Perang Jatuhkan Saham tetapi Minyak dan Emas Meroket
![Perang Jatuhkan Saham tetapi Minyak dan Emas Meroket](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/03/0f33a17b6cc461a5a8073e97525593c9.jpg)
PASAR ekuitas jatuh pada Senin (7/3). Namun harga minyak melonjak mendekati level tertinggi dalam 14 tahun dan emas sebagai investasi menembus harga US$2.000 karena investor semakin takut tentang dampak perang Ukraina terhadap ekonomi global.
Lantai perdagangan menjadi lautan merah di bursa awal dengan para ahli memperingatkan periode stagflasi dengan lonjakan minyak mentah yang kemungkinan menyalakan api di bawah inflasi yang sudah tinggi. Komoditas tersebut meroket hampir 18% menjadi US$139,13--tingkat yang tidak terlihat sejak pertengahan 2008--setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Gedung Putih dan sekutunya sedang dalam pembicaraan tentang pelarangan impor dari Rusia.
Dengan pelarangan bagi negara produsen minyak terbesar ketiga tersebut, langkah seperti itu akan menambah krisis pasokan tepat saat permintaan meningkat. Komoditas lain yang bersumber dari daerah seperti gandum dan logam juga naik tajam.
Mike Muller dari Vitol memperingatkan 'rasa sakit' lebih lanjut. "Kita memiliki banyak tikungan dan belokan yang akan datang," katanya dalam podcast yang diproduksi oleh konsultan dan penerbit Gulf Intelligence yang berbasis di Dubai.
"Sementara saya pikir dunia sudah memperhitungkan fakta bahwa akan ada ketidakmampuan untuk mengambil sejumlah besar minyak Rusia di belahan bumi barat. Saya rasa kita belum menetapkan harga dalam segala hal."
Pemerintahan dunia sampai sekarang tidak memasukkan minyak Rusia dalam sanksi luas mereka di Moskow karena kekhawatiran tentang dampaknya terhadap harga dan konsumen. Meskipun demikian perdagangan menjadi semakin sulit karena bank menarik pembiayaan dan biaya pengiriman meningkat.
Lonjakan minyak mentah membuat bank sentral pusing karena mereka mulai memperketat kebijakan moneter era pandemi untuk memerangi inflasi, yang sudah mencapai level tertinggi 40 tahun di Amerika Serikat. Dana Moneter Internasional memperingatkan pada akhir pekan bahwa perang dan sanksi terhadap Rusia akan memiliki dampak parah pada ekonomi global.
Pada hari ini, bursa Asia berada jauh di zona merah dengan Hong Kong pada satu titik kehilangan lebih dari 4%. Bursa Tokyo dan Taipei turun lebih dari 3%.
Seoul dan Manila keduanya turun lebih dari 2%. Shanghai, Sydney, dan Wellington turun lebih dari 1%. Kerugian besar juga terjadi di Singapura dan Jakarta. Bursa AS turun tajam.
Terkini Lainnya
Korea Utara Gelar Pertemuan Plenari Partai Pekerja Korea Bahas Kerja Sama dengan Rusia
Serangan Rusia di Ukraina Menewaskan 12 Orang, Termasuk 4 Anak-Anak
Sempat Anjlok Akibat Politik di Rusia dan Timur Tengah, Ekspor Rumput Laut Menggeliat Lagi
Diundang Ikut Olimpiade Paris 2024, Atlet Tenis Rusia Kompak Menolak
Rusia Serang Pangkalan Udara Ukraina Tempat Pasokan Pesawat Barat
IHSG Ditutup Menguat Lampaui 6.950
Berkunjung ke Ukraina, Aktivis HAM Natalius Pigai Usulkan 8 Poin Perlindungan Warga Sipil
Guru Besar Unas Yuddy Chrisnandi Luncurkan Buku ke-17, Tekankan Pentingnya Perdamaian Dunia
Ukraina vs Belgia: Duel Penentuan Tiket ke Babak 16 Besar Euro 2024
Rusia Salahkan AS Akibat Serangan Rudal Ukraina di Krimea
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap