visitaaponce.com

Diterpa Resesi, Jerman Revisi Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi 2024

Diterpa Resesi, Jerman Revisi Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi 2024
Sejumlah orang melintas di salah satu pusat perbelanjaan di Berlin, Jerman. Ekonomi Jerman saat ini tengah terpuruk(STEFANIE LOOS / AFP))

Pemerintah Jerman merevisi perkiraan pertumbuhan untuk tahun 2024 dan memperingatkan bahwa ekonomi terbesar di Eropa itu berada dalam masa sulit karena menghadapi serangkaian hambatan.

Output sekarang terlihat meningkat hanya 0,2% tahun ini,” kata juru bicara pemerintah Steffen Hebestreit pada konferensi pers di Berlin, Rabu (21/2). Musim gugur lalu, pemerintah masih mengharapkan pertumbuhan sebesar 1,3%.

Negara ini menutup tahun 2023 dalam resesi, dengan pertumbuhan yang menyusut sebesar 0,3%, dan data terbaru menunjukkan kuartal pertama tahun 2024 akan mengalami kontraksi lagi.

Baca juga : Ini Dampak Resesi Tiongkok, Hong Kong, dan Eropa ke Indonesia

Perekonomian Jerman masih dalam kondisi sulit,” kata Hebestreit kepada wartawan. Menurutnya suku bunga yang tinggi, lemahnya permintaan, dan krisis geopolitik termasuk konflik di Timur Tengah dan Ukraina, hanyalah beberapa tantangan yang dihadapi Jerman.

Menteri Ekonomi Robert Habeck akan mengungkap rincian laporan ekonomi terbaru besok. Menurut laporan media, hal ini menunjukkan bahwa Jerman berisiko menghadapi stagnasi pertumbuhan hingga tahun 2028 jika tidak ada tindakan yang diambil.

Perekonomian Jerman, yang terbesar di Eropa dan selama ini merupakan pendorong pertumbuhan zona euro, sedang diterpa oleh "badai yang sempurna", kata Habeck awal bulan ini.

Baca juga : Isu Gagal Bayar AS, Indonesia Perlu Siapkan Antisipasi Dampak Resesi

Sektor industri Jerman yang dulunya kuat telah terkena dampak yang sangat parah akibat berbagai hambatan. Setelah sebelumnya bergantung pada impor gas murah dari Rusia, sektor ini masih belum pulih dari lonjakan harga energi yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina.

Kenaikan suku bunga berturut-turut yang dilakukan Bank Sentral Eropa untuk mengendalikan inflasi telah menambah penderitaan, mengurangi permintaan dan investasi.

Ekspor merosot karena lemahnya perdagangan dengan pasar-pasar utama seperti Tiongkok, yang semakin banyak memproduksi barang-barangnya sendiri. Ketegangan geopolitik termasuk gangguan pelayaran di Laut Merah juga telah menambah kesengsaraan di sektor perdagangan. (AFP/M-3)

 

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat