visitaaponce.com

Rekind Tuntaskan Empat Proyek Sulit, Kementerian ESDM Apresiasi

Rekind Tuntaskan Empat Proyek Sulit, Kementerian ESDM Apresiasi
Triharyo Indrawan Soesilo.(Dokumentasi pribadi.)

KEMENTERIAN Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mengapresiasi kinerja teknis PT Rekayasa Industri (Rekind). Hal ini terutama dalam membangun, mengembangkan, dan menyelesaikan empat proyek besar yang dikenal memiliki tingkat kesulitan tinggi. 

Keempat proyek tersebut ialah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Rantau Dedap, OSBL Revamping Outside Batttery Limit (OSBL) Aromatic TPPI, Kilang RDMP Balongan, dan Jambaran Tiung Biru. "Dari kemampuan teknis saya menyampaikan apresiasi dan mengucapkan selamat kepada seluruh jajaran Rekind karena saya mengikuti perkembangannya cukup detail proyek-proyek tersebut," kata Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Investasi, Triharyo Indrawan Soesilo, dalam keterangan tertulis, Selasa (28/2).

Itu merupakan apresiasi yang membanggakan untuk Rekind. Sekalipun tengah dihadapkan pada tantangan masalah finansial yang cukup berat dan diterpa pandemi covid-19, anak perusahaan PT Pupuk Indonesia itu tetap mampu menyuguhkan karya-karya terbaiknya di proyek yang ditugaskan. Ini merupakan bentuk komitmen Rekind untuk selalu menyelesaikan pekerjaan proyek dengan performa terbaik dalam kondisi apapun. Sepanjang sejarah berdirinya, belum pernah tercatat Rekind mangkrak dari proyek yang dikerjakannya.

Sejak 25 Desember 2021, Rekind merampungkan pekerjaannya di proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Rantau Dedap dengan kapasitas 90,9 MW di Muara Enim, Sumatra Selatan. Menurut Hengky, panggilan akrabnya, untuk meraih penyelesaian pekerjaan di proyek ini tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena tidak sedikit tantangan berat yang dihadapi, seperti lokasi proyek di atas pengunungan yang konsekwensinya sangat sulit untuk mengangkut material. Apalagi, jalan menuju lokasi proyek rawan longsor, menanjak ekstrem, dan berbatu. Selain itu, banyak pekerja terpapar covid-19. Di lokasi proyek sendiri temperatur suhu cukup rendah (rata-rata di area proyek 10⁰C-15⁰C). Ini di samping terdapat ancaman binatang liar/buas terhadap pekerja. 

Melalui pengerjaan OSBL Revamping Aromatic milik PT Trans–Pacific Petrochemical Indotama (TPPI), Rekind juga mengukir prestasi membanggakan. Upaya yang dilakukan ini sebagai salah satu bukti keterlibatan Rekind dalam mendukung program pemerintah guna menurunkan impor produk turunan petrokimia. Di proyek milik anak usaha PT Pertamina (Persero) itu, Rekind menggarap pembangunan EPC lima tangki produk sejak 17 Juni 2020 dan diselesaikan pada Desember 2021. Dalam proyek ini Rekind merupakan single entity (tidak bermitra) dan berperan sangat strategis untuk bidang EPC. 

Tangki yang dibangun Rekind meliputi tiga unit Mogas dengan kapasitas masing-masing 40.000 meter kubik, diameter mencapai 63,8 meter, dan tinggi 14,95 meter. Selain itu, terdapat 1 tangki Paraxylene dengan kapasitas 38.000 meter kubik, diameter 62 meter, dan tinggi 14,95 meter serta 1 tangki Sweet Naphtha dengan kapasitas 15.200 meter kubik, diameter 39,3 meter, dan tinggi 14,95 meter. Fungsi dari lima tangki itu tidak hanya mendukung keseluruhan proyek revamping aromatik, tetapi juga dapat meningkatkan fleksibilitas operasional kilang TPPI. Melalui proyek ini, nanti TPPI diharapkan bisa meningkatkan kapasitas produksi paraxylene dari 600 ribu menjadi 780 ribu ton setiap tahun dan benzena dari 440 ribu menjadi 500 ribu ton per tahun.

Di proyek Kilang RDMP Balongan, Rekind juga membubuhkan capaian kerja terbaik. Di Proyek Strategis Nasional (PSN) ini, satu-satunya perusahaan EPC milik pemerintah itu mampu mewujudkan peningkatan kapasistas Kilang RDMP Balongan dari 125 ribu barel menjadi 150 ribu barel per hari. Salah satu komponen yang ditambahkan Rekind guna menaikkan kapasitas Kilang RDMP Balongan yakni Preflash Column yang memiliki ketinggian 27 meter, diameter 3,5 meter, dan berat 104,2 ton. Fungsinya pemisah crude menjadi fraksi ringan (off gas dan nafta) di bagian atas dan fraksi yang lebih berat ke bagian bawah dengan bantuan steam sebagai sumber energi. "Pengerjaan Kilang RDM Balongan Phase 1 tanpa orang asing. Saya juga kebetulan mendapat tugas di Kilang Pertamina Internasional (KPI) untuk memantau langsung pengerjaannya, sangat baik. Kami  mengucapkan terima kasih, Rekind mampu meningkatkan kapasitas Kilang Balongan," kata alumnus ITB Jurusan Teknik Kimia Angkatan 1977 tersebut.  

Di Proyek Gas Processing Facility (GPF) Jambaran Tiung Biru (JTB), Rekind merupakan satu-satunya kontraktor Merah Putih yang menggantikan peran perusahaan EPC Asing. Di proyek ini Rekind mampu bermanuver dengan melakukan perubahan desain, mulai dari front end engineering design (FEED), engineering, procurement, construction and commisioning (EPCC), hingga start up (pengaliran gas dari GPF menuju metering area untuk disalurkan ke pipa distribusi yang selanjutnya diterima oleh para pembeli). 

Di Proyek Strategis Nasional itu, karya terbaik melalui pengembangan inovasi Rekind membuat JTB menjadi salah satu penghasil gas terbesar di Indonesia. Dari target 172 MMSCFD yang ditetapkan pemerintah, kini JTB bisa menghasilkan penjualan gas sebesar 192 MMSCFD. Artinya, ada selisih tambahan keuntungan untuk negara sebesar 20 MMSCFD. Sedikit gambaran, 1 MMSCFD setara dengan kurang lebih 25 ribu liter BBM. Kalau 20 MMSCFD berarti ada sekitar 500 ribu liter per hari sebagai bentuk sumbangsih Rekind dalam meningkatkan pendapatan negara.

Keberhasilan ini bisa terwujud melalui pemilihan proses teknologi komposisi gas yang ada di sumur gas oleh Rekind. Pemilihan teknologi inilah yang menyebabkan gas bersih JTB itu lebih tinggi produksinya dibandingkan dengan teknologi yang sebelumnya. Berlandaskan sejumlah kajian dan simulasi, Rekind kemudian memutuskan menggunakan teknologi Selexol dan Separex Membarane (UOP) serta Cansolv (Shell) yang mampu memisahkan CO2, H2S dari feed gas sumur gas JTB. Melalui teknologi inilah pemurnian gasnya sempurna sehingga produksinya itu jauh lebih besar.

"Mitra Rekind dalam pengerjaan proyek ini menyerah, karena memang teknologi yang dikembangkan di sini sangat sulit sekali, terutama untuk menghilangkan kandungan sulfur yang sangat tinggi. Alhamdulilah gasnya sudah mengalir, insyaallah full capacity dalam waktu yang tidak lama lagi. Ketiga proyek ini merupakan sebagian kecil karya-karya Rekind dalam kurun waktu perjalanannya selama 41 tahun menjadi perusahaan EPC nasional," tutup Hengky. (OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat