visitaaponce.com

Mengenal 5 Klasifikasi Daging Wagyu Australia

Mengenal 5 Klasifikasi Daging Wagyu Australia
Sajian stik dengan daging wagyu Australia di hotel Aston Premier TB Simatupang, Jakarta.(MI/ Susanto)

TERKENAL sebagai daging mahal, wagyu kini semakin banyak disajikan resto-resto yang mengusung kesan mewah atau sajian kualitas teratas. Dengan semakin tingginya permintaan wagyu, produsennya pun tidak lagi hanya peternakan sapi di Jepang, yang merupakan negara asal jenis sapi wagyu. Dalam bahasa Jepang, wa berarti Jepang dan gyu yang berarti sapi.

 

Australia yang merupakan salah satu negara teratas produsen daging sapi juga telah lama memproduksi daging wagyu, setelah mengimpor sapi wagyu dan mengembangbiakkannya sejak akhir tahun 90-an. Daging wagyu Australia kini memiliki beberapa klasifikasi.

 

Dalam kegiatan Aussie Beef Mates yang digelar di Swissotel Jakarta PIK Avenue, Chef Stefu Santoso yang berpengalaman dalam dunia daging, mengungkapkan ada 5 ragam wagyu Australia, mulai dari jenis F1 hingga full blood.

 

Menurut Stefu, klasifikasi wagyu itu dibedakan dari berapa banyak kandungan wagyu murni dalam sapi tersebut. “Jadi semakin sedikit kandungan wagyunya, otomatis dari sisi price dia akan jauh lebih murah,” ucap Stefu dalam presentasinya, Kamis (24/1).

 

Klasifikasi wagyu F1 merupakan sapi wagyu yang dikawinkan silang dengan sapi lain, sehingga kandungan dagingnya 50% bibit wagyu murni dan 50% lainya merupakan kandungan daging sapi lain.

 

“Wagyu bisa dicampur dengan Black Angus (jenis sapi) atau bisa dicampur dengan Hereford, atau bisa dicampur dengan yang lain, bergantung si peternak. Untuk bagaimana mencampurnya saya tidak terlalu paham tapi yang pasti secara genetika adalah 50% Wagyu, 50% jenis non-Wagyu,” jelas Stefu.

 

Sedangkan untuk klasifikasi wagyu F2, Stefu mengatakan, genetik wagyu asli sebesar 75% dan sisanya merupakan sapi non-wagyu, kemudian untuk tipe wagyu F3 sapi memiliki kandungan genetika wagyu asli 87%.

 

Sementara untuk tipe wagyu F4 atau lebih sering disebut dengan purebred wagyu adalah hasil genetika 93% sapi wagyu murni dengan 7% non-wagyu.

 

“Yang terakhir adalah full blood. Berarti full blood itu adalah 100% bibitnya adalah wagyu,” tukas Stefu. Secara kasat mata stefu mengungkapkan sulit untuk membedakan daging wagyu F1 dan full blood, namun semua dapat dilihat dari labeling pada daging. (M-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat