visitaaponce.com

BI Kondisi Perbankan Masih Sangat Baik

BI: Kondisi Perbankan Masih Sangat Baik
Petugas menarik tumpukan uang tunai sebelum didistribusikan melalui kantor cabang dan mesin ATM.(Antara)

GUBERNUR Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan bahwa saat ini kondisi perbankan di Tanah Air masih sangat baik. 

Dari sisi likuiditas perbankan, rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tercatat mencapai 29,46% pada Oktober 2022, atau meningkat dari bulan sebelumnya.

"Kondisi likuiditas perbankan dilihat dari AL/DPK, masih tetap tinggi di 29,46%. Angka ini bisa dikatakan sangat tinggi dalam sejarah, bahkan sebelum covid-19 (AL/DPK) paling tinggi itu 21%," ungkapnya secara virtual, Kamis (17/11).

Adapun permodalan perbankan juga dikatakannya tetap kuat dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio /CAR) September 2022 yang tetap tinggi sebesar 25,09%.

Baca juga: BI Kembali Naikkan Suku Bunga Acuan Menjadi 5,25%

Seiring dengan kuatnya permodalan, risiko tetap terkendali. Hal itu tercermin dari rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan /NPL) pada September 2022, yang tercatat 2,78% (bruto) dan 0,77% (neto).

Sementara, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2022 mencapai 9,41% (yoy), atau meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sejalan dengan net ekspansi pemerintah. Peningkatan DPK terjadi pada kelompok korporasi dan rumah tangga.

"Hasil simulasi BI menunjukkan bahwa ketahanan perbankan masih terjaga. Namun, potensi dampak dari sejumlah faktor risiko, baik dari sisi kondisi makroekonomi domestik maupun gejolak eksternal, tetap perlu diwaspadai," pungkas Perry.

Lalu, pertumbuhan kredit pada Oktober 2022 tercatat sebesar 11,95% (yoy), ditopang oleh peningkatan di seluruh jenis kredit dan hampir seluruh sektor ekonomi. Pemulihan intermediasi juga terjadi pada perbankan syariah, dengan pertumbuhan pembiayaan sebesar 18,4% (yoy).

Baca juga: Menkeu: Dukungan Rp4,2 T untuk Perkuat Pelayanan Kesehatan di Indonesia

Dari sisi penawaran, berlanjutnya perbaikan intermediasi perbankan didukung standar penyaluran kredit yang tetap longgar. Hal itu seiring dengan membaiknya appetite perbankan dalam penyaluran kredit terutama di sektor Industri, Perdagangan dan Pertanian.

Adapun dari sisi permintaan, peningkatan intermediasi ditopang oleh pemulihan kinerja korporasi dan rumah tangga yang terus berlanjut. Kinerja korporasi tercermin dari perbaikan kemampuan membayar, tingkat penjualan, dan belanja modal, terutama di sektor Pertambangan dan Perdagangan.

Kinerja rumah tangga tercermin dari konsumsi dan investasi rumah tangga yang membaik sejalan dengan optimisme konsumen. Pada segmen UMKM, pertumbuhan kredit UMKM pada Oktober 2022 tercatat sebesar 17,50% (yoy).(OL-11)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat