visitaaponce.com

Karpet Merah Pelancong Tiongkok

INDONESIA benar-benar tancap gas untuk memulihkan perekonomian nasional pascapandemi covid-19. Setelah mencabut pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), pemerintah membuka seluas-luasnya kedatangan warga yang datang dari Tiongkok ke Tanah Air. Padahal, perang melawan pagebluk di ‘Negeri Tirai Bambu’ itu belum selesai, bahkan varian baru covid-19, BF7, sedang menggila. Sebuah varian yang diduga bisa menembus kekebalan tubuh manusia.

Melihat fakta tersebut, tidak mengherankan bila sebanyak 16 negara mengetatkan kedatangan warga dari Tiongkok, yakni mewajibkan mereka menjalani tes PCR. Mereka tak mau kecolongan bila warga dari negeri Xi Jinping itu diberikan karpet merah. Mereka tak ingin negeri mereka tertular infeksi baru penyakit yang telah memorak-porandakan seluruh tatanan baku di seantero jagat itu. Di antara negara yang memberikan pengetatan warga dari Tiongkok ialah Amerika Serikat, Jepang, Taiwan, India, dan Italia.

Namun, Indonesia percaya diri. Semangat untuk mengejar pertumbuhan ekonomi menggebu-gebu setelah pencabutan PPKM. Salah satunya ialah menggenjot sektor pariwisata. Hal itu dilakukan setelah pemerintahan Tiongkok mengakhiri karantina untuk kedatangan per 8 Januari sehingga secara efektif membuka kembali perjalanan masuk dan keluar negara untuk pertama kalinya sejak Maret 2020.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyatakan siap menyambut pelancong dari ‘Negeri Panda’. Alasannya, selain pencabutan PPKM, tingkat kekebalan komunitas (herd immunity) sudah 98%. Sandiaga menargetkan kedatangan wisatawan mancanegara dari Tiongkok sebanyak 253 ribu jiwa. Target yang terbilang ambisius pada masa pemulihan ekonomi setelah merebaknya covid-19. Menurut Sandiaga, saat ini sudah ada beberapa permintaan maskapai internasional Tiongkok untuk membuka penerbangan langsung menuju Bali dan Jakarta. Sebaliknya, dia pun mengimbau kepada sejumlah maskapai nasional untuk membuka penerbangan langsung ke Tiongkok.

Pelancong dari Tiongkok memang memberikan kontribusi besar terhadap pariwisata Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah wisman asal Tiongkok dan Hong Kong sebelum pandemi covid-19 menyentuh 2,07 juta pada 2019. Namun, setelah pandemi menerjang, kunjungan turis Tiongkok anjlok hingga 94.924 jiwa selama periode Januari-Oktober 2022.

Meski pemerintah memberikan gaspol untuk pemulihan ekonomi, termasuk pariwisata, kondisi kesehatan masyarakat harus dijaga. Pasalnya, vaksin penguat (booster) masih jauh dari target yang dicanangkan. Data jumlah penduduk Indonesia yang telah mendapatkan vaksin booster per Jumat, 6 Januari 2023, tercatat 68,72 juta dosis. Jumlah itu hanya mencapai 29,29% dari target vaksinasi covid-19 nasional. Sementara itu, target vaksinasi covid-19 nasional sebanyak 234,66 juta dosis.

Di sisi lain, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan data covid-19 di Tiongkok tidak menggambarkan kondisi yang sebenarnya dengan jumlah pasien, jumlah yang dirawat di rumah sakit, dan angka kematian. Data WHO menyebutkan jumlah pasien covid-19 di Tiongkok yang menjalani rawat inap hingga kematian pada akhir 2022 hingga 1 Januari 2023 terdapat kenaikan hampir 50%. Sebanyak 22.416 kasus rawat inap dalam sepekan hingga 1 Januari 2023 jika dibandingkan dengan 15.161 kasus pada minggu sebelumnya.

Pepatah bijak sedia payung sebelum hujan belum basi. Pepatah dari nenek moyang yang mengajarkan kita untuk selalu menjaga kewaspadaan sembari mengantisipasi berbagai hal buruk yang akan terjadi, terlebih covid-19 belum benar-benar musnah dari bumi pertiwi.

Kedatangan pelancong dari Tiongkok tetap kita sambut dengan ramah sebagai tuan rumah yang baik. Namun, di sisi lain, kewaspadaan jangan terlindas oleh bejibunnya pundi-pundi pariwisata nasional. Ingat, keselamatan rakyat ialah hukum tertinggi.



Terkini Lainnya

Tautan Sahabat