Menkeu Tekankan Pentingnya Kolaborasi Pemerintah dan Dunia Usaha Hadapi Krisis Global
![Menkeu Tekankan Pentingnya Kolaborasi Pemerintah dan Dunia Usaha Hadapi Krisis Global](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/01/f52a823ee200d2a2143435fc5540df6b.jpg)
MENTERI Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya menjaga kolaborasi antara pemerintah dan dunia usaha dalam membangun perekonomian nasional. Upaya dari kedua pihak untuk menjaga ekonomi Indonesia dinilai membuahkan hasil yang positif, utamanya di masa pandemi covid-19.
Menurutnya, cara itu perlu untuk diterapkan kembali, utamanya di tengah ketidakpastian perekonomian dunia tahun ini. Apalagi tantangan tengah mengalami pergeseran dari isu kesehatan menjadi risiko finansial dan geopolitik.
"Dunia tengah menghadapi ancaman disrupsi ekonomi, kenaikan harga komoditas, inflasi, merosotnya kondisi sosial, dan pelemahan ekonomi yang berimbas terhadap ketahanan pangan dan energi, serta perubahan global supply chain yang di beberapa negara telah memicu gerak inflasi," ujar Sri Mulyani saat melakukan kunjungan kerja ke Cikarang, Jawa Barat, Jumat (27/1).
Kolaborasi antara pemerintah dan dunia usaha, lanjutnya, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan Indonesia menangkap anomali di tengah krisis agar mampu menelurkan kebijakan yang efektif. Sri Mulyani memastikan, pemerintah akan terus mendukung pebisnis melalui berbagai kebijakan strategis.
Salah satunya ialah melalui fasilitas dan insentif di bidang kepabeanan seperti fasilitas kawasan berikat dan kemudahan impor tujuan ekspor (KITE). Kebijakan di bidang tersebut dinilai efektif dan ampuh.
Berdasarkan hasil survei Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, kebijakan kawasan berikat dan KITE telah mendorong perbaikan kondisi industri nasional. Tren itu diharapkan terjaga dan terus mampu menunjang aktivitas bisnis nasional.
Dari hasil survei yang sama ditunjukkan bahwa persentase tenaga kerja terlatih pada perusahaan kawasan berikat meningkat 1%. Sedangkan pada perusahaan KITE peningkatannya mencapai 3%.
Sedangkan dari sisi investasi, perusahaan yang ada di kawasan berikat mencatatkan penambahan investasi sebesar Rp103 miliar di 2021. Sementara penambahan investasi pada perusahaan KITE tercatat sebesar Rp30,59 miliar.
Adapun dampak tidak langsung dari dua kebijakan itu disebut signifikan secara regional. Sebab ada peningkatan pada jenis usaha akomodasi sebesar 188,78%, perdagangan meningkat 165,32%, makanan meningkat 173,62%, dan transportasi meningkat 128,52% di sekitar perusahaan penerima fasilitas KITE.
Sedangkan dampak tidak langsung di sekitar perusahaan penerima fasilitas kawasan berikat yakni, ada peningkatan di sektor makanan sebesar 66,52%, transportasi 55,58%, perdagangan 35,04%, dan akomodasi 26,64%.
Dalam kunjungannya ke Cikarang, Sri Mulyani juga menyempatkan diri meninjau Cikarang Dry Port (CDP) guna melihat proses bisnis dan aktivitas tempat penimbunan sementara itu.
CDP beroperasi sejak 2010 dan merupakan bagian dari program pemerintah, yaitu Customs Advance Trade System dan Indonesian Blue Print Logistics guna menyederhanakan dan meningkatkan daya saing logistik Indonesia.
Saat ini, CDP bersinergi dengan Bea Cukai Cikarang melakukan transformasi perbaikan proses bisnis. Transformasi tersebut mencakup penguatan budaya, pengembangan proses bisnis, dan pengembangan system, seperti autogate system, behandle management system, dan electronic seal yang terintegrasi dengan CEISA.
Transformasi tersebut juga selaras dengan upaya pemerintah dalam National Logistics Ecosystem (NLE) sebagai inisiatif besar nasional yang bertujuan untuk mengurangi biaya logistik dan mempercepat pergerakan barang dalam rantai pasok. Mendukung hal ini, berbagai instansi kementerian/lembaga pun sudah terkoordinasi dalam memberikan pelayanan yang optimal, termasuk Kemenkeu.
"Kemenkeu berkomitmen untuk terus bekerja sama dalam melayani dunia usaha agar makin kompetitif dan produktif dengan penerapan kebijakan yang mendukung dunia usaha. Penerapan kebijakan dan prosedur yang semakin baik juga menjadi komitmen Presiden, untuk menjadikan Indonesia destinasi investasi, sehingga kita tidak hanya berinvestasi di domestik tetapi juga untuk ekspor," pungkasnya. (OL-8)
Terkini Lainnya
Utang Jatuh Tempo Jumbo Tahun Depan, Pemerintah Harapkan Investor Reinvestasi
Ketahanan Kesehatan Global
Akses Patogen Bisa Hemat Waktu Lebih Cepat Tanggulangi Pandemi
Hak Paten Bisa Menjadi Masalah Vaksin dalam Akses Patogen
Lonjakan Kasus Myopia pada Anak, Dokter Sarankan Cara Ini Agar Berkurang
Jemaah Haji Diingatkan Tetap Waspada Kasus Mers di Arab Saudi
Bank Indonesia Adalah Bank Sentral, Apa Peran Utamanya?
DBS Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tumbuh Mencapai 5 Persen
Rp16.500, Batas Maksimal Toleransi Pelemahan Rupiah Terhadap Dolar AS
Pengembangan UMKM Butuh Strategi yang Tepat
Oasis Central Sudirman Diharapkan Gerakkan Perekonomian Nasional melalui FDI
Kontribusi Pasar Modal terhadap Ekonomi Indonesia
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap