Diterpa Resesi, Jerman Revisi Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi 2024
![Diterpa Resesi, Jerman Revisi Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi 2024](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/02/4511001633e7aba8eaf08b3c21edd7d0.jpg)
Pemerintah Jerman merevisi perkiraan pertumbuhan untuk tahun 2024 dan memperingatkan bahwa ekonomi terbesar di Eropa itu berada dalam masa sulit karena menghadapi serangkaian hambatan.
“Output sekarang terlihat meningkat hanya 0,2% tahun ini,” kata juru bicara pemerintah Steffen Hebestreit pada konferensi pers di Berlin, Rabu (21/2). Musim gugur lalu, pemerintah masih mengharapkan pertumbuhan sebesar 1,3%.
Negara ini menutup tahun 2023 dalam resesi, dengan pertumbuhan yang menyusut sebesar 0,3%, dan data terbaru menunjukkan kuartal pertama tahun 2024 akan mengalami kontraksi lagi.
Baca juga : Ini Dampak Resesi Tiongkok, Hong Kong, dan Eropa ke Indonesia
“Perekonomian Jerman masih dalam kondisi sulit,” kata Hebestreit kepada wartawan. Menurutnya suku bunga yang tinggi, lemahnya permintaan, dan krisis geopolitik termasuk konflik di Timur Tengah dan Ukraina, hanyalah beberapa tantangan yang dihadapi Jerman.
Menteri Ekonomi Robert Habeck akan mengungkap rincian laporan ekonomi terbaru besok. Menurut laporan media, hal ini menunjukkan bahwa Jerman berisiko menghadapi stagnasi pertumbuhan hingga tahun 2028 jika tidak ada tindakan yang diambil.
Perekonomian Jerman, yang terbesar di Eropa dan selama ini merupakan pendorong pertumbuhan zona euro, sedang diterpa oleh "badai yang sempurna", kata Habeck awal bulan ini.
Baca juga : Isu Gagal Bayar AS, Indonesia Perlu Siapkan Antisipasi Dampak Resesi
Sektor industri Jerman yang dulunya kuat telah terkena dampak yang sangat parah akibat berbagai hambatan. Setelah sebelumnya bergantung pada impor gas murah dari Rusia, sektor ini masih belum pulih dari lonjakan harga energi yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina.
Kenaikan suku bunga berturut-turut yang dilakukan Bank Sentral Eropa untuk mengendalikan inflasi telah menambah penderitaan, mengurangi permintaan dan investasi.
Ekspor merosot karena lemahnya perdagangan dengan pasar-pasar utama seperti Tiongkok, yang semakin banyak memproduksi barang-barangnya sendiri. Ketegangan geopolitik termasuk gangguan pelayaran di Laut Merah juga telah menambah kesengsaraan di sektor perdagangan. (AFP/M-3)
Terkini Lainnya
Menakar Outlook Tengah Tahun Perekonomian Global
Stabilitas Transisi Kekuasaan Kunci Penting Hadapi Gejolak Ekonomi Global
Microsoft Corporation Umumkan Investasi Sebesar US$ 1,7 Miliar ke Indonesia
BSI Cetak Laba Rp1,71 Triliun pada Kuartal Pertama 2024
CoRE Beri Catatan Ekonomi Indonesia di Awal Tahun
Risiko Ekonomi Meningkat, Pemerintah Diminta Hati-Hati Kelola Anggaran
Lufthansa Menangguhkan Penerbangan Malam ke dan dari Libanon
Nagelsmann Sebut Kemenangan Jerman atas Denmark Penuh Drama
EURO 2024: Pelatih Denmark Kasper Hjulmand Kritik "Aturan Handball Konyol"
Jamal Musiala Samai Pencetak Gol Terbanyak EURO 2024
Jerman vs Denmark, Jerman Melaju ke Perempat Final EURO 2024 dengan Kemenangan 2-0 atas Denmark
Denmark Siap Melakoni Adu Penalti Melawan Jerman di Babak 16 Besar Euro 2024
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap