visitaaponce.com

Singapore Airlines Kumpulkan Rp232 Triliun Selama Pandemi dari Temasek

Singapore Airlines Kumpulkan Rp232 Triliun Selama Pandemi dari Temasek
Singapore Airlines(AFP)

MASKAPAI Singapore Airlines (SIA) berhasil mengumpulkan US$16 miliar atau sekitar Rp232 triliun sejak awal pandemi covid-19 berkat bantuan dari perusahaan investasi pemerintah, Temasek Holdings. Pundi-pundi uang itu dinilai menempatkan SIA dalam posisi dominan di antara para pesaingnya di Asia Tenggara yang fokus melakukan restrukturisasi.

Tak dipungkiri krisis covid-19 mengancam dunia penerbangan global, terlebih bagi negara yang tidak memiliki pasar domestik seperti SIA, Cathay Pacific Airways Hong Kong dan Emirates Dubai. Namun, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong pada tahun lalu mengatakan pihaknya bertekad mempertahankan bisnis SIA di tengah gempuran pandemi.

Pemegang saham Temasek Holdings yang mayoritasnya milik pemerintah Singapura, dikabarkan bertanggung jawab atas salah satu paket penyelamatan maskapai penerbangan terbesar di dunia itu. Berkat itu, SIA memiliki cukup dana untuk terus beroperasi setidaknya selama dua tahun lagi tanpa pemotongan, dan memodernisasi armadanya untuk menghemat bahan bakar, mengurangi biaya perawatan, dan lainnya.

"Krisis ini menunjukkan pentingnya memiliki investor dari negara sebagai pendukung utamanya," kata seorang bankir, yang tidak disebutkan namanya, Kamis (8/7).

Tumpukan uang SIA membuat iri rival maskapai di Asing Tenggara, seperti Thai Airways dan maskapai lain yang dilaporkan hanya mendapat sedikit bantuan dari pemerintah masing-masing. Maskapai lain, seperti halnya Garuda Indonesia bahkan memangkas armadanya demi menyelamatkan bisnis penerbangan di tengah sepinya penumpang.

“Pada dasarnya apa yang coba dilakukan oleh maskapai-maskapai ini adalah berusaha untuk menangkal debitur mereka,” kata Subhas Menon, direktur jenderal Association of Asia Pacific Airlines.

SIA, sementara itu, sedang meningkatkan armadanya dan memperkuat maskapai penerbangan murahnya, Scoot. Di Eropa dan Amerika Utara, perjalanan liburan telah membawa pemulihan. Jika itu berlaku di Asia, maskapai murah akan menjadi dianggap penting bagi maskapai penerbangan.

Setelah memusnahkan pesawat yang lebih tua dan memotong 20 persen staf tahun lalu, SIA berada di bawah tekanan yang tidak terlalu mendesak untuk lebih banyak perampingan.

SIA menangguhkan pengeluaran sebesar 4 miliar dollar Singapura untuk pesawat baru selama tiga tahun setelah mencapai kesepakatan dengan produsen Airbus dan Boeing. Tetapi karena pesanan yang besar, perusahaan itu masih menghabiskan 3,7 miliar dollar Singapura untuk membeli atau menyewa pesawat baru dan menambahkan setidaknya 19 pesawat ke armadanya tahun ini. (Channel News Asia/OL-8)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat