visitaaponce.com

Telkomsel Incar Pasar Telekomunikasi di Indonesia Timur

Telkomsel Incar Pasar Telekomunikasi di Indonesia Timur
Menara BTS di Jayapura, Papua(MI/Susanto)

PERTUMBUHAN bisnis telekomunikasi di Indonesia Timur lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan secara nasional. Karena itu, Telkomsel akan terus memperluas jaringan hingga ke pelosok agar masyarakat di Indonesia Timur bisa semakin mudah melakukan aktivitas perekonomian.

VP RAN Engineering and Project Telkomsel Akhmad mengatakan, Kawasan Indonesia Timur akan menjadi fokus dari Telkomsel.

“Kami sedikit share, memang kawasan Indonesia Timur itu menjadi fokus dari Telkomsel. Karena kalau kita lihat, kawasan Indonesia Timur ini selain marketnya besar, pertumbuhannya pun sangat luar biasa,” tukas Akhmad dalam diskusi bertajuk Menjaring Peluang Digital dari Indonesia Timur, Kamis (1/12).

Berdasarkan data BPS di 2022, pertumbuhan bisnis telekomunikasi di kawasan Indonesia Timur mencapai 14 persen, sedangkan nasional hanya lima persen. 

“Jadi memang kami dari sisi bisnis melihatnya juga perkembangannya sangat luar biasa. Sehingga tentunya Telkomsel sangat mendukung, dan kami pastinya selalu melakukan perluasan jaringan di sana,” jelas Akhmad.

“Telkomsel selama ini dikatakan paling Indonesia,  dan memang kita lihat coverage Telkomsel lah yang memang bisa menjangkau sampai ke pelosok. Jadi visi infrastruktur sesuai dengan pilarnya Telkomsel, yang pertama koneksi digital sendiri. Jadi kita menyiapkan konektivitas digital itu ke pelosok dengan 3G sebelumnya, 4G, dan sudah mulai ke 5G,” tuturnya.

“Yang kedua, kita juga menyiapkan digital platform agar bisnis mudah melakukan transaksi. Yang ketiga, kita menyiapkan layanan digital tentunya. Yang ini akan semakin mempermudah masyarakat untuk melakukan transaksi ekonomi, bisnis, atau pun pembelajaran online, dan aktivitas lainnya. Jadi, Telkomsel berkelanjutan untuk kita memperluas coverage di area timur Indonesia. Dan tentunya ini menjadi komitmen kami, kolaborasi tentunya dengan Kominfo juga,” ungkap Akhmad.

Tenaga Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika bidang Komunikasi dan Media Massa Devie Rahmawati mengungkapkan, ada dua hal yang harus dibenahi dengan serius dalam pengembangan ekonomi digital, yakni infrastruktur dan main structure (struktur utama).

Ia menegaskan, pemerintah tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik, yaitu memeratakan jaringan digital 4G di daerah 3T yang dibantu oleh pihak Telkomsel, tapi juga membangun manusia Indonesia agar pengembangan ekonomi digital segera tercapai.

Baca juga : Hadapi Resesi Global 2023, Industri Telekomunikasi Perlu Kolaborasi dalam Ekosistem Digital

Menurut Devie, infrastruktur kini tidak lagi menjadi masalah, karena masyarakat Indonesia sudah mampu menggunakan gawai atau gadget. Namun, permasalahan sebenarnya ada pada main structure, yang dalam hal ini adalah manusianya.

Devie mencontohkan bagaimana OJK mencatat kasus-kasus bencana digital akibat penipuan dari 2011 hingga 2021 yang telah merugikan uang rakyat sebesar Rp114 triliun.

Bencana digital akibat dari penipuan tersebut sudah pasti tidak memandang latar belakang pendidikan atau pun latar belakang ekonomi, karena hal itu terjadi sebagai akibat lemahnya literasi digital masyarakat Indonesia.

“Jadi jika bicara infrastrukturnya, Insya Allah bekerjanya sudah aman 4 shift, pagi sore siang malem. Tapi kita perlu sadar bukan persoalan infrastrukturnya yang jadi masalah. Kita tahu bagaimana OJK mencatat kasus-kasus bencana digital akibat penipuan itu datanya di periode 2011-2021 itu ada lebih dari 114 triliun uang rakyat, jadi bukan uang organisasi, bukan uang pemerintah yang hilang begitu saja,” tutur Devie.

“Nah itu persoalan manusianya, dan tidak ada hubungannya dengan tingkat pendidikan, itu juga sangat super serius,” lanjutnya.

Untuk mengatasi persoalan itu, Devie menyebutkan Kemenkominfo dan Kemendikbudristek telah menggelontorkan biaya yang cukup besar dalam memberikan beasiswa pada semua lapisan masyarakat guna menambah wawasan literasi digital.

“Kami memberikan beasiswa seluas-luasnya. Biasanya beasiswa kan untuk mahasiswa, tapi tidak. Siapa pun, anyone, termasuk teman-teman dari swasta, teman-teman leader dan sebagainya, karena dari data yang kami miliki, persoalan mendadak digital ini tidak mengenal latar belakang pendidikan, latar belakang ekonomi. Lemahnya literasi, walaupun sudah S3 sekalipun bisa kena penipuan. Nah, ini kami melalui Kominfo dan Kemendikbud menggelontorkan dana yang cukup besar untuk ini,” tambahnya.

Senada dengan Devie Rahmawati, Arief Wiriadinata selaku Manager Infrastruktur IT PT Freeport Indonesia mengatakan, untuk mendukung pengembangan transformasi digital di daerah, khususnya di tempat PT Freeport beroperasi, pihak PT Freeport harus mengajari masyarakat sekitar untuk melek teknologi dengan cara-cara yang lebih cepat.

“Dari kami, dari sisi infrastruktur sudah siap, walaupun masih kurang ya saya pikir, karena dari dulu kami menganggap diri kami sebagai yang terdepan dari sisi teknologi, dari adaptif dari sisi teknologi, perusahaan kami dari segi tambang,” kata Arief. (RO/OL-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat