Jerman Hentikan Subsidi untuk Mobil Listrik
![Jerman Hentikan Subsidi untuk Mobil Listrik](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/12/e8c137601cb299e8566ac6a2b91897ed.jpg)
Pemerintah Jerman secara tiba-tiba mengakhiri skema subsidi mobil listrik. Langkah ini mengundang reaksi keras dan merupakan pukulan terhadap industri otomotif yang sudah terpuruk.
Langkah ini merupakan akibat dari krisis anggaran yang disebabkan oleh keputusan mengejutkan Mahkamah Konstitusi pada November yang mengubah rencana belanja pemerintah.
Kementerian Perekonomian mengatakan pada Sabtu (16/12) bahwa hari Minggu akan menjadi hari terakhir calon pembeli dapat mengajukan permohonan skema subsidi tersebut. Selama ini, pemerintah diharuskan membayar ribuan euro per pelanggan untuk menutupi sebagian biaya pembelian mobil listrik.
Seorang juru bicara kementerian mengakui bahwa ini adalah situasi yang tidak menguntungkan bagi konsumen yang berharap untuk mengambil keuntungan dari subsidi tersebut, namun mereka tidak punya pilihan lain karena anggaran pemerintah yang tersedia tidak lagi cukup.
Analis Ferdinand Dudenhoeffer dari Pusat Penelitian Otomotif memperingatkan keputusan tersebut dapat menimbulkan konsekuensi yang dramatis.
“Daya saing produsen (mobil) sekarang akan sangat terganggu,” kata Dudenhoeffer kepada surat kabar Rheinische Post.
Harian bisnis Handelsblatt telah memperingatkan bahwa pembatalan skema tersebut berisiko membahayakan rencana Jerman untuk memproduksi 15 juta mobil listrik pada tahun 2030.
“Tujuan ini sudah dianggap sangat tidak realistis. Sekarang tampaknya hanya ilusi,” tulisnya.
Sebanyak sekitar 10 miliar euro (US$1,1 miliar) telah dibayarkan sejak tahun 2016 sebagai konpensasi untuk sekitar 2,1 juta kendaraan listrik, menurut kementerian perekonomian.
Industri otomotif andalan Jerman sedang berjuang dalam transisi ke mobilitas listrik karena lemahnya perekonomian global dan rendahnya tingkat permintaan.
Selain itu, perusahaan ini juga menghadapi tantangan serius dari para pesaingnya di Tiongkok, salah satu pasar terpentingnya.
“Orang Tiongkok memperluas industri mobil mereka secara besar-besaran karena mereka mempunyai pelanggan. Pabrikan kami sudah tidak punya pelanggan lagi,” kata Dudenhoeffer. (AFP/M-3)
Terkini Lainnya
Ironi Libia, Negara Kaya Minyak yang Terus Dilanda Krisis
Meski banyak Hambatan, Perekonomian Tiongkok Diyakini segera Pulih
Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok Tahun ini Cuma Ditargetkan 5%
Menebak Arah Kebijakan Ekonomi Tiongkok
Ombudsman Ingatkan Jangan Sampai RI Kewalahan Impor Beras seperti Krisis 1997
Diterpa Resesi, Jerman Revisi Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi 2024
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap