IMF Utang Tinggi Dapat Perlambat Pemulihan Negara
![IMF: Utang Tinggi Dapat Perlambat Pemulihan Negara](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/04/3734d31e07210c10a74377ab36dffb16.jpg)
UTANG yang terakumulasi oleh bisnis dan individu di seluruh dunia dapat memperlambat pemulihan ekonomi dari krisis pandemi. IMF memperingatkan itu pada Senin (18/3).
Pemerintah mengambil langkah-langkah luar biasa untuk mendukung ekonomi mereka ketika covid-19 menyebar dua tahun lalu, termasuk meluncurkan penangguhan pembayaran utang atau menawarkan pinjaman skala besar. Namun program-program ini menghasilkan tingkat utang yang lebih tinggi untuk beberapa sektor, termasuk yang paling terganggu oleh virus, seperti pariwisata dan restoran, serta rumah tangga berpenghasilan rendah.
Dalam bab dari World Economic Outlook, IMF mengatakan beban utang dapat menahan pertumbuhan di negara maju sebesar 0,9% dan di pasar negara berkembang sebesar 1,3% selama tiga tahun ke depan. "Rumah tangga yang dibatasi secara finansial dan perusahaan rentan telah tumbuh dalam jumlah dan proporsi selama pandemi covid-19 diperkirakan memangkas pengeluaran lebih banyak, terutama di negara-negara dengan kerangka kepailitan tidak efisien dan ruang fiskal terbatas," kata pemberi pinjaman krisis yang berbasis di Washington itu.
Untuk menghindari masalah semakin parah, pemerintah harus mengalibrasi kecepatan menghapus program bantuan dan pengeluaran secara bertahap. "Ini bertujuan agar pemulihan berjalan dengan baik dan neraca dalam kondisi baik, dukungan fiskal dapat dikurangi lebih cepat, memfasilitasi pekerjaan bank sentral," kata IMF.
Baca juga: Twitter Pakai Pil Racun Hadapi Tawaran Paksa Elon Musk
Untuk sektor-sektor yang mengalami kesulitan, pemerintah dapat menawarkan bantuan untuk mencegah kebangkrutan atau memberikan insentif untuk restrukturisasi daripada likuidasi. "Untuk mengurangi beban keuangan publik, pajak sementara yang lebih tinggi atas keuntungan berlebih dapat dipertimbangkan. Ini akan membantu memulihkan sebagian transfer ke perusahaan yang tidak membutuhkannya," kata pemberi pinjaman. (AFP/OL-14)
Terkini Lainnya
Utang Jatuh Tempo Jumbo Tahun Depan, Pemerintah Harapkan Investor Reinvestasi
Soroti Utang Indonesia, Indef Singgung Stroke Ketiga
Pembunuhan Pegawai Koperasi di Palembang, Pelaku tidak Terima Kena Bunga Tinggi
Pembiayaan Utang hingga Mei 2024 Capai Rp132,2 Triliun
Ini Hal yang Boleh dan tidak Boleh Dilakukan saat Menggunakan PayLater
Airlangga Tolak Isu Defisit Anggaran Lampaui 3%
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap