visitaaponce.com

Menko Airlangga Harap Pengembangan Bandara Hang Nadim Batam Dorong Kawasan BKK

Menko Airlangga Harap Pengembangan Bandara Hang Nadim Batam Dorong Kawasan BKK
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.(Ist/Kemenko Perekonomian)

UNTUK mengakselerasi pengembangan kawasan Batam, Bintan, Karimun (BBK) telah dilaksanakan penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) antara Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam) dan Badan Usaha Pelaksana Proyek KPBU Pengembangan Bandara Internasional Hang Nadim Batam, pada Selasa (12/12).

“Penandatanganan PKS ini menandai era baru dari proses panjang dalam upaya percepatan pengembangan Bandara Hang Nadim Batam dalam menunjang pengembangan Kawasan BBK,"  jelas Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, secara virtual di Jakarta.

"Serta menunjang pengembangan kawasan regional Indonesia bagian barat, maupun menghubungkan dengan pasar global seperti Korea, Jepang, dan Tiongkok, bahkan bisa menjangkau Amerika Serikat,” jelas  Airlangga dalam keterangan tertulis, Rabu (22/12).

Pengembangan Kawasan BBK (Batam, Bintan, dan Karimun) diharapkan mendorong terbukanya akses penerbangan yang langsung, terutama ke Korea Selatan, Tiongkok, serta beberapa negara lain.

Di samping itu, Batam akan dapat menjadi alternatif hub untuk penerbangan internasional, terutama ke Pulau Jawa, Bali, NTB, Sulawesi, Maluku, dan Papua dengan memanfaatkan jaringan bandara yang dioperasionalkan oleh Angkasa Pura I tersebut.

Dengan semakin terbukanya jaringan penerbangan internasional dari dan ke Batam, yang tidak hanya untuk penumpang tetapi juga kargo, maka akan mempercepat pemulihan dan pengembangan industri pariwisata di Kawasan BBK.

Penerbangan internasional dari dan ke Batam dapat mengefisienkan layanan kargo yang akan dapat meningkatkan daya saing industri dan mengurangi biaya logistik di Batam.

Selain itu, juga dapat mendorong supply chain barang elektronik, baik dari bahan baku maupun produknya sendiri.

Pelaksanaan kerja sama pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) ini, juga membuka peluang yang dapat ditangkap oleh Batam.

Peluang itu antara lain berupa terbukanya lalu lintas penerbangan, baik domestik maupun internasional, mendukung penerbangan haji dan umroh, pengembangan tujuan pariwisata kolaboratif, dan pengembangan Batam sebagai Logistic Aerocity (e-commerce dan cold chain product).

Peluang tersebut diyakini akan dapat dicapai dengan memperhatikan kapasitas dan kapabilitas anggota konsorsium, yakni PT Angkasa Pura I telah mengelola 15 bandara di Indonesia dengan layanan 83,4 juta penumpang dan 556 ribu ton kargo pada 2019.

Incheon International Airport Corporation telah mengelola Bandara Internasional Incheon yang memiliki superprioritas jaringan rute antar benua dengan 88 maskapai, 52 negara destinasi, dan 173 kota destinasi, dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. yang memiliki portofolio overseas project di Asia dan Afrika.

“KPBU Hang Nadim Batam merupakan proyek brownfield dengan nilai investasi sebesar Rp6,9 triliun dengan masa kerja sama selama 25 tahun," kata Menko Perekonomian.

"Diharapkan KPBU ini dapat memberikan manfaat langsung kepada BP Batam senilai Rp34,58 triliun," jelasnya.

"Adapun dampak tidak langsung, namun sangat diperlukan, adalah terjadinya peningkatan pelayanan kebandarudaraan dengan target awal untuk lima tahun ke depan, yaitu pelayanan penumpang sebesar dua kali lipat dan pelayanan kargo sebesar 1,5 kali lipat yang dihitung dengan capaian tahun 2019 sebelum pandemi Covid-19,” paparAirlangga.

Kekuatan badan usaha konsorsium tersebut diyakini akan dapat menyusun dan menerapkan strategi pengembangan rute yang berorientasi ke global transhipment.

Pengembangan itu menjadikan Batam sebagai hub logistik nasional degan gateway in/out Amerika Serikat - Korea Selatan - Batam dan Tiongkok - Batam.

Tak hanya itu, Batam juga bisa menjadi Singapore market shifting dengan peningkatan fasilitas dan layanan warehousing, e-commerce fulfillment center dengan target produk ke Tiongkok dan Korea Selatan, serta meningkatkan ekspor produk pertanian dan perikanan dari Indonesia ke mancanegara.

“Memperhatikan tujuan dan dampak besar dari pelaksanaan KPBU tersebut, maka saya mengharapkan bahwa operasionalisasi PKS hari ini dapat segera dijalankan dalam satu sampai dua bulan ke depan," tutur Airlangga.

"Saya juga berharap proyek Bandara Hang Nadim ini akan dapat menjadi jembatan untuk kerja bersama, maju bersama, dan sejahtera bersama, antara Indonesia dan Korea Selatan,” pungkas Menko Airlangga. (RO/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat