visitaaponce.com

Pidato Jokowi Tonjolkan Emosi Ketimbang Capaian Hukum

Pidato Jokowi Tonjolkan Emosi Ketimbang Capaian Hukum
Pengamat menilai pidato Persiden Joko Widodo di sidang tahunan MPR tidak memaparkan hal-hal substansif.(Antara)

PENGAMAT Hukum Tata Negara Feri Amsari mengkritik pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kepala Negara dinilai tidak memaparkan hal-hal substantif dan malah menonjolkan emosi dalam sidang tahunan MPR pada 16 Agustus 2023.

"Pidato ini menunjukkan nuansa marah. Sebagai pemimpin yang bicara X, yang terjadi Y, bagi saya sikap memalukan," kata Feri dalam diskusi virtual Crosscheck Metrotvnews.com bertajuk "Keukeuh Jadi King Maker, Jokowi Kini Berhadapan dengan Partai Sendiri?" Minggu (20/8).

Feri menyoroti Jokowi sama sekali tidak menyinggung perkembangan hukum di eranya. Salah satunya soal janji Jokowi yang ingin memberantas korupsi dan memperkuat peran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Baca juga : Polusi Memburuk, Pidato Kenegaraan Jokowi Justru Minim Singgung Soal Lingkungan

"Indeks persepsi korupsi (IPK) kita turun dari 40 ke 34. Selama dua periode itu sebuah hal yang sangat memalukan karena jerih payah KPK sejak 2003 anjlok," ujar dia.

Menurut Feri, nihilnya pembahasan soal hukum lantaran Jokowi menyadari dirinya gagal. Sehingga isi pidatonya lebih banyak membahas perdebatan di media sosial.

"Itu sebabnya dengan ketidakpercayadirian Jokowi mencoba menitikkan ke satu hal bahwa kami berhasil dan kami harus dilanjutkan. Kalau tidak, ini akan sulit," jelas dia.

Feru juga menyinggung ucapan Jokowi soal pemimpin tidak cukup pintar, melainkan juga harus berani seperti dirinya. Padahal, keberanian Presiden dinilai lemah.

"Tidak berani menghadapi raksasa ekonomi, bergantung sekali dengan China, dan tidak berani menerapkan proses hukum lebih baik agar mafia peradilan diberantas," tutur dia.
(Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat