visitaaponce.com

Pertumbuhan Stabil, Pemulihan Ekonomi Indonesia Berlanjut

Pertumbuhan Stabil, Pemulihan Ekonomi Indonesia Berlanjut
Presiden Joko Widodo saat menyampaikan pidato pada Sidang Tahunan MPR RI dalam rangka HUT ke-78 Proklamasi Kemerdekaan RI, Rabu (16/8)(Dok. Ist)

Presiden Joko Widodo mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tujuh kuartal terakhir sejak akhir 2021, secara konsisten berada di atas 5%. Kondisi ini menjadikan Indonesia salah satu negara yang berhasil menangani krisis kesehatan dan memulihkan ekonomi dengan cepat dan baik.

Hal tersebut ditegaskan Kepala Negara saat memberikan Pidato dalam rangka Penyampaian RUU Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 dan Nota Keuangan, pada Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI dalam rangka HUT ke-78 Proklamasi Kemerdekaan RI, Rabu (16/8/2023) di di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Rabu (16/8).

Tingkat pengangguran, kata Presiden, berhasil diturunkan pemerintah dari yang sebelumnya 6,26% di Februari 2021 menjadi 5,45% pada Februari 2023. Sementara tingkat kemiskinan juga terus menurun menjadi 9,36% pada Maret 2023. Begitu juga dengan kemiskinan ekstrem yang turun dari 2,04% pada Maret 2022 menjadi 1,12% pada Maret 2023.

Baca juga: Presiden Pastikan Terus Kembangkan Food Estate Meski Dikritik PDIP

”Pemulihan ekonomi yang cepat dan kuat telah membawa Indonesia naik kelas, masuk kembali ke dalam kelompok negara berpendapatan menengah atas di tahun 2022,“ ujar Presiden.

Pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut dan membaik pasca pandemi. Semester satu 2023, ekonomi nasional tumbuh 5,1 persen. Inflasi Indonesia juga semakin terkendali dan mencapai 3,1 persen sampai dengan Juli 2023.

Baca juga: Presiden: Transfer ke Daerah Harus Beri Manfaat Nyata

Kebijakan fiskal Indonesia termasuk salah satu yang paling efektif dalam menangani pandemi dan menjaga pertumbuhan ekonomi. Defisit fiskal Indonesia sudah kembali di bawah 3 persen PDB, satu tahun lebih cepat dari rencana awal.

Pada pidatonya, Presiden juga mengatakan bahwa rasio utang Indonesia bahkan jadi salah satu yang paling rendah di antara kelompok negara G20 dan ASEAN, bahkan sudah menurun dari 40,7 persen PDB di tahun 2021 menjadi 37,8 persen per Juli 2023.

“Sebagai perbandingan, rasio utang Malaysia saat ini di tingkat 66,3 persen PDB, Tiongkok 77,1 persen, dan India 83,1 persen,” kata Presiden.

Meskipun dalam tiga tahun terakhir dunia dihadapkan pada guncangan hebat pandemi covid-19 yang menelan korban 6,9 juta manusia. Namun secara luar biasa Indonesia berhasil mengatasi tantangan besar akibat pandemi tersebut dengan hasil yang baik.

Sebelum Presiden menyampaikan pidatonya, Sidang Penyampaian RUU Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 dan Nota Keuangan dibuka oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani. (RO/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat