Mengenal 5 Klasifikasi Daging Wagyu Australia
![Mengenal 5 Klasifikasi Daging Wagyu Australia](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/01/09a2a3d160dfe38963e26d3cd4d2259a.jpg)
TERKENAL sebagai daging mahal, wagyu kini semakin banyak disajikan resto-resto yang mengusung kesan mewah atau sajian kualitas teratas. Dengan semakin tingginya permintaan wagyu, produsennya pun tidak lagi hanya peternakan sapi di Jepang, yang merupakan negara asal jenis sapi wagyu. Dalam bahasa Jepang, wa berarti Jepang dan gyu yang berarti sapi.
Australia yang merupakan salah satu negara teratas produsen daging sapi juga telah lama memproduksi daging wagyu, setelah mengimpor sapi wagyu dan mengembangbiakkannya sejak akhir tahun 90-an. Daging wagyu Australia kini memiliki beberapa klasifikasi.
Dalam kegiatan Aussie Beef Mates yang digelar di Swissotel Jakarta PIK Avenue, Chef Stefu Santoso yang berpengalaman dalam dunia daging, mengungkapkan ada 5 ragam wagyu Australia, mulai dari jenis F1 hingga full blood.
Menurut Stefu, klasifikasi wagyu itu dibedakan dari berapa banyak kandungan wagyu murni dalam sapi tersebut. “Jadi semakin sedikit kandungan wagyunya, otomatis dari sisi price dia akan jauh lebih murah,” ucap Stefu dalam presentasinya, Kamis (24/1).
Klasifikasi wagyu F1 merupakan sapi wagyu yang dikawinkan silang dengan sapi lain, sehingga kandungan dagingnya 50% bibit wagyu murni dan 50% lainya merupakan kandungan daging sapi lain.
“Wagyu bisa dicampur dengan Black Angus (jenis sapi) atau bisa dicampur dengan Hereford, atau bisa dicampur dengan yang lain, bergantung si peternak. Untuk bagaimana mencampurnya saya tidak terlalu paham tapi yang pasti secara genetika adalah 50% Wagyu, 50% jenis non-Wagyu,” jelas Stefu.
Sedangkan untuk klasifikasi wagyu F2, Stefu mengatakan, genetik wagyu asli sebesar 75% dan sisanya merupakan sapi non-wagyu, kemudian untuk tipe wagyu F3 sapi memiliki kandungan genetika wagyu asli 87%.
Sementara untuk tipe wagyu F4 atau lebih sering disebut dengan purebred wagyu adalah hasil genetika 93% sapi wagyu murni dengan 7% non-wagyu.
“Yang terakhir adalah full blood. Berarti full blood itu adalah 100% bibitnya adalah wagyu,” tukas Stefu. Secara kasat mata stefu mengungkapkan sulit untuk membedakan daging wagyu F1 dan full blood, namun semua dapat dilihat dari labeling pada daging. (M-1)
Terkini Lainnya
Mau Membuat Steak Wagyu Ala Chef Yuda Bustara? Yuk Simak Tips Berikut
Buka Puasa di The Luxton Bandung dan Dapatkan Gratis Staycation tanpa Diundi!
Grill & Thrill: A Spice Infusion Mahakarya Kolaborasi dari Maestro Kuliner Chef Erna dan Chef Ron di Aryaduta Bali
Restoran Steak Gunakan Daging Wagyu asal Sumatra
Puluhan Warga Asing Diduga Imigran Gelap Terdampar di Pantai Tegalbuleud
Timnas Tetap Berpeluang, meski tidak Semudah yang Dibayangkan
Hasil Drawing Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia: Indonesia Masuk Grup C Bersama Jepang
Pendiri WikiLeaks Julian Assange Pulang ke Australia sebagai Pria Bebas Setelah 12 Tahun
Kabupaten Bandung Raih 3 Penghargaan dari Pemerintah Australia
Populasi Greater Sydney Meningkat, Hunian Mixed-use Jadi Trend
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap