visitaaponce.com

Yen Sentuh Level Terendah terhadap Dolar AS dalam Lima Tahun

Yen Sentuh Level Terendah terhadap Dolar AS dalam Lima Tahun
Seorang pria memegang uang 1.000 yen saat berbelanja di daerah Sunamachi Tokyo pada 9 Maret 2022.(AFP/Charly Triballeau.)

MATA uang Jepang, yen, jatuh ke level terendah terhadap dolar AS dalam lima tahun pada Jumat (11/3). Ini karena analis mengatakan nilai mata uang Jepang semakin melemah oleh kenaikan imbal hasil treasury AS.

Satu dolar AS dibeli 116,29 yen sekitar pukul 01.30 GMT, tingkat terendah sejak Januari 2017. Yen, yang sering dianggap sebagai mata uang safe-haven, telah mengalami tren penurunan sejak tahun lalu karena para pedagang mengambil sikap yang lebih optimis terhadap ekonomi global setelah kejutan penguncian virus.

"Sejak kami memiliki poros Fed hawkish yang dimulai pada Juni tahun lalu, imbal hasil treasury AS secara efektif berada dalam tren meningkat, jelas dengan banyak volatilitas. Itu telah menarik yen melemah," Ray Attrill, kepala strategi valas di National Australia Bank, mengatakan kepada AFP.

Yen telah kehilangan nilai hingga 10% nilainya terhadap dolar pada 2021, setelah empat tahun pertumbuhan yang lambat. Imbal hasil treasury AS 10 tahun naik menjadi 2% semalam, Attrill mengatakan Jumat, mencatat bahwa kebijakan Bank of Japan menyematkan imbal hasil obligasi Jepang yang setara dengan nol.

Kenaikan besar dalam harga minyak terkait dengan invasi Rusia ke tetangganya Ukraina juga menjadi faktor negatif secara keseluruhan untuk yen, meskipun baru-baru ini terjadi pelonggaran kenaikan harga energi. "Mengingat besarnya tekanan geopolitik dan sentimen risiko negatif, Anda akan berpikir bahwa yen sebenarnya akan lebih kuat dan menampilkan lebih banyak karakteristik safe-haven. Jadi, sebenarnya bukan itu masalahnya," kata Attrill.

Baca juga: Bayer Jual Unit Pengendalian Hama ke Perusahaan Ekuitas Inggris

Namun, "Kenaikan tajam harga komoditas, dan harga energi khususnya, merupakan negatif besar dalam hal guncangan ekonomi, perdagangan, untuk Jepang, menjadi pengimpor energi yang begitu besar," jelasnya. (AFP/OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat