Solar Langka, Organda Jangan sampai Penumpang Turun di tengah Jalan
KETERSEDIAAN bahan bakar minyak (BBM) jenis solar subsidi menjadi tantangan tersendiri bagi angkutan penumpang pada periode mudik lebaran tahun 2022. Utamanya bagi operator bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP).
Kelangkaan solar akibat adanya pembatasan sudah menjadi fakta yang terjadi belakangan ini. Oleh sebab itu, para pemilik Perusahaan Otobus (PO) melalui Organisasi Angkutan Darat (Organda) meminta para stakeholder memberikan aturan yang tegas dan jelas mengenai pembelian solar subsidi di lapangan sebelum arus mudik dimulai
"Kami meminta pada BPH Migas dan Pertamina untuk tidak membatasi solar subsidi kepada angkutan penumpang pada periode mudik nanti. Kasihan para penumpang jika harus terhenti di tengah jalan, akibat bus tidak dapat bahan bakar," ujar Ketua Bidang Angkutan Penumpang DPP Organda, Kurnia Lesani Adnan, kepada Metro TV, Senin (4/4/2022).
Menurut Sani, hal ini didasarkan pengalaman selama 1 bulan terakhir kendaraan angkutan penumpang di jalur Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi kesulitan mendapat solar subsidi. Bahkan baru-baru ini juga menimpa PO-PO di Pulau Jawa. Para operator bus harus antre berjam-jam hanya untuk mendapatkan solar agar bisa melanjutkan perjalanan.
Ia mencontohkan untuk angkutan dengan rute Riau-Blitar, bus membutuhkan 700 liter solar dengan perjalanan selama 3 hari atau sekitar 230 liter solar per harinya. Namun akibat adanya kelangkaan serta pembatasan 150 liter solar per kendaraan di Sumatra, bus tersebut mengalami keterlambatan, dan berdampak pada kenyamanan penumpang.
"Kalau dalam 24 jam hanya mendapatkan 150 liter solar, dan dalam tiga hari hanya terisi 450 liter, sementara butuhnya 700 liter, lantas bagaimana operasional bus ini? apakah harus berhenti di tengah jalan, kan kasihan penumpang," keluh Sani.
Mirisnya lagi, menurut Sani, ketika menemukan adanya SPBU yang sudah kehabisan solar subsidi, di sekitarnya terdapat banyak penjual solar eceran. Mereka rata-rata menjual dengan harga Rp8ribu hingga Rp9ribu per liter dalam kemasan jeriken.
"Ini yang kami sayangkan kalau pemerintah tidak tegas dan tidak bisa mengakomodir kebutuhan para operator angkutan penumpang. Dampaknya tentu perjalanan masyarakat terganggu," tandas Sani.
Organda pun berharap sebelum memasuki periode mudik lebaran, pemerintah dan stakeholder terkait dapat memastikan solar subsidi dapat tersedia dengan adil bagi pihak-pihak yang memang berhak mendapatkannya. (Ren/A-3)
Terkini Lainnya
Penumpang KAI Puncak Arus Balik Libur Idul Adha Capai 39 Ribu
Ombudsman Beberkan Karut Marut Program Mudik Gratis
Survei: 86,5 Persen Pemudik Puas atas Kinerja Polantas Selama Mudik Lebaran 2024
Survei: 73,9 Persen Publik Puas atas Pelaksanaan Mudik 2024
Presiden Apresiasi Penanganan Mudik Tahun 2024 Berjalan Baik
Program Mudik Gratis Bermasalah dan Harus Dibenahi
Pemerintah Tegaskan Harga Pertalite dan Solar tidak Berubah
Pertamina Pastikan Stok BBM dan Elpiji Bersubsidi Aman Jelang Hari Raya Idul Adha
Mandatori B40 Dapat Hemat Devisa hingga Rp244 Triliun
Pertamina Dapat Kompensasi Solar-Pertalite sebesar Rp43,52 Triliun
Penggerebekan Gudang Solar Curian di Medan Labuhan tidak Libatkan Polisi
Banyak Diselundupkan ke Luar Pulau, Solar Subsidi di Nagekeo Langka
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap