visitaaponce.com

Saatnya Move On Bukan Baperan

PENETAPAN Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih hasil Pilpres 2024 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pagi tadi menandai berakhirnya proses politik pencarian calon pemimpin bangsa. Akhirnya rakyat Indonesia punya pemimpin baru yang akan dilantik pada Oktober 2024 nanti.

Penetapan itu dilakukan setelah gugatan sengketa Pilpres 2024 yang diajukan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD ditolak Mahkamah Konstitusi (MK).

KPU menetapkan pasangan Prabowo-Gibran sebagai pemenang atas dua pasangan calon lainnya dengan selisih cukup jauh, dengan perolehan 96.214.691 suara atau 58,59% dari 164.227.475 suara sah nasional Sementara itu, pasangan capres-cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mengantongi 40.971.906 suara atau 24,95% dari seluruh suara sah nasional. Terakhir, capres-cawapres nomor Ganjar Pranowo-Mahfud MD mendapat 27.040.878 suara atau 16,47% dari seluruh suara sah nasional.

Meski tahapan pemilu diwarnai tudingan kecurangan dan keberpihakan pemerintah, faktanya pemilu berhasil dilalui dengan aman. Pilihan-pilihan berbeda dalam pemilu tak membuat anak bangsa terpecah. Rakyat kian terdidik dalam tiap kali gelaran Pilpres sejak sistem pemilihan langsung dimulai pada 2004. Rakyat telah merasakan sendiri kerugiannya jika perbedaan pilihan dalam pemilu dibawa ke ranah bermasyarakat.

Karena itu, kecerdasan berpolitik yang kian mengkristal dalam Pilpres 2024 mesti disyukuri bersama dan terus ditegakkan pada pikpres-pilpres berikutnya. Semua mesti paham pilpres hanyalah cara, bukan tujuan dari berdemokrasi. Memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, itu tujuan akhir kita berdemokrasi.

Kecerdasan berpolitik rakyat itu tentunya tak lepas dari langkah para elit politik yang menjadi panutan mereka. Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, contohnya, yang tadi pagi ikut hadir dalam penetapan hasil Pilpres 2024. Tak cuma mendengarkan pengumuman KPU atas hasil kekalahan mereka, Metro TV, Anies-Muhaimin justru terlibat percakapan yang hangat dan penuh tawa dengan Prabowo-Gibran.

Potret kedewasaan dan kebesaran hati ditunjukkan oleh empat elite politik tersebut. Momen itu sekaligus menunjukkan the game is over dan saatnya move on ke masalah bangsa lebih penting.

Sayangnya momen bersatu dalam kehangatan para elit politik itu tak dihadiri oleh Ganjar-Mahfud. Jika ketiga pasangan peserta Pilpres 2024 itu bisa berkumpul di momen tersebut, hal itu tentunya akan membentuk opini masyarakat bahwa proses pilpres sudah benar-benar usai. Tak ada lagi kekecewaan, apalagi baper-baperan.

Kompetisi dalam pilpres memang membutuhkan sosok yang punya sikap kenegarawanan yang tinggi. Bukan seperti manusia biasa, para calon pemimpin ialah sosok super yang siap menang dan siap kalah. Mereka mampu menempatkan kepentingan bangsa di atas segalanya, bukan memperjuangkan kepentingan partai.

Apalagi masalah yang tengah dihadapi bangsa ini sedang berat-beratnya. Di saat korupsi masih sulit diredam, ekonomi pun masih morat-marit.

Lembaran baru memang mesti dibuka. Terlalu lama terpaku di satu lembaran hanya akan membuat masalah bangsa ini makin lama diselesaikan. Saatnya beralih ke lembaran berikutnya.



Terkini Lainnya

Tautan Sahabat