Presiden Ketidakpastian Global bukan Alasan untuk Pesimistis
KETIDAKPASTIAN global yang berpotensi membayangi perekonomian pada tahun depan, bukan alasan untuk menjadi pesimistis.
Pasalnya, Indonesia memiliki modal yang cukup kuat untuk terus mendorong perekonomian ke level yang baik. Hal itu ditekankan Presiden Joko Widodo saat menyampaikan Pidato Pengantar APBN 2023 dan Nota Keuangannya..
"Ketidakpastian global tidak boleh membuat kita pesimistis. Dalam delapan tahun terakhir, kita telah memupuk modal penting untuk menciptakan ekosistem pembangunan yang lebih kondusif," kata Jokowi, sapaan akrabnya, dalam Sidang Tahunan MPR RI bersama DPR-DPD RI, Selasa (16/8).
Baca juga: RI Siap Jadi Produsen Kunci Baterai Lithium Global
Modal Indonesia itu harus diperkuat dengan pembangunan infrastruktur yang masif dan perbaikan kualitas sumber daya manusia. Serta, penyederhanaan aturan berusaha dan berinvestasi, sebagai upaya kunci memperkuat fondasi perekonomian nasional.
Transformasi struktural juga bakal terus dipacu untuk membangun mesin pertumbuhan ekonomi yang lebih solid dan berkelanjutan. Hilirisasi industri untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi turut diperkuat.
Kepala Negara juga menegaskan bahwa pemerintah terus mendorong pengembangan ekonomi hijau. Selain itu, penggunaan produk dalam negeri harus diprioritaskan, guna mengurangi ketergantungan impor. Ekonomi digital perlu difasilitasi, agar UMKM naik kelas dan melahirkan decacorn baru kelas dunia.
Baca juga: Pemerintah Gelontorkan Rp811,7 Triliun untuk Transfer Daerah di 2023
"Keseimbangan kebijakan makro-fiskal juga terus dijaga. Konsolidasi fiskal menjadi sangat krusial. Kesehatan APBN ditingkatkan, agar adaptif dan responsif dalam jangka menengah-panjang," pungkas Presiden.
Menurut Jokowi, sejumlah langkah perlu dilakukan lantaran risiko perekonomian global diperkirakan masih terjadi pada 2023. Oleh karena itu, optimisme mesti dipupuk, alih-alih mengembangkan rasa pesimis menatap tahun depan.
Pihaknya meminta semua pihak untuk tetap waspada. Kewaspadaan itu juga bentuk anitisipasi terhadap dampak pelemahan ekonomi global yang mungkin merambat ke dalam negeri. Apalagi, saat ini konflik geopolitik dan perang Rusia-Ukraina telah menyebabkan eskalasi gangguan aspek suplai komoditas.(OL-11)
Terkini Lainnya
Dari Pemerintahan Hingga Perbincangan Hangat di Debat Cawapres, Siapa Tom Lembong?
Megawati Kenang KTT Non Blok Pertama di Beograd saat Resmikan Prasasti Arsip Kepresidenan
Pidato Jokowi Tonjolkan Emosi Ketimbang Capaian Hukum
Catatan Pidato RAPBN 2024: Bagus dalam Rencana Lemah saat Implementasi
Ganjar Siap Lari Maraton Lanjutkan Kerja Menuju Indonesia Emas 2045
Putin Ucapkan Pesan Tahun Baru untuk Negara-Negara Sahabatnya
Realisasi Anggaran Infrastruktur di 2023 Mencapai Rp455,8 Triliun
Menakar Kinerja Keuangan Negara Empat Tahun Pemerintahan Jokowi-Amin
Ibas Bacakan Laporan Pertanggungjawaban APBN 2022 Dengan Sejumlah Masukan
Pemerintah Alokasikan Rp52 Triliun untuk Bayar Kenaikan Gaji ASN
Pemerintah Tetapkan Delapan Sektor Belanja Prioritas. Salah Satunya IKN
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap