan kita tentang hewan ini," kata Mateus. A Costa Santos, Paleontologist dari UNIPAMPA yang menjadi penulis utama dalam penelitian tersebut.

Baca juga: Ilmuwan Temukan 'Rekaman' Adegan Duel Maut Mamalia VS Dinosaurus

Santos menyatakan, Pampaphoneus jelas bukanlah lawan yang kecil. Hewan-hewan ini memiliki bentuk fisik yang menakutkan, dengan tinggi mencapai 3 meter dan perkiraan berat maksimal sekitar 400 kilogram.

Dalam dekade terakhir, wilayah yang sama telah memberikan bukti tentang mangsa yang mungkin dimangsa oleh Pampaphoneus, yaitu reptil kecil Rastodon dan amfibi raksasa Konzhukovia. Ukuran Pampaphoneus saja sudah membuat kedua makhluk tersebut terlihat seperti camilan."Pampaphoneus memiliki peran ekologis yang sama dengan kucing besar modern. Ini adalah predator darat terbesar yang kita ketahui dari periode Permian di Amerika Selatan,” ucap Santos.

Bukan hanya ukurannya yang membuat Pampaphoneus menonjol. Tengkorak mereka sangat kuat, seperti banyak dinocephalia lainnya, sehingga memberikan nama yang sesuai dengan kelompok ini, yang diterjemahkan sebagai ‘kepala mengerikan’ dalam bahasa Yunani.

Informasi baru yang diungkap oleh analisis tengkorak ini membuat para peneliti percaya bahwa rahang yang saat ini belum teridentifikasi berasal dari versi Pampaphoneus biccai yang lebih besar dan lebih ganas. Tim mengatakan bahwa diperlukan lebih banyak fosil untuk mengonfirmasi hipotesis ini, tetapi ini bisa berarti bahwa ‘kepala mengerikan’ yang baru saja mereka teliti mungkin bukan berasal dari individu dewasa.

"Penemuan ini sangat penting untuk memberikan gambaran tentang struktur komunitas ekosistem darat tepat sebelum kepunahan massal terbesar sepanjang sejarah. Ini adalah temuan yang spektakuler yang menunjukkan pentingnya catatan fosil Brasil secara global,” tutup Santos.

(Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat